Yuhwa terbangun tepat di jam 07:00 pagi. Karena Ia mendapatkan tugas yang mudah, jadi Yuhwa bisa sekalian bersantai selama berada di kota Arriba. Seperti saat ini, Yuhwa tengah membuka laptop sambil menyesap teh hangatnya. Suasana di perumahan Jalan Arccena 21 membuat Yuhwa merasa nyaman saat bekerja di rumah. Sejuk, sunyi dan asri. 3 hal itulah yang membuat Yuhwa jauh lebih nyaman bekerja di kota Arriba di bandingkan bekerja di kotanya sendiri.
"Orang asing?"
Yuhwa yang tengah fokus memperhatikan laptop, kini pandangannya teralihkan kala suara seseorang menginterupsi dirinya. Tinggi, bermata sipit, rambut hitam legam, dan terakhir adalah cara berdiri yang tidak mencerminkan kehidupan. Itu yang dapat Yuhwa deskripsikan ketika melihat laki-laki di sebrang rumah yang saat ini tengah menghampiri dirinya.
"Kenalin, gue Arya," ucap lelaki itu seraya mengulurkan tangan.
Yuhwa menjabat tangan Arya kemudian menjawab, "Gue Yuhwa."
Arya mengangguk. "Pindahan dari mana? Kota Arriba perasaan gak pernah nampung warga yang modelannya begini," kata Arya kurang ajar.
Seasing itukah?
"Gue dari kota Outlaw, di kirim kesini karena pekerjaan," jawab Yuhwa dengan santai walau sebenarnya Ia ingin menghantam wajah lelaki di hadapannya itu. "Emang biasanya kota Arriba nampung orang yang kayak gimana?" Tanya Yuhwa balik.
"Kota Arriba itu warganya punya ciri khas tersendiri. Suka pake pakaian acak kayak gue sekarang, tapi sebenernya di balik itu mereka punya masa depan yang terjamin. Bisa di bilang... Punya pekerjaan yang oke lah ya. Tapi lo tuh gue liat rapi banget. Makanya gue tanya lo dari mana," ujar Arya menjelaskan.
Yuhwa agak heran. Kota Arriba ini benar-benar bertolak belakang dengan kota Outlaw. Karena kalau di sana, biasanya Yuhwa memang selalu berpakaian rapi walaupun sedang berada di rumah.
"Ngomong-ngomong, lo lagi kerja apaan sih? Kayak serius amat. Dari tadi gue ajakin ngomong pandangan lo ke laptop terus."
"Ada lah pokoknya tugas dari perusahaan gue. Perasaan lo baru kenal sama gue tapi kok banyak tanya banget ya anjir?"
"Wajar sih. Nanti juga lo bakal di tanyain hal yang serupa kalo semisal lo lagi ada di dalem obrolan lama kayak sekarang. Karena warga lokal kota Arriba gak pernah nunjukin kegiatan mereka pas kerja di rumah. Kerja nya di dalem kamar, bukan di teras rumah kayak lo gini."
"Stop stop stop. Capek gue dengernya. Dari tadi karena kota Arriba gak ini lah, karena kota Arriba gak gitu lah. Diem aja lo gue pengen lanjut kerja. Kalo bisa balik sekalian sana ke rumah sendiri," usir Yuhwa dengan geram. Pasalnya, Yuhwa kesal kalau ada orang yang mengganggu aktifitasnya saat bekerja. Apa lagi Arya juga baru kenal sama Yuhwa.
"Najis. Galak amat penduduk luar."
"Ar please enough."
"Penduduk asli sini juga gak pernah gunain bahasa asing sih kalo—"
"Diem atau sapu ini melayang?"
Arya terdiam sambil tertawa kecil. Yuhwa hanya bisa merotasikan bola mata dengan malas. Selama dia menuntaskan pekerjaannya, Arya tetap terus mengajak Yuhwa berbicara dan bercerita. Yuhwa cukup mendengarkan dan membalas hal yang penting saja.
Sampai akhirnya ada satu pertanyaan yang membuat Yuhwa penasaran.
"Lo mau gue ceritain kisah kota Arriba gak?"
"Boleh aja kalo itu bukan cerita rahasia," kata Yuhwa.
"Aslinya ini cerita gak boleh di kasih tau ke penduduk luar kota ini sih," ujar Arya.
"Lah terus ngapain nawarin cerita ke gue?"
"Ya... Gak tau sih. Tapi firasat gue mengatakan lo anak introvert yang gak akan cepu kemana-mana."
"Kampret... Yaudah cepet cerita."
"Jadi tuh dulu kota ini gak sebagus sekarang. Dulu kota Arriba masih suka di jajah sama dia. Dan tiap dia dateng pasti kota ini selalu suram, kotor, ya... Kayak kota terbengkalai lah pokoknya. Para penduduk sini juga pada takut keluar kalo malem-malem. Jam 6 pasti udah pada tutup pintu semua kalo dia masih di sini. Terus—"
"Bentar-bentar, dia yang lo bilang di sini siapa anjir? Hantu kah? Orang terjahat di bumi kah? Atau gimana?"
"Soal itu gue gak berani bilang sih. Tapi intinya kalo nama dia di sebut pasti dia bakal dateng karena ngerasa tertantang. Terlebih lagi dunia kita itu kehubung sama dunia parallel."
"Berarti dia ini asalnya dari dunia parallel?" Tanya Yuhwa memastikan. Arya mengacungkan jempolnya. Yuhwa tidak percaya dengan adanya dunia parallel. Tapi yasudahlah, Ia juga sudah terlanjur meminta Arya menceritakan tentang kota Arriba.
"Gue lanjut ya. Kalo lo bertanya-tanya kenapa setiap dia dateng penduduk sini pada gak berani keluar? Jawabannya karena dia itu suka ngejadiin orang-orang di sini sebagai budaknya untuk di kirim ke dunia parallel. Nah orang-orang yang kepilih, bakal masuk ke sana buat di pekerjakan sama dia. Gak cuma kerja aja tapi juga menetap. Jadi yang udah di sana gak bakal bisa balik."
"Terus kalo yang kepilih itu orang yang di dalem rumah?"
"Ya terpaksa harus keluar dan ikut dia."
"Tolak aja."
"Kota Arriba yang ada ancur kimak. Setiap tahun pasti dia suka dateng buat nyari budak. Dan orang yang kepilih harus mau ikut biar kota Arriba aman."
"Yaelah ribet amat kota lo. Emang gak ada yang tau cara mutus antara dunia parallel sama kota ini?"
Arya berdecak, "Jangan ngeremehin lah anjing. Bertahun-tahun tinggal di sini, kita gak ada yang pernah tau gimana cara mutus dunia mereka sama dunia kita," katanya.
"Umm.. Kenapa kalian gak pindah dari kota ini aja?"
"Justru kalo seluruh penduduk pindah ke kota lain, bukan cuma kota Arriba aja yang ancur tapi kota-kota lain juga. Kota lo termasuk soalnya masih satu negara kan?," jawab Arya lagi.
"Terus, dia sekarang masih dateng?" Tanya Yuhwa.
"Terakhir kali dateng itu 2 tahun lalu. Terus kita pada gak tau kenapa tiba-tiba dia ngilang. Sampe sekarang gak balik kesini sih. Tapi ya, seneng juga karena akhirnya kita bisa bangun kota kita jadi lebih bersih, disiplin dan tentram."
"Sebenernya apa tujuan dia mempekerjakan orang-orang dari kota Arriba di dunianya? Jujur gue gak percaya sama dunia parallel makanya dari tadi nanya mulu."
"Oh pantes," desis Arya "Denger-denger sih karena dia mau dunia parallel lebih maju dari pada dunia yang sebenernya. Terus kenapa kota Arriba yang di pilih, karena para pekerja di kota ini emang bener-bener punya pekerjaan yang menjanjikan," Arya kembali menjelaskan. "Tapi, kalo dunia mereka lebih maju dari dunia kita, kita semua ancur," lanjutnya.
"Di bom maksud lo?"
"Ya semacam itu. Di ratain gitu deh pokoknya tapi gak tau gimana cara dia dan penduduk di sana ngancurin satu kota bahkan satu negara Django."
"Sama aja boong dong sama yang tadi lo bilang kalo penduduk sini nolak atau pindah kota semuanya bakalan ancur."
"Makanya kita lagi cari cara buat ngegagalin rencana dia. Selagi dia belum nampakin diri ke sini, kita masih aman. Karena kita masih bisa susun strategi."
"Apa misi penduduk kota Arriba?"
"Ngancurin dunia parallel."
__
Honestly ini belum rame, tapi gak apa-apa aku bakal up sekarang dan seterusnya karena lagi di kejar waktu. Terima kasih buat yang sudah membaca dan vote 👍🏻🦁
__
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] ARRIBA : DISTRUCTION OF THE CITY & THE BLUE BIRD
ФэнтезиKota Arriba kacau akibat ulah dari pemimpin dunia parallel. Namun, siapa sangka kalau semua perbuatan ini di picu bukan karena pemimpin dunia parallel itu saja. _______________________________________ 𝗮𝘁𝘁𝗲𝗻𝘁𝗶𝗼𝗻 𝗮𝗿𝗲𝗮 ⚠️ Harsh words ⚠️Moh...