34. POV Regan

815 22 0
                                    

Regan menjatuhkan tubuhnya yang dipenuhi peluh ke samping Bella yang sejak beberapa saat yang lalu telah tak sadarkan diri karena kelelahan.

Lelaki itu masih berusaha mengatur deru napasnya yang memburu seraya menenangkan detak jantungnya yang masih berderap dengan sangat kencang.

Seuntai senyum penuh kepuasan terukir di bibirnya. It always feels different when he made love with Bella. Regan tak bisa merasa bosan menghabiskan peluhnya bersama Bella. Pada awalnya dia juga tidak mengerti kenapa Bella bisa berbeda dengan wanita lain. Kenapa hanya bersama Bella ia tidak merasakan kejenuhan.

Tapi sekarang semua itu terjawab. Kedatangan Chelsea yang tiba-tiba ke villa miliknya ini membuat Regan waspada dan sangat mencemaskan Bella, meskipun ia menunjukkan wajah yang tenang.

Chelsea membuat Regan sadar bahwa ia rela melakukan apa pun untuk Bella. Chelsea-lah yang juga telah menyadarkannya, bahwa ia ternyata telah jatuh cinta kepada Bella.

Dan Regan pun tak ragu lagi untuk mengakui perasaannya. Karena untuk pertama kalinya, selama 30 tahun dalam hidupnya, Regan merasakan hal yang begitu tak terjelaskan sekaligus begitu mendalam kepada seorang wanita. Cinta memang tidak akan pernah dapat dijelaskan oleh logika, karena hanya hati yang dapat merasakannya.

Lalu apakah Chelsea menerima hal tersebut? Tentu saja tidak.

Wanita itu terlalu menyayangi Patricia seperti putrinya sendiri, ditambah pula dengan kondisi Patricia yang sedang lemah karena kanker getah bening yang dideritanya semakin membuat Chelsea sangat memperhatikan menantunya tersebut.

Namun meskipun sempat murka dan mengamuk ketika melihat keberadaan wanita lain di samping putranya, pada akhirnya Chelsea dapat ditenangkan juga.

Regan memalingkan wajahnya untuk menatap sosok yang sedang tertidur di sampingnya. Satu tangannya tak mampu menolak untuk menyentuh sosok menawan yang bahkan saat sedang terlelap pun masih saja secantik bidadari. Tidak, bahkan Bella lebih cantik.

Chelsea hanya belum mengenal Bella. Belum mengetahui bahwa ada seorang wanita yang memiliki hati dan wajah yang sama cantiknya. Wanita yang polos dan manis serta penuh cinta.

Regan berharap agar ibunya itu bisa melihat kualitas diri Bella yang sesungguhnya jauh di atas Patricia, selain juga karena hatinya telah menjatuhkan pilihan kepada Bella.

Lelaki itu mengecup bibir lembut merah muda yang sedang mendengkur halus itu. Menyalurkan setitik dari ribuan rasa yang asing namun terasa begitu menyenangkan bagi lelaki bersuarai coklat pirang itu.

Seperti biasa, Regan selalu berinisiatif untuk memandikan tubuh Bella setiap kali mereka selesai menghabiskan waktu di ranjang. Ia sadar telah membuat wanitanya itu kelelahan, namun ia tak bisa menampik bahwa sesungguhnya ia juga menikmati saat-saat berendam bersama tubuh menawan itu.

Air hangat beraroma musk mulai mengalir membasahi kulit mereka. Regan mendudukkan Bella di depannya, membiarkan kepala wanita itu bersandar di dadanya. Terkadang Bella terbangun, namun beberapa saat kemudian ia akan tertidur kembali.

Sekelumit rasa bersalah seringkali menghinggapi dirinya jika melihat betapa tak berdayanya Bella setiap kali mereka selesai bercinta. Juga kala melihat belasan jejak cinta kemerahan yang tercipta di kulit keemasan itu, karena ketidakmampuannya untuk menahan rasa ingin memiliki yang begitu kuat.

Ia merasa seperti seekor monster yang menikmati seorang bidadari. Kelezatan Bella yang selalu membuatnya candu terkadang melupakan fakta bahwa ia hanyalah seorang wanita yang jauh lebih lemah.

Regan membalurkan sabun cair beraroma bunga ke leher dan pundak Bella, sebelum turun ke area lain, yang membuatnya menahan ludah menahan keinginan yang kembali hadir untuk menyentuh lebih dalam.

"Kamu pasti mengira bahwa dirimu berada di dalam penjara, hm?" Bisik Regan pelan di telinga Bella. Wanita itu masih memejamkan mata, entah dia mendengar atau tidak perkataan Regan.

"Tapi sesungguhnya dirikulah yang terpenjara. Aku tidak bisa menghilangkan bayangan wajah dan tubuhmu dari pikiranku. Tak bisa berpaling dari kerlingan mata coklatmu yang samgat menggoda, meskipun kamu tidak berniat menggoda."

Rasanya kedua tangan dan kakiku seperti terikat, dan kamulah yang memegang kendali atas semua ikatan itu."

Sebuah kecupan singkat mendarat di pundak Bella yang basah dan licin karena air, lalu Regan menyampirkan rambut panjang Bella ke bahu satu lagi agar ia leluasa menyecap kulit leher wanita itu sesuka hati.

"Bukan aku yang menjebakmu, tapi justru kamulah yang membuatku terjebak," sambungnya lagi. "Aku telah jatuh cinta padamu, my beautiful Arabella."

***

Regan telah selesai berpakaian saat sejenak ia memalingkan wajah ke arah Bella yang masih tertidur. Senyum tipis yang terukir di bibirnya itu turut menghantar langkahnya untuk lebih mendekat ke arah ranjang.

Kenapa ia tidak pernah bosan memandangi wajah ini?

Bella memang cantik, tapi begitu juga dengan banyak wanita yang pernah ia temui.

Regan hampir saja mengecup bibir penuh yang selalu membuatnya tergoda itu, ketika suara ketukan pelan di pintu membatalkan niatnya.

Karena tidak ingin Bella terbangun, lelaki itu pun cepat-cepat membuka pintu.

Seorang maid yang berdiri di depan pintu tersenyum dan menundukkan kepalanya penuh hormat kepada Regan. "Maaf, Tuan Regan. Tapi Nyonya Besar Chelsea telah menunggu di bawah untuk bertemu dengan Anda dan Nyonya Arabella."

Kedua alis lebat coklat pirang itu pun sontak bertaut. Apa maksudnya Chelsea datang lagi ke rumah ini??

"Baik, aku akan turun sekarang," sahut Regan seraya keluar dan menutup rapat pintu kamar.

Langkahnya sedikit cepat menuruni tangga menuju ke lantai terbawah dimana ibunya telah menunggu. Saat ia sampai di livingroom, Regan melihat Chelsea tengah duduk dengan gayanya yang elegan di atas kursi sebuah grand piano.

Chelsea belum menyadari kedatangan putranya, yang diam-diam mengamatinya dari balik pilar. Wanita paruh baya itu menjulurkan jemari tangan kirinya ke atas tuts piano, lalu sebuah denting nada pun mulai terdengar.

Regan menatap takjub pemandangan di depannya.

Chelsea tidak pernah menyentuh piano lagi sejak Daddy meninggalkan mereka, dan sepertinya ini adalah kali pertama ibunya itu kembali memainkan piano setelah belasan tahun berlalu!

Dengan hati yang penuh syukur, Regan perlahan mengayunkan kakinya dengan langkah lebar. Ia ikut duduk di atas kursi piano di sebelah Chelsea, lalu ikut memainkan nada Fur Elise dari Beethoven kesukaan Chelsea.

Chelsea tersenyum melihat Regan yang ikut bermain piano bersamanya. Rasanya seperti dulu, saat ia mengajari putranya itu bermain piano. Regan yang penurut dan pintar, sangat cepat menyerap semua pengajaran yang ia berikan.

Tidak seperti Renata yang lebih menyukai berkutat dengan cat-cat penuh warna yang membuat gaunnya menjadi kotor. Chelsea tidak suka pada fakta bahwa Renata lebih suka melukis daripada menarikan jemarinya di atas tuts piano.

Renata juga tidak penurut, sering membantah perkataannya, dan terlalu tidak ber-manner sebagai keturunan keluarga Bradwell yang terhormat. Sifat Renata terlalu mirip dengan... Chloe. Itu sebabnya Chelsea tidak bisa akrab dengan kembaran Regan itu, meskipun ia tetap menyayangi Renata sama seperti ia menyayangi Regan.

Saat permainan piano mereka berakhir, Regan memeluk Chelsea dan mengecup ubun-ubunnya lembut. "Senang rasanya bisa seperti dulu lagi. Berduet seperti ini membuatku teringat akan kenangan masa lalu."

Chelsea membalas pelukan itu dengan ikut mendekap tubuh kekar Regan sebelum kemudian melepaskan pelukan itu dan menatap Regan lurus-lurus. "Kamu tahu kalau aku sangat menyayangimu dan Renata, kan?"

Regan tersenyum tipis dan mengangguk. Ia meraih jemari yang mulai sedikit berkeriput itu untuk dikecup dengan lembut. "Kami juga menyayangimu, Chelsea."

Helaan napas berat terdengar dari bibir berpulas lipstik merah elegan itu. "Baiklah. Kalau begitu buktikan jika Arabella jauh lebih baik dari Patricia. Aku tidak berjanji untuk menerima wanita itu, Regan. Aku hanya memberikannya kesempatan," tandasnya tegas dengan kilau biru safir netranya yang menyiratkan sesuatu yang tak terbaca.

KLUB TUKAR ISTRI (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang