24. Di Persembunyian

1K 29 0
                                    

Dengan mengenakan topi serta kacamata hitam yang juga diberikan oleh Axel, mereka bertiga pun mulai melangkah melintasi lobby gedung apartemen.

Sebenarnya bisa saja Regan menggunakan jasa bodyguardnya untuk mengawal mereka, namun masalahnya menggunakan pengawal hanya akan membuat atensi semakin tertuju kepadanya.

Regan benar-benar tidak ingin dikenali, agar perhatian publik tidak kemudian mengarah kepada Bella yang sedang berada di dalam gendongannya.

Mereka pasti bisa menebak siapa wanita itu, dan entah hujatan serta hinaan seperti apa yang akan tertuju kepada Bella yang diketahui sebagai wanita simpanannya, tanpa mereka tahu akar masalah yang sebenarnya.

Bukankah dalam kasus perselingkuhan, selalu pihak wanita yang akan dipersalahkan? Publik akan selalu menghakimi sang wanita sebagai penggoda dan perusak rumah tangga, meskipun dalam kasus ini justru Regan-lah yang memaksa Bella untuk menjadi wanita simpanannya.

Syukurlah mereka bertiga berhasil melewati lobby dan menaiki lift tanpa dikenali. Rencana Regan untuk bersembunyi di apartemen sahabat sekaligus psikiaternya itu sepertinya memang ide yang baik.

"Arabella harus istirahat," ucap Regan kepada Axel saat mereka telah tiba di apartemen lelaki itu.

"Masuklah ke kamar di sebelah sana," tunjuk Axel pada sebuah pintu di lorong paling ujung. Ia menatap Bella dan tersenyum. "Istirahatlah. Oh ya? Apa kamu haus? Atau lapar? Aku bisa--"

"Tidak perlu repot. Biar aku yang menyiapkan semuanya untuk Arabella," potong Regan dengan tatapan kesal yang lagi-lagi terarah kepada sahabatnya.

"Aku cuma menjadi tuan rumah yang baik, Regan." Axel berucap dengan alis bertaut heran melihat keanehan temannya itu.

"Kubilang 'tidak perlu', Axel! Apa perkataanku masih kurang jelas?!" Sentak Regan sambil melotot gusar.

Sontak Axel pun terbahak geli menertawakan sikap Regan. "Oh my God! Ini luar biasa sekali!" Ucapnya di sela-sela tawa.

"Arabella, kamu pasti sangat istimewa, karena bisa membuat Regan kami ini tidak lagi menjadi jelmaan gunung es antartika. Aku benar-benar tidak pernah melihatnya seposesif ini kepada seorang wanita sebelumnya!"

Ledekan Axel itu hanya ditanggapi lirikan tajam oleh Regan. Tanpa kata, lelaki itu pun berlalu menuju kamar yang tadi ditunjuk Axel bersama Bella yang masih berada di dalam dekapannya.

Regan membaringkan Bella di atas ranjang dengan hati-hati, lalu ia melepaskan kaca mata hitam dan syal dari rambut dan wajah Bella. Setelahnya, ia juga melepas kaca mata hitam dan topi yang ia kenakan, lalu meletakkan semua itu di atas nakas.

"Kamu mau kemana?" Bella bertanya saat Regan hendak membalikkan badannya menghadap pintu.

"Aku akan mengambilkanmu minum," sahut lelaki itu. "Juga makanan. Kamu pasti belum makan siang, kan?"

Bella mengerjap-kerjapkan matanya yang membulat dengan mulut terbuka. Apa ia tidak salah dengar? Regan Bradwell... akan mengambilkannya makanan dan minuman??

"Kamu seharusnya masih dalam perawatan intensif di rumah sakit. Jadi sudah sewajarnya harus dilayani," tutur Regan dengan senyum tipisnya. "Istirahatlah. Aku akan membawakan makanan dan minuman untukmu sebentar lagi."

"Tunggu, Regan." Bella pun memegang tangan Regan tanpa ia sadari.

"Apa... apa aku boleh tahu ada apa ini sebenarnya?? Kenapa tiba-tiba kamu membawaku ke sini?"

Suara lembut Bella dan tatapan teduh dari manik coklat wanita itu membuat sesuatu di dalam diri Regan seakan tergugah. Ada ketidakrelaan di hatinya jika suatu saat nanti Bella akan mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi.

KLUB TUKAR ISTRI (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang