42. Halo, Arabella

1.7K 24 1
                                    

Regan sudah sadar?

Bella membeku sejenak mendengar berita yang disampaikan oleh George. Regan, orang yang setiap malam sebelum ia tidur selalu menjadi salah satu nama yang turut terucap dalam doanya... telah sadar dari koma?

Jika saja saat ini Bella sedang berdiri alih-alih duduk di sofa, mungkin ia tidak akan sanggup untuk menopang tubuhnya yang mendadak lunglai tak bertenaga.

Ia bahagia. Sungguh. Untuk saat ini tak ada yang paling ia inginkan selain kesembuhan yang sempurna untuk lelaki itu.

Meskipun akan selalu ada perih yang terasa menusuk jiwa Bella, karena dirinya ingin mendampingi Regan di masa-masa penyembuhan seperti apa yang dulu lelaki itu lakukan padanya saat Bella berusaha untuk berlatih berjalan.

"Jadi apa keputusanmu, Bella? Apa kamu mau bertemu dengan Regan? Ataukah melupakannya saja, dan melanjutkan kehidupan barumu di sini?" Ulang George.

Bella menelan ludahnya sebelum menjawab. Ia memang baru saja menata hidupnya di Singapore, bekerja di night club milik George dan belajar meracik minuman sebagai bartender.

Ia bahkan juga bersandiwara menjadi pacar pura-pura lelaki itu, agar tidak ada yang berani mengganggunya di klub malam ini.

Semuanya terasa begitu sempurna untuk memulai segalanya dari awal bukan?

"George, kurasa.. aku... "

***

Keesokan harinya...

Regan menatap datar kepada dua orang wanita di hadapannya. Saat ini dirinya duduk bersandar di atas brankar, sementara Chelsea dan Renata duduk di kursi di sampingnya.

"Tidak mungkin dia menghilang begitu saja," ucapnya dingin dengan sorot tajam yang tertuju kepada Chelsea.

"Tolong katakan apa yang sesungguhnya terjadi, hingga membuat Arabella meninggalkan rumah sakit dan tak terlihat lagi!"

Regan sangat bingung ketika seraut wajah cantik yang paling ingin ia temui saat terbangun dari koma sama sekali tidak terlihat.

Dan betapa terkejutnya dirinya, saat Renata mengatakan bahwa Bella sama sekali tidak pernah mengunjunginya sejak di hari naas itu.

"Aku yang mengusirnya," aku Chelsea tanpa merasa bersalah.

Regan menatap ibunya dengan sorot tak percaya. "Kau mengusirnya?? Kenapa??"

Chelsea berdecak gusar. "Kau masih bertanya kenapa?? Dia itu membawa nasib buruk untukmu, Regan!! Dia yang menyebabkan dirimu terbaring koma!!" Sergahnya emosi.

Regan memejamkan kedua matanya seraya memaki dalam hati. Ingin sekali ia membentak dan memarahi Chelsea karena membuat segalanya menjadi semakin runyam, namun ia tahu kalau ibunya itu bukanlah wanita yang penyabar dan hanya akan berakhir dengan pertengkaran yang tidak berarti.

Lebih baik ia memanfaatkan waktu untuk mencari Arabella.

"Tolong panggilkan Gala," ucap Regan datar kepada Chelsea.

"Gala sedang kutugaskan ke Bali untuk mengecek progres pembangunan hotel ketiga," sahut wanita paruh baya itu.

"Aku tidak peduli, Chelsea. Suruh dia kembali, dan temui aku sekarang juga."

"Regan, tak bisakah kau berpikir jernih??" Ucap Chelsea yang mulai kembali kesal karena sejak sadarkan diri yang dipikirkan putranya itu hanyalah Arabella.

"Dengar, aku memang mengusir wanita itu! Tapi jika benar-benar mencintaimu, dia pasti tidak akan menyerah dan datang keesokan harinya. Dan dia tidak pernah sekali pun datang, Regan!"

KLUB TUKAR ISTRI (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang