CHAPTER 21

34 11 0
                                    

Hari berganti malam. Usai menyelesaikan pekerjaan nya, Yuhwa kembali masuk ke dalam kamar untuk beristirahat. Hari ini pedang elektrik yang Ia buat banyak sekali. Biasanya pada daftar tertera jumlah pembuatan barang yang di minta sebanyak 15 buah pedang elektrik. Namun kali ini daftar pembuatan berubah. Jadi Yuhwa harus menyelesaikan tugas nya agar dapat menyelesaikan 20 pedang elektrik tanpa tersisa satu pun.

Sebelum tidur tentunya Yuhwa akan membersihkan tubuhnya terlebih dahulu. Akibat bekerja setiap hari membuat dirinya menjadi selalu mudah berkeringat. Kalau bisa mengembalikan waktu, Yuhwa tidak akan mengajukan diri untuk memanggil Halazia kalau ujung-ujungnya Ia harus bermain peran menjadi budak.

Apa boleh buat, semuanya sudah terlambat.

Gayung berisi sikat gigi, odol, sabun dan shampoo di ambil oleh Yuhwa. Tak lupa Ia mengalungkan handuk ke lehernya. Tangan laki-laki itu terulur untuk membuka knop pintu dan betapa terkejutnya saat Yuhwa mendapati Harras tengah berdiri mematung di depan pintu dengan posisi tangan yang mengepal terangkat ke udara.

"Lah.. Ngapain berdiri di situ?"

Harras masih menatap datar Yuhwa. Sedetik kemudian Ia mendorong tubuh yang lebih tinggi kembali masuk ke dalam kamar dan Harras menutup pintu menggunakan kakinya.

"Heh lo kenapa? Kesambet arwah penasaran ya!?" Tuding Yuhwa seraya menunjuk-nunjuk wajah Harras.

"Apa yang Suwar rencanain?"

"Hah? Apa sih Ras? Kayaknya lo lagi ngelantur deh. Awas gue mau man—"

"Jawab gue. Suwar ngerencanain apa sama lo," tanya Harras dengan nada dingin. "Jangan lo pikir gue dari tadi gak liatin kalian berdua. Gue liat semuanya, gue liat Suwar ngebisikin sesuatu ke lo," sambungnya.

"Ck. Mau lo apa Harras? Lo sendiri yang awalnya terus ngindarin gue karena takut gue paksa masuk ke dalem rencana, sekarang giliran gue beralih ke yang lain lo malah nahan gue. Pake segala bilang kelompok Ragen bahaya," oceh Yuhwa kesal.

"Lo masih belum paham juga kenapa gue ngelarang lo buat gak berurusan sama mereka? Astaga otak lo kecil banget ternyata," hardik Harras. "Lo tipe orang yang keras kepala ya? Pokoknya lo harus jauhin mereka mulai detik ini."

"Gak bisa," bantah Yuhwa.

"Kenapa? Udah masuk ke dalem permainan mereka?"

"Ras berhenti buat curigain mereka. Mereka gak kayak apa yang lo pikirin."

"Apa yang lo tau tentang mereka, Yuhwa? Gue disini udah lebih lama dari mereka. Sebelum mereka dateng, gue yang ada di tempat ini. Dan kenapa gue bilang mereka bahaya buat tau semua rencana lo, karena mereka emang bener-bener licik. Gue hampir jadi tumbalnya bangsat," final Harras yang membuat Yuhwa tercenung.

Yuhwa masih terdiam untuk mendengar kelanjutan cerita Harras.

"Gue sempet deket sama mereka karena disitu gue emang gak punya temen buat ngobrol. Mereka cukup asik, gue akui. Disitu gue mulai coba buat temenan sama mereka dan ikut gabung dalam kelompok. Tapi, setelah beberapa bulan bareng mereka, gue ngerasa ada yang aneh dari Ragen si ketua kelompok—"

"—bahkan makin lama gue ngerasa mereka itu kayak nyembunyiin sesuatu dan mulai ngejauhin gue. 2 minggu gak sama mereka, tau-tau Suwar dateng nyamperin gue. Dia minta maaf dan segala macem. Gue bukan orang bodoh, jadi gue ikutin alur mainnya. Bener aja dugaan gue kalo kelompok Ragen itu licik. Mada yang keliatannya bisa megang omongan aja bisa jauh lebih licik dari yang lain—

"—Mereka ngejebak gue. Mereka sengaja bikin gue nurutin kemauan mereka biar gue yang di tuduh kalo gue yang lakuin semua ini. Kelompok Ragen itu mau nyelamatin diri mereka sendiri dan gak peduli sama orang lain. Mereka mau gue mati dengan cara mengkambing hitamkan gue, ketua dan Halcyon. Sampe sini lo paham kan?"

Yuhwa menggeleng membuat kedua mata Harras sukses membelalak. "Yang bener aja?" Nampak laki-laki pemilik rambut mullet itu menghembuskan napas dengan gusar, "Oke gue bakal bilang lagi karena gue rasa otak lo jadi memendek gara-gara kerja mulu. Mereka bersekutu sama ketua dan Halcyon."

Sekarang gantian Yuhwa yang terkejut. "Apa? Kenapa bisa?" Ia masih belum bisa mencerna sebenarnya sedang ada masalah apa ini. Apa itu tandanya Ia juga sedang berada dalam permainan mereka?

"Karena mereka itu mau kabur dari sini, Hwa. Ayo lah jangan lemot. Mereka sengaja deketin ketua dan anggotanya biar mereka semua percaya sama kelompok Ragen. Dengan begitu, kelompok Ragen bisa mempermudah aksi untuk kabur dari sini. Mereka licik. Siapa pun yang mereka temuin sebagai 'mangsa', itu lah tumbalnya."

Yuhwa terdiam. Ia semakin bungkam saat mengetahui cerita tentang kelompok Ragen dari Harras. Yuhwa tidak menyangka, kalau mereka rela mengorbankan orang lain dan diri mereka sendiri. Di tambah lagi saat Halazia dan Halcyon sudah memercayai kelompok tersebut, mereka malah berkhianat.

"Sekarang cepet jawab pertanyaan gue. Apa yang Suwar rencanain ke lo di tempat kerja tadi?" Kini Harras kembali menanyakan topik awal kepada Yuhwa. Tentu saja tujuan Harras sedari awal memang ingin mendapatkan jawaban itu dari Yuhwa.

"Tadi... Suwar sempet nyuruh gue buat ambil lima bongkahan berlian di markas Halcyon."

"Serius!?" Yuhwa mengangguk. Harras menggelengkan kepala. Kelompok Ragen memang benar-benar amat sangat licik. Ada saja rencana mereka demi bisa berkhianat dan melepaskan diri dari tempat ini. "Terus lo terima?"

Yuhwa menggeleng, "Gue bilang ke dia buat mikir-mikir dulu. Tapi dia cuma kasih gue waktu sampe kita ketemu di tempat kerja lagi."

"Apapun itu, gak usah iyain kemauan Suwar. Lo harus tolak nanti pas ketemu dia. Markas Halcyon itu ada di luar tempat kerja kita, Hwa. Dia gak ngasih tau ya letak markas Halcyon?"

Dalam diamnya Yuhwa, Harras sudah tahu kalau Suwar memang tidak memberi tahu posisi markas Halcyon berada. "Hwa batalin semuanya, jauhin mereka. Bahaya kalo lo ketauan."

"Tapi gue perlu tau tentang gedung kosong yang gak berdekatan sama gedung-gedung lain itu, Ras," bantah Yuhwa. "Rencana gue sama yang lain harus bisa temuin Yusa di dalem gedung itu. Gue juga gak punya banyak waktu buat kelarin semua ini. Kalo gue bantu Suwar, dia bakal kasih tau tentang gedung kosong itu. Lo juga tau kan penduduk yang bukan asli dari kota Arriba bakal di apain kalo udah lewat dari satu bulan?"

Harras terdiam. Ya, dirinya tahu mengenai hal tersebut. Ia juga sebenarnya paham kenapa Yuhwa sangat ingin tahu tentang gedung yang saat ini tengah menjadi bahan pertanyaan nya. Itu karena Yuhwa tidak bisa mengulur waktu lebih lama. Kalau terlambat, rencana Yuhwa gagal, rencana yang lain untuk memusnahkan dunia parallel juga ikut gagal.































































































"Gue bakal bantu lo."

"Tolong tonjok gue. Kayaknya ini mimpi ya?"


⋆ ࣪⎙  » A᥅᥅ιზα : ‹ ᭡

[✓] ARRIBA : DISTRUCTION OF THE CITY & THE BLUE BIRDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang