11. Jangan Buang Aku

2K 37 0
                                    

Bella menguap lebar. Tubuhnya lelah dan sangat mengantuk akibat setengah harian kemarin terus ditunggangi Regan nyaris tanpa jeda.

Ditambah lagi saat ini ia hanya duduk di sofa di dalam ruang kerja hanya membaca-baca majalah sambil menunggui Regan yang sedang meeting. Membosankan sekali.

Jika saja Regan menyerahkan ponsel Bella yang ia simpan, mungkin wanita itu tidak akan sebosan ini. Atau juga... seandainya ia boleh ke cafe untuk mengobrol bersama Renata.

Bella mengira saudara kembar Regan itu akan membencinya karena telah merasa ia telah merebut Regan dari istri sahnya. Namun siapa yang menyangka jika Renata justru terlihat menyukai Bella dan bersikap manis padanya.

Yah, semoga saja itu bukan pura-pura.

Hembusan pendingin ruangan dan empuknya material sofa yang ia duduki membuat Bella semakin merasa tak kuat menahan kantuk. Hanya dalam hitungan beberapa menit, akhirnya wanita itu pun tertidur sambil duduk di sofa.

Tak berapa lama, pintu ruang kerja CEO itu pun terbuka. Dua sosok lelaki masuk ke dalamnya sembari berdiskusi, namun perbincangan itu pun terhenti ketika lelaki bernetra biru safir itu memergoki seorang wanita yang sedang pulas di sofanya.

"Nanti kita lanjutkan lagi, Gala," ucap Regan tanpa memutus tatapannya dari Bella. "Dan tolong siapkan makan siang untuk dua orang di ruangan ini."

"Baik, Tuan Regan." Lelaki yang dipanggil Gala oleh Regan itu pun mengangguk mengerti, lalu permisi untuk menyiapkan apa yang baru diperintahkan kepadanya.

Sepeninggal Gala, Regan menutup pintu ruangan namun tidak menguncinya. Ia membuka dasi dan jas abu gelap yang membungkus bagian atas tubuhnya, lalu menaruh semua itu ke atas sandaran kursi kerja.

Senyum tipis terurai di atas bibir Regan ketika melihat betapa nyenyaknya Bella dalam tidurnya. Perlahan ia pun berjalan ke arah sofa untuk membawa Bella dalam gendongan ala bridal. Regan bermaksud menidurkan wanita itu di dalam kamar pribadi yang memang tersedia di dalam ruangan CEO.

Regan merebahkan tubuh Bella di atas ranjang dengan hati-hati, tak ingin membuat wanita itu terbangun. Senyumnya kembali merekah ketika merasa berhasil membuat Bella tak terganggu.

Regan mengecup bibir lembut Bella seraya menggumankan ucapan selamat tidur, entah kenapa ia ingin berbuat seperti itu. Ia bahkan tak menyadari bahwa ia telah memperlakukan seorang wanita dengan begitu lembut, sama sekali tidak seperti Regan Bradwell memperlakukan wanita lain, bahkan istrinya sendiri.

Regan membalikkan tubuhnya untuk keluar dari private room tersebut, namun langkahnya terhenti ketika mendengar sebuah gumanan lirih yang tertangkap dalam pendengarannya. Gumanan yang keluar dari bibir Bella, dan seketika membuatnya mengepalkan kedua tangan penuh amarah yang tiba-tiba bergejolak di dalam dadanya.

"Mas Anggra... kamu di mana? Tolong aku..."

Sontak Regan pun membalikkan tubuhnya dan berjalan kembali menuju ranjang. Darahnya serasa mendidih mendengar rintihan Bella yang tak seharusnya keluar dari bibir wanita itu!

Egonya sebagai lelaki dominan serasa terusik. Ia tak suka Bella menyebut nama lelaki lain meskipun ia pun tahu lelaki itu adalah suaminya sendiri!

"Mas Anggra... jangan tinggalkan aku. Aku takut..."

Lagi, permohonan itu membuat amarah Regan semakin tersulut. Apa kebaikannya selama ini kepada Bella masih kurang? Apa wanita ini tidak menyadari betapa beruntungnya dirinya menjadi wanitanya? Apa dia tidak tahu bahwa di luar sana banyak sekali wanita yang ingin berada di posisinya??

Dengan emosi yang telah dikuasai amarah, Regan pun membuka satu persatu kancing kemeja putihnya, lalu melemparkan benda itu ke lantai. Ia juga membuka celana panjang serta boxer brief-nya hingga tak ada satu pun pakaian yang melekat di tubuh yang terpahat indah penuh otot keras itu.

KLUB TUKAR ISTRI (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang