14

924 61 1.1K
                                    

Dear readers sayaaaang sebelumnya aku mau bilang niiih

1. Kalau ada part yg pakai bahasa Indonesia baku itu berarti dia lagi ngomong pakai bahasa Inggris yaa 😚

2. Please be wise, be nice, & be kind sama komen-komennya biar nyaman dibaca yang lain yaa. Soalnya klean kan kesini selain baca AU juga baca komen 🤣🤣

3. Last but not least, enjooy ❤️



===============================================

Begitu mesin mobilnya berhenti, pria itu menatap perempuan di sampingnya. Raka hampir saja tak bisa menahan diri untuk tidak membawa perempuan itu ke pelukannya.

"Sher?" Raka tersenyum menatap perempuan yang dari tadi hanya diam menatap keluar itu.

"Hm?" Hanya itu balasan Sherina. Perempuan itu bahkan tak mau repot-repot menoleh menatap lawan bicaranya.

"Aku ambil barang dulu ya di bagasi? Kamu tunggu dulu disini sebentar."

Sherina tetap diam tak merespon apapun yang disampaikan temannya itu. Begitu mendengar pintu disampingnya di buka lalu sesaat kemudian tertutup kembali, Sherina tahu dia sudah seorang diri sekarang. Perempuan itu menunggu suara bagasi mobil yang terbuka tapi nihil.

Keheningan yang menemaninya kini membuatnya melepaskan topeng itu. Topeng ketegaran yang selalu dia pakai sejak dia kehilangan kedua orang tuanya. Sherina terisak pelan mengingat perjalan hidupnya dari awal. Kalau saja waktu itu dia tak meminta kado ulang tahun jalan-jalan ke pantai ancol mungkin mereka tidak akan mengalami kecelakaan itu. Kalau saja waktu itu Sherina tahu diri dan menerima untuk dimasukkan ke panti asuhan mungkin dia tak perlu susah payah dan gagal menekan perasaannya. Kalau saja waktu itu dia tidak terlalu nyaman dengan kasih sayang yang diberikan Sadam dan orang tuanya mungkin Sherina bisa lebih mengontrol dirinya. Kalau saja bukan Sadam orangnya.

Tangis itu semakin menjadi menyadari bahwa ini semua adalah akibat dari kenaifannya sendiri. Sherina terlalu naif untuk percaya bahwa selama dia bersabar maka Sadam pasti akan berpaling padanya. Perempuan itu terlalu percaya bahwa kisah cinderella itu akan jadi nyata dihidupnya.

Tentu saja kisah itu memang sempat menjadi nyata sesaat. Terlalu indah malah. Membuat Sherina terbuai dan percaya bahwa penantian panjangnya sudah berakhir bahagia. Tapi sekali lagi Tuhan menyadarkannya dengan keji. Dia menyadarkan Sherina tepat saat perempuan itu berpikir bahwa hidupnya sudah sangat sempurna.

.

.

Raka yang dari tadi berdiri sambil menyandarkan tubuhnya di belakang mobil hanya bisa menghela nafas berat mendengar tangisan pilu itu semakin menjadi. Ya, pria itu sengaja memarkirkan mobilnya di sudut terjauh dari basement. Raka memilih disana karena dia tahu Sherina membutuhkannya. Tempat dimana banyak orang menghindarinya karena letaknya terlalu jauh dari pintu keluar parkiran tersebut. Raka paham bahwa perempuan itu membutuhkan keheningan hanya untuk melampiaskan kesedihan dan rasa kecewa yang sudah tak bisa dibendungnya.

Selama ini Raka memilih mengalah karena dia tahu bahwa dari awal Sadam adalah pemenangnya. Bahkan ketika mereka masih sama-sama duduk di bangku sekolah menengah, saat dia masih begitu dekat dengan pria itu, Raka tahu ada hal yang lebih dalam selain ikatan teman masa kecil diantara keduanya.

Raka tidak buta untuk tak bisa melihat bagaimana Sherina selalu tersenyum lembut setiap kali mata indahnya mendapati punggung Sadam dari kejauhan. Bagaimana mata cantik itu selalu berbinar setiap kali Sadam ada di dekatnya. Waktu itu Raka berpikir bahwa itu hanyalah rasa kagum sesaat seorang anak perempuan puber kepada kakak angkatnya yang tampan. Tapi ketika dia mendapati bagaimana Sadam selalu membenci anak laki-laki yang mencoba mendekati Sherina, ia tahu siapapun tak akan pernah punya kesempatan itu.

FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang