4. Dinner Date

3K 42 1
                                    

"Bella!"

Wajah Anggra terlihat menggelap karena gusar melihat istrinya yang turun dari belakang panggung dan hendak berlari keluar melewati pintu samping.

Beberapa pengawal yang melihat gelagat salah satu 'barang lelang' mereka yang sepertinya hendak melarikan diri, sontak berlari ke arah Bella dan segera memegang tangan wanita itu erat-erat.

"Lepaskan aku!! Aaak!!" Bella meronta-ronta dan menjerit ketika salah satu pengawal itu membopongnya serta menyampirkan tubuh Bella di atas bahunya.

"Kamu mau kemana, hah?!" Bentak Anggra gusar seraya mencengkram pergelangan tangan Bella, ketika wanita itu telah dibawa kembali ke hadapannya.

PLAAAKKK!!

Dengan kemarahan yang sudah berada di ubun-ubun, Bella menampar suaminya dengan satu tangannya yang bebas.

"Kamu benar-benar keterlaluan, Mas!!" Bella menjerit histeris dan memukuli dada Anggra dengan membabi-buta.

"Kamu bohong!! Kamu kira aku bisa percaya begitu saja kalau Regan Bradwell itu hanya ingin makan malam denganku, hah??! Mana mungkin seseorang sekaya apa pun dia, mau mengeluarkan 3 juta dollar hanya untuk makan malam??!"

"BELLA! BERHENTI!" Anggra memeluk istrinya hingga wanita itu pun tak bisa berkutik.

Air mata mulai menetes di pipi keemasan yang mulus itu. "Apa ini kemauanmu, Mas? Kamu menjual istrimu sendiri demi suntikan dana untuk bisnismu?" Lirihnya sesenggrukan.

Anggra mengelus punggung istrinya dengan lembut. "Aku tidak akan pernah menjualmu, Sayang. Kamu cuma menemani Tuan Regan Bradwell makan malam. Hanya itu, Bella. Tolong percaya padaku ya?"

Bella yang sedikit demi sedikit mulai percaya karena bujukan lembut Anggra, masih sesenggrukan di dada suaminya. "Ba-Bagaimana jika Tuan Regan meminta lebih? Bagaimana jika... dia ingin tidur denganku?"

Anggra tertawa kecil. "Apa kamu lupa kalau dia juga punya istri? Mana mungkin dia berani mengajakmu tidur sementara istrinya juga ikut makan malam denganmu?"

Kepala Bella pun sontak mendongak menatap suaminya dengan netra jernih coklat yang membelalak lebar . "Ja-jadi Nyonya Patricia akan ikut dalam makan malam itu?!"

"Memangnya kamu kira aku akan membiarkan istriku hanya makan malam berdua dengan lelaki lain?" Timpal Anggra sembari mengelus rambut Bella. "Mana mungkin, Bella."

Bella pun termangu. Ternyata ini sungguh tidak seperti yang ia kira sebelumnya! "Maafkan aku, Mas. Aku sudah mukul kamu. Aku kira tadi... ah, sudahlah! Maaf ya..." Bella mengelus pipi Anggra yang tadi ia tampar. "Sakit ya?"

Anggra meringis dan kembali menyodorkan pipinya yang sedikit memerah. "Kalau dikecup pasti sakitnya hilang," godanya dengan kilat nakal di matanya.

Bella tersipu malu dan mencubit lengan Anggra yang tergelak gemas dengan wajah merona istrinya.

"Sayang, sekarang Tuan dan Nyonya Bradwell sudah menunggumu untuk makan malam bersama. Kamu mau kan?"

Bella mengangguk ragu. "Mas Anggra kenapa nggak ikut juga?"

"Aku harus mengurus berkas-berkas tanda tangan untuk penerimaan dana dari Tuan Bradwell. Nggak apa-apa kan, kalau aku tidak bisa menemani kamu?"

Bella pun cemberut. Sebenarnya ia lebih suka jika suaminya ikut makan malam bersama, karena Anggra adalah tipe orang yang pintar mencairkan suasana. Tidak seperti dirinya yang pendiam dan canggung.

Namun Anggra terus meyakinkan dirinya bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan sama sekali dan Bella hanya perlu menjadi diri sendiri di hadapan mereka.

KLUB TUKAR ISTRI (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang