13. Bruno

1.6K 37 0
                                    

"Selamat pagi, Nyonya Arabella."

Bella membuka matanya perlahan yang terasa masih berat, dan melihat seorang perempuan muda berseragam maid yang berdiri tak jauh dari ranjang serta melayangkan senyum sopan kepadanya.

"Nama saya Sita. Hari ini saya yang akan membantu Nyonya beraktifitas."

Bella mengerjap bingung. "Te-terima kasih, Sita. Tapi rasanya aku tidak perlu dibantu..."

Sita semakin melebarkan senyumnya melihat wajah bangun tidur Bella yang masih terlihat cantik dan sangat menggemaskan. Pantas saja Tuannya begitu terpesona dengan wanita ini!

"Tuan Regan yang memerintahkan saya untuk membantu Anda, Nyonya. Tolong jangan ditolak jika tidak ingin Beliau memarahi saya."

Bella menghela napas pelan. Ketika ia menyibak selimut, tiba-tiba saja terdengar seruan tertahan yang membuatnya menatap heran kepada Sita yang sudah memalingkan wajahnya.

"Maaf, Nyonya... saya tidak sengaja melihat... uhm, itu..."

Bella yang semula tak mengerti maksud Sita, menunduk untuk melihat diri sendiri. Sontak ia pun memekik lirih saat menyadari bahwa seluruh kancing piyama bagian atasnya telah terbuka sempurna, dua gundukan dada bulat serta perut datar yang dipenuhi oleh jejak-jejak kemerahan bekas ciuman di hampir seluruh kulit keemasan itu!

Dengan wajah merona malu, Bella pun segera menutup dadanya yang terekspos dan mengancingkan piyamanya. Dalam hati ia mengutuk Regan yang sudah dapat dipastikan sebagai tersangka yang membuat tubuh bagian atasnya dipenuhi tanda cupang.

"Maaf," ucap lirihnya salah tingkah sambil menunduk.

Sita tersenyum melihat semburat merah mewarnai pipi dan leher wanita cantik itu. Ia pasti sangat malu. Ah, wanita ini bukan wanita murahan yang biasa tidur dengan Tuannya, lalu merasa telah menjadi Nyonya besar di keesokan paginya, sebelum tiba waktunya Tuan Regan mengusir mereka.

"Tidak masalah, Nyonya Arabella. Mari, saya bantu Anda ke kamar mandi. Air hangatnya juga sudah saya siapkan untuk Anda."

Bella tidak menolak ketika Sita membantunya beranjak dari ranjang, karena ternyata kepalanya memang masih terasa pusing. Namun ia menolak ketika Sita bermaksud memandikannya, karena ia masih merasa malu dengan bekas kecupan Regan yang memenuhi dadanya.

Pasti Regan melakukannya saat Bella sedang terlelap nyenyak akibat efek obat demam.

Sehabis berendam di air hangat, Bella merasa jauh lebih segar. Sita memilihkannya dress motif floral lembut, dan Bella tersenyum senang karena akhir-akhir ini Regan mulai sering memberinya busana 'normal' bukan lagi lingerie untuk dikenakan sehari-hari.

Sita membantu Bella menata rambutnya yang panjang dan ikal, lalu memakaikan make up tipis yang makin mempermanis wajahnya. Setelahnya merasa semua tugasnya selesai,  maid itu pun pamit kepada Bella untuk mengerjakan tugas-tugas yang lain.

Bella mematut dirinya di depan cermin untuk memeriksa penampilannya sekali lagi. Setelah dirasa puas dengan apa yang ia lihat, wanita itu pun melangkah keluar dari kamar menuju taman di samping rumah. Ia memutuskan untuk jalan-jalan sebentar sebelum waktunya sarapan.

Saat turun melalui sebuah tangga mewah yang meliuk indah ke lantai bawah, Bella berjalan melalui lorong panjang menuju bagian sayap kiri samping villa. Setelah beberapa hari tinggal di sini, Bella mulai pelan-pelan bisa menghapal bagian-bagian rumah megah ini.

Mungkin saja... mungkin... entahlah... Jika suatu saat nanti Bella memiliki cukup keberanian, mungkin ia akan mencoba untuk melarikan diri dari sini.

Bella memeluk tubuhnya yang mulai merasa menggigil. Bayangan dirinya melarikan diri dari rumah ini semakin membuatnya ketakutan. Kalau pun ia berhasil keluar dari rumah mewah di pinggir tebing yang dikawal ketat oleh penjaga ini, kemana ia akan pergi? Rumah besar ini sangat terpencil di atas gunung. Butuh hampir satu jam berkendara turun menuju perkampungan terdekat.

KLUB TUKAR ISTRI (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang