16. Kerjasama

1.2K 27 0
                                    

"Aaaghh!!"

Anggra meludahkan darah dari mulutnya seraya menatap nyalang pada tiga orang lelaki yang sedang mengeroyoknya. Sekujur tubuhnya nyeri dan penuh luka akibat pukulan mereka yang tak pernah jeda sejak setengah jam yang lalu.

Ia mengira mereka bertiga ini adalah orang suruhan Regan Bradwell yang menjaga Bella dari kejauhan. Pasti Regan telah menugaskan mereka untuk menghajar dirinya jika berani menyentuh Bella, seperti ancaman yang pernah dilontarkan Regan kepadanya sebelumnya.

"Hentikan."

Suara tenang seorang wanita membuat pukulan yang hendak melayang ke rahang Anggra pun sontak terhenti di udara. Ketiga orang algojo itu pun menoleh ke arah sumber suara, dan melihat sosok istri dari bos mereka sedang berdiri sambil tersenyum.

"Sudah cukup. Biarkan dia."

"Tapi Nyonya Patricia, Tuan Regan berpesan--"

"Aku yang akan bertanggung jawab kepada Regan. Kalian semua pergilah!" Usirnya dengan dagu yang terangkat tinggi, menunjukkan statusnya yang merupakan seorang Nyonya Muda Bradwell.

Ketiga orang itu akhirnya saling melemparkan lirikan, sebelum akhirnya memutuskan untuk bubar menuruti perintah Nyonya mereka.

Patricia menatap datar Anggra yang sedang diikat di sebuah kursi dengan kondisi yang sudah babak belur.

"Bodoh," ketusnya sambil mendengus tajam. "Apa yang ada di dalam pikiranmu, hah?! Kau sudah tahu kan jika ancaman Regan bukanlah sebuah omong kosong?!"

Anggra tidak menjawab, hanya membalas tatapan Patricia dengan satu matanya yang bengkak.

"Apa yang ada di dalam otakmu saat hendak membawa Arabella pergi?! Padahal aku sudah merencanakan semuanya dengan sangat baik, Anggra! Aku bermaksud membuat istrimu itu shock dengan melihat kemesraan kita."

"Tapi ini semua adalah kesalahan," cetus Anggra muram. "Dan semua ini gara-gara ambisiku yang terlalu besar, sehingga Bella-lah yang menjadi korbannya. Aku ingin menyudahi pertemuan kita, Patricia. Aku ingin menjadi suami yang baik untuk Bella. Tolong bantu aku membawanya pergi dari Regan."

"Memang itulah yang tepatnya ingin aku lakukan. Istrimu itu telah membuat Regan tergila-gila. Cih."

"Lalu apa rencanamu?"

Patricia terdiam sejenak seperti sedang menimbang sesuatu. "Aku baru tahu kalau Regan masih berada di Amerika hingga beberapa hari ke depan," tuturnya. "Pulihkan dirimu terlebih dahulu. Kita harus bekerja sama dan bergerak cepat untuk menculik Arabella, lalu bawa pergi istrimu itu jauh-jauh dari Regan! Aku yang akan menyiapkan semua yang dibutuhkan."

***

Bella memejamkan matanya dan mendesah pelan.

Lagi-lagi, perasaan hina menyergap dirinya saat Regan memintanya striptease di depannya. Setelah pertemuan tak sengaja dengan Anggra yang menghancurkan harga dirinya, Bella pun mulai merasa muak.

Selama ini ia tak selalu menjadi penurut. Terlalu penurut, karena Bella seorang pengecut. Namun entah kenapa kejadian hari ini ditambah dengan perintah Regan barusan membuat darahnya mendidih.

"Tidak," ucap Bella tegas, meskipun dengan suara pelan.

Satu alis lebat Regan pun terangkat ke atas mendengar penolakan wanita itu. "Tidak?" Ulangnya dalam senyuman tipis. "Sekarang kamu mulai berani membantahku, Arabella?"

Sekuat tenaga, Bella berusaha mempertahankan tatapannya yang saling beradu dengan sorot tajam biru safir dengan aura yang sangat intimidatif itu, meski hanya melalui layar ponsel.

KLUB TUKAR ISTRI (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang