16

930 58 1.1K
                                    

Dear readers sayaaaang nggak capek buat ngingetin

1. Kalau ada part yg pakai bahasa Indonesia baku itu berarti dia lagi ngomong pakai bahasa Inggris yaa 😚

2. Mohon maaf kalau ada beberapa part yang miss yaa 🙏 maklum saya S2 Kedokterannya di universitas HOSPITAL PLAYLIST 😁🙏🙏🙏

3. Please be wise, be nice, & be kind sama komen-komennya biar nyaman dibaca yang lain yaa. Soalnya klean kan kesini selain baca AU juga baca komen 🤣🤣

4. Last but not least, enjooy ❤️




============================================================

"Aku kemari karena merindukan anak-anakku yang kebetulan ada di perutmu." Grace Williams tak mau repot-repot mengetuk pintu. Perempuan yang baru saja mengganti warna rambutnya menjadi cokelat madu itu tampak sudah mengenakan seragam scrub nya.

Sherina beralih dari komputernya dan tersenyum menatap teman baiknya itu. "Kau ada operasi sepagi ini?"

Grace mengangguk sambil menutup pintu lalu menghampiri Sherina sambil menarik kursi di depan meja kerja perempuan tersebut. " Dua puluh menit lagi. Hepaktomi parsial." Katanya membuat Sherina mengangguk paham.

"Berhenti menatap perutku seperti itu, Nona?" Canda Sherina tertawa geli mendapati bagaimana sahabatnya tersebut selalu berbinar ketika ia punya kesempatan untuk memegang perutnya. "Mereka masih akan tetap disana sampai beberapa waktu ke depan."

Mengabaikan ledekan Sherina, kini Grace sudah meletakkan tangannya disana. Mensejajarkan matanya dengan perut itu, Grace mulai berbicara dengan suara bayi favoritnya. "Hallo sayang-sayangku. Bagaimana kabar kalian hari ini?" Grace sesekali memindahkan tangannya ke beberapa sisi perut Sherina kemudian menatap sahabatnya itu. "Bukankah harusnya mereka sudah bergerak sekarang?"

"Seharusnya seperti itu. Nanti aku akan mampir ke tempat Richard. Aku perlu menanyakan juga soal kram perutku semalam."

"Yeah, lebih cepat lebih baik." Kata Grace setuju. Perempuan itu kemudian kembali tersenyum sekali lagi menatap perut buncit Sherina. "Apa kalian sudah bertemu dengan ayah kalian? Bagaimana rupanya? Apa dia tampan? Apa? Tidak lebih tampan daripada paman Rick?"

Sherina memukul pelan lengan sahabatnya itu. Membuat Grace tertawa ketika dia menarik tangannya.

"Aku dengar Rick sudah bertemu dengannya kemarin."

Sherina memutar bola matanya jengah. "Dokter tampan itu perlu belajar untuk tidak bergosip sembarangan."

"Itu bukan gosip kalau kenyataannya dia sekarang ada di tempatmu. Katakan padaku? Apa kalian sudah berbaikan?"

Sherina menghela nafas pelan. "Dia sudah menjelaskan semua."

"Lalu?"

"Entahlah. Tapi aku tetap ingin berpisah darinya."

"Tunggu sebentar, biar kusimpulkan. Kalian sudah bertemu lalu dia menjelaskan semua padamu tapi kau masih ingin berpisah. Apa itu artinya kau tidak mempercayainya?"

"Bukan begitu maksudku." Sherina sekali lagi menghela nafasnya. Kalau boleh jujur dia sendiri sebenarnya sedang bingung dengan apa yang dia inginkan. Di satu sisi dia hampir tak bisa membendung rasa senangnya karena kini Sadam kembali berada di dekatnya. Tapi di sisi lain ia hanya ingin melindungi dirinya supaya tidak terluka lebih dalam lagi.

"Aku hanya takut dia akan membuatku semakin terluka."

Kali ini Grace yang terlihat jengah. "Kau bisa sanggup bertahan mencintainya selama tujuh belas tahun tanpa ada yang tahu. Dan sekarang kau mau menyerah begitu saja?"

FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang