15

954 58 1.4K
                                    

Dear readers sayaaaang sebelumnya aku mau bilang niiih

1. Kalau ada part yg pakai bahasa Indonesia baku itu berarti dia lagi ngomong pakai bahasa Inggris yaa 😚

2. Please be wise, be nice, & be kind sama komen-komennya biar nyaman dibaca yang lain yaa. Soalnya klean kan kesini selain baca AU juga baca komen 🤣🤣

3. Last but not least, enjooy ❤️





============================================================

"Sinta, kamu sama Ayu bantuin bapak di belakang. Yang disini biar saya yang urus." Asha memberi perintah pada kedua karyawannya yang baru kembali dari jam makan siangnya. Membuat kedua perempuan muda itu langsung saja menuju ke lemari pendingin tempat dimana Pandu dan seorang supplier mereka berada.

Asha kembali sibuk dengan tumpukan nota dan kalkulator di depannya ketika mendengar suara lonceng diatas pintu itu berbunyi. Menandakan seseorang baru saja masuk. "Selamat da.." Kalimat itu menggantung ketika dia melihat siapa yang pengunjung tokonya itu.

Ratna Ardiwilaga tampak anggun ketika dia melangkah berkeliling menatap bunga-bunga yang ada disana. Di usianya yang tak lagi muda, perempuan tersebut terlihat awet muda dengan pakaian dan pembawaannya yang tak berlebihan tapi cukup menunjukkan kelasnya sebagai istri seorang Boss besar pemilik perkebunan.

"Mami?" Asha tampak berbinar ketika dia menghampiri perempuan paruh baya itu. "Tumben kesini. Ada yang bisa Asha bantu?"

Bu Ardiwilaga melirik sekilas sebelum dia kembali melihat bunga-bunga segar dengan berbagai jenis yang dijual disama. Pandangan perempuan itu lalu tertuju pada seikat bunga lonceng berwarna ungu.

"Itu bunga Hyacinth, Mi. Baru dateng tadi pagi. Wanginya sering dipakai buat pembuatan wangi parfum. Kebetulan lagi banyak yang cari makanya Asha stock dari hari ini."

Bu Ardiwilaga tersenyum tenang ketika tangannya mengelus pelan ujung bunga tersebut. "Kamu tau nggak legenda yang dibawa bunga ini?" Tanyanya membuat Asha menatap bingung dan tampak canggung ketika dia tersenyum sambil menggeleng.

"Menurut legenda Yunani bunga ini tuh lahir dari darah yang mengalir karena luka di kepala hyakinthos. Jadi bisa dibilang ini bunga tragedi." Bu Ardiwilaga lalu menarik seikat bunga tersebut dengan hati-hati selayaknya ahli. "Wanginya memang menggoda siapapun yang kebetulan ada di dekatnya." Dia mengagumi bunga itu sebentar mendapati bahwa umbi bunga tersebut masih ada disana.

Perempuan itu sekali lagi tersenyum tenang menatap Asha kemudian menarik telapak tangan perempuan tersebut dengan sedikit kasar. "Tapi umbinya." Bu Ardiwilaga kini menatap tajam tepat ke bola mata Asha ketika dia meletakkan ujung umbi bunga tersebut disana lalu memaksa Asha menggenggamnya. "Perlu dipotong karena dia beracun."

Tanpa disadari Asha dengan cepat menarik tangannya membuat bunga itu jatuh ke lantai. Bu Ardiwilaga tersenyum sinis menatap bunga cantik yang tergeletak di dekat kaki mereka itu.

"Saya mau ambil bunga ini ya." Kata Bu Ardiwilaga menujuk bunga yang masih tergeletak di lantai itu sambil sekali lagi tersenyum tenang lalu kembali menatap berkeliling. "Sekalian sama bunga Lily yang ada disana juga ya." Katanya merujuk seikat bunga terompet berwarna putih. "Tolong dirangkai yang bagus. Menantu saya suka banget soalnya. Ah, itu bunga Hyacinth nya tolong umbinya nggak usah dipotong ya. Biar saya sendiri yang ngilangin racun itu nanti."

Asha mengangguk. Ada ngeri tak terkira di hatinya ketika menyimpulkan ucapan wanita penuh wibawa di hadapannya ini. Perempuan tersebut seolah bukanlah orang yang sama yang dia temui ketika dia tiba-tiba bertamu ke rumah Sadam waktu itu. Apalagi ucapan terakhirnya seolah memperingatkan Asha bahwa dia tidak akan tinggal diam kalau sampai ada yang berani mengusik menantunya.

FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang