20. Aku Tidak Akan Membiarkanmu Jatuh

1.4K 28 0
                                    

Bella mengerjap-kerjapkan matanya dan menelan ludah mendengar perintah Regan barusan. Lelaki itu menyuruh dirinya untuk berjalan tanpa berpegangan dengan alat bantu apa pun?

"Ayo, Arabella. Cobalah untuk berjalan ke arahku," Regan pun mengulang kembali perintahnya. Maniknya tak lepas menatap Bella tanpa berkedip, hal yang selalu ia lakukan tanpa sadar jika memandang sosok wanita itu.

Regan mengagumi leher jenjang keemasan yang dipenuhi titik keringat itu terpampang dengan begitu jelas, karena Bella menata rambut ikal panjangnya dalam bentuk cepol di atas kepala. Beberapa helai ikal hitam jatuh dengan lembut di leher serta dahinya, yang juga ikut dibasahi oleh peluh.

Bella terlihat menakjubkan, meskipun ia tidak berusaha untuk tampil menakjubkan. Kesederhanaannya justru membuat Regan terpukau. Kecantikan alami yang ia miliki membuat Bella tak perlu bersusah payah mengoleskan banyak make-up di wajahnya.

Bella telah berkilau dengan cahayanya sendiri.

Wanita itu menggeleng sambil bergidik ngeri melihat jarak yang terbentang di antara dirinya dan Regan, jarak yang harus ia lewati jika mengikuti perintah dari lelaki itu, tanpa alat bantu sama sekali.

Bella pun mulai mengira-ngira. Sepertinya ada sekitar sepuluh langkah hingga sampai ke tempat Regan. Sulit.

"Aku baru sanggup berjalan tiga langkah tanpa alat bantu," sahut Bella pelan sambil menunduk, pasrah bila Regan menganggapnya lemah.

"Itu karena kamu terlalu terfokus hanya kepada kaki saja. Kaki memang instrumen paling penting untuk berjalan. Tapi masih ada pinggul, pinggang, bahu dan lengan sebagai penunjang untuk bertumpu. Coba pecah fokusmu jangan hanya untuk kaki, Arabella. Tapi gunakan seluruh tubuhmu," nasihat Regan.

"Dan jangan pernah takut untuk jatuh, Arabella. Karena aku tidak akan pernah membiarkan kamu terjatuh," ungkap Regan kembali, dengan penuh kesungguhan yang terlukis jelas di wajahnya.

Rona merah cerah sontak mewarnai kulit wajah Bella. Mendengar perkataan manis yang keluar dari mulut Regan membuatnya malu, padahal mungkin saja lelaki itu tidak memiliki maksud apa pun selain untuk memberikan motivasi.

"Ayo, Arabella. Aku masih menunggumu."

Manik biru safir itu seakan memiliki kekuatan yang menghipnotis hingga tak akan ada yang bisa menolak setiap permintaan Regan. Bella yang tadinya ragu dan takut pun kini mulai berdiri seraya bertumpu pada kursinya. Ia masih ragu, namun semangat yang diberikan Regan membuatnya ingin mencoba.

"Bagus. Caramu berdiri sudah benar. Sekarang coba angkat sedikit kaki kirimu. Gunakan kekuatan pinggang dan pinggul," instruksi Regan. "Lepaskan peganganmu dan mulailah berjalan. Aku yakin kamu bisa empat, lima, atau bahkan mungkin sepuluh langkah tanpa perlu berpegangan lagi."

Bella mengangguk dan menghela napas pelan. Ya, ia akan mencobanya. Kalimat-kalimat Regan telah membuat Bella terbakar semangat meskipun tubuhnya sangat lelah. Maka wanita itu pun melepaskan pegangannya pada kursi, dan perlahan mulai menggerakkan kakinya.

Ia berusaha mengikuti semua instruksi Regan dengan tidak memfokuskan hanya kepada kaki. Bella menggunakan kekuatan pinggulnya serta otot pinggang. Satu langkah, dua langkah, tiga langkah...

Keringat yang tadi setengah mengering kini kembali mengucur semakin deras. Apa yang Bella lakukan sekarang adalah hal yang sangat mudah bagi orang-orang normal, namun sebuah upaya yang maha dahsyat bagi penderita cedera syaraf pada kaki.

Kakinya terasa berat. Keseimbangan yang selalu berusaha ia pertahankan adalah hal yang sangat sulit.

Namun Bella benar-benar tercengang ketika ia telah berada di langkah kelima!

KLUB TUKAR ISTRI (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang