30. Bidadari

1K 23 0
                                    

Bella melebarkan matanya ketika ia keluar dari apartemen Axel dengan didampingi oleh Regan. Sepanjang koridor menuju lift telah dipenuhi oleh belasan pengawal yang bersandar tegak di dinding, kesemuanya menoleh ke arah mereka dan menganggukkan kepala kepada Regan.

"Jangan takut. Mereka cuma menjaga kita dari papparazi yang sering mengejarku," ucap Regan sembari menggenggam erat tangan Bella. "Ayo."

Bella berjalan bersisian dengan Regan menuju lift, yang ternyata juga sudah dijaga oleh tiga orang pengawal laki-laki. Kening Bella serta-merta mengernyit saat menyadari kalau alih-alih turun ke lantai bawah, mereka malah naik ke atas.

"Kita mau kemana?" Tanya Bella bingung.

"Ke rooftop. Transportasi kita menuju bandara ada di sana," sahut Regan santai.

Dan transportasi yang dimaksud ternyata adalah sebuah helikopter! Bella masih mematujg takjub tatkala melihatnya. Mereka ke bandara menggunakan helikopter??

"Tadinya aku sudah menyiapkan mobil di bawah untuk kita," ujar Regan dengan suara agak keras untuk mengalahkan bisingnya suara baling-baling heli yang menggelegar di udara. "Tapi aku khawatir kalau kamu tidak nyaman dengan semua kehebohan wartawan."

"Sebenarnya mereka heboh karena apa?? Apa ini ada hubungannya dengan keberadaanku yang disembunyikan di apartemen milik Axel?" Tanya Bella. Sampai sekarang ia bahkan sama sekali belum tahu masalahnya apa.

Regan menarik jemari lentik Bella dan mengarahkan ke wajahnya untuk dikecup. "Nanti kamu juga akan tahu," sahutnya sambil terkekeh pelan melihat wajah Bella yang tertekuk mendengar jawabannya.

Ia tahu Bella membutuhkan jawaban, namun di sisi lain ia juga tidak ingin merusak momen indah ini dengan hal yang bisa membuat mood Bella turun.

"Aaah!!" Bella terkesiap kaget ketika Regan tiba-tiba saja telah mengangkat pinggangnya untuk menaikkan tubuhnya ke helikopter, padahal ia bermaksud menaiki tangga kecil yang telah tersedia.

Jantungnya seketika bergemuruh bagai ombak yang memecah pantai, saat merasakan jemari besar dan hangat itu hinggap di pinggangnya serta mengangkat dirinya dengan begitu mudah seakan Bella tidak lebih ringan dari seringan kertas.

Regan membantu Bella mengenakan seat beltnya, lalu memasangkan headphone sebagai alat komunikasi mereka, karena suara baling-baling yang keras akan meredam semua suara yang ada.

Bella bisa mendengar perbincangan antara Regan dan sang pilot helikopter melalui headphone yang ia kenakan, yaitu laporan tentang kondisi cuaca, berapa lama perjalanan, dan persiapan untuk take off.

Debaran jantung Bella semakin terpacu saat mendengar suara baling-baling yang berputar semakin cepat, diikuti oleh gerakan vertikal yang perlahan naik.

Menakjubkan sekali!

Seumur hidupnya, baru sekali ini Bella menaiki alat transportasi yang menyerupai hewan capung ini. Dan hari ini akan menjadi saat bersejarah yang akan ia ingat selamanya.

"Kamu lelah?"

Suara maskulin yang ia dengar melalui headphone di telinganya itu sontak membuat Bella menoleh kepada seraut wajah tampan di sampingnya. Sebuah senyum terlukis di bibirnya seraya menggelengkan kepala dengan antusias.

Regan membalas senyum cantik itu dengan usapan di puncak kepala Bella, yang membuat Bella lagi-lagi teringat pada Bundanya yang juga sering melakukan hal yang sama.

Regan menuntun kepala Bella untuk bersandar di dadanya, lalu ia pun kembali mengusap ubun-ubun serta memainkan rambut ikal yang tergerai indah itu. Usapan lembut Regan serta-merta membuat Bella mengantuk, apalagi seluruh tubuhnya memang belum pulih dari rasa lelah yang menderanya setelah maraton bercinta dengan Regan.

KLUB TUKAR ISTRI (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang