27. Tamu Tak Diundang

914 27 0
                                    

"Uumhh.... hahh... Regan..." Jeritan Bella pun berkumandang ketika gulungan ombak serasa menerjang seluruh tubuhnya. Pelepasan yang begitu nikmat itu membuat dirinya seakan terbang ke dan meledak menjadi serpihan-serpihan serbuk bintang yang berkilauan di udara.

Tubuh sensual berkulit keemasan itu melengkung dengan indah, membahasakan sebuah kenikmatan yang terlalu besar untuk dirinya terima. Beberapa detik setelahnya, Bella pun terkulai lemas dalam dekapan Regan.

Hujan kecupan pun dialamatkan oleh lelaki itu di seluruh wajah dan bahu telanjang Bella yang berkilau karena keringat. "Kamu semakin seksi," puji Regan yang terus memberikan kecupannya.

Sesi bercinta kali ini Regan meminta Bella untuk berada di atas, sebagai memegang kendali dan ritmenya. Namun Bella sempat ragu karena woman on top bukanlah gaya bercinta yang biasa ia lakukan dengan suaminya dahulu, karena Anggra lebih suka sebagai pemegang kendali, sementara ia lebih pasif.

Regan terkekeh pelan melihat betapa canggungnya Bella pada awalnya. "Apa kamu memerlukan obat perangsang?" Tutur Regan geli. "Padahal kamu sangat mahir melakukannya waktu itu."

Wajah Bella pun sontak merona. Pasti yang Regan maksudkan adalah saat pertama kalinya ia datang ke rumah pinggir tebing, dimana Regan menjebaknya dengan obat perangsang.

Bella hanya samar-samar mengingatnya, namun menurut Regan, ia sangat menggairahkan di bawah pengaruh obat itu. Bella tidak segan-segan mengambil kendali sesi bercinta dan mengambil posisi di atas.

Benarkah ia pernah seliar itu? Rasanya aneh saja, karena Bella tipe yang terlalu pemalu, baik dalam kehidupan sehari-hari apalagi saat bercinta.

Bella terkesiap dan memekik kaget saat tiba-tiba Regan mulai bergerak menghujamnya dengan keras dari bawah. Penyatuan tubuh mereka yang memang belum terlepas sejak tadi, membuat Regan leluasa untuk memulainya kembali sewaktu-waktu kapan pun ia inginkan.

Lelaki itu mencengkram pinggang ramping sehalus sutra milik Bella lalu menggerakkan tubuh wanita itu turun naik untuk memuaskan hasratnya yang tak jua tuntas, meskipun telah berkali-kali Bella diterjang puncak kenikmatan.

Percintaan yang panjang, panas dan menguras tenaga bersama Regan selalu membuat Bella kelelahan meskipun ia tidak bisa menampik kalau mulai menikmatinya, terutama sejak Regan bersikap lebih lembut ketika bercinta.

Bella yang sudah tak bertenaga pun hanya bisa pasrah saat lelaki itu mengubah-ubah posisinya serta membolak-balikkan tubuhnya sesuka hati. Telentang, tengkurap, miring, entah gaya apa lagi yang digunakan Regan dalam rangka menikmati sosok indah yang membuat hasratnya terus bergejolak.

Ketika akhirnya penghujung kenikmatan itu pun tiba, Regan mengerang panjang dan penuh penghargaan atas besarnya kepuasan yang ia terima.

Kepuasan terdahsyat yang akhir-akhir ini ia peroleh dari tubuh yang sama, wajah yang sama dan wanita yang sama.

Rasanya aneh, melihat orang yang sama berkali-kali berada di ranjang bersamanya untuk berbagi gairah. Dan Regan tidak merasakan bosan sama sekali. Tidak seperti saat ia bercinta dengan wanita lain sebelum bertemu Bella.

Justru sebaliknya, ia malah merasakan dorongan yang kuat dari dalam dirinya yang ingin membuat Bella terikat bersamanya, dalam jangka waktu yang sangat lama.

***

Selama Chelsea masih berada di Indonesia, selama itu pula Bella masih tinggal di apartemen Axel. Regan-lah yang memutuskan seperti itu, untuk berjaga-jaga akan sesuatu yang tidak diinginkan.

Namun Regan memindahkan Axel dari sana ke unit apartemen yang berada di sebelahnya, yang diprotes oleh Axel namun tentu saja diabaikan oleh Regan seperti biasa. Lelaki itu tidak akan pernah membiarkan Bella berada satu atap dengan lelaki lain.

KLUB TUKAR ISTRI (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang