Suasana di dekat toko bunga yang sebelumnya sempat Yusa kunjungi terlihat begitu ramai. Di sana terdapat Aiden, Yuhwa, Arya, Marlo, beberapa polisi dan beberapa orang yang tengah berkumpul di satu tempat. Polisi masih mencari jejak Yusa dengan bantuan anjing-anjing pelacak. Sementara itu, Yuhwa meminta ketiga temannya untuk membantu menanyakan perihal keberadaan Yusa kepada pemilik toko bunga dan penduduk sekitar. Bahkan orang-orang yang berkerumun di sana juga tak segan untuk membantu pencarian Yusa.
"Permisi.. Maaf, apa nona tau orang ini? Dia teman saya yang beberapa jam lalu sempat masuk ke toko untuk beli bunga," tanya Arya kepada wanita penjaga kasir.
Wanita itu mengangguk lalu menjawab, "Iya. Tadi memang sempat membeli bunga mawar putih di toko kami. Beberapa staff juga lihat teman anda tapi setelah dia keluar dari toko kami, kami tidak melihat nya lagi."
"Uhm.. Terima kasih banyak ya."
Arya pun bergegas keluar dari toko tersebut untuk memberi informasi kepada Yuhwa.
"Hwa, tadi udah gue tanya ke kasir. Mereka sempet liat pas Yusa beli bunga doang habis itu enggak lagi," ucap Arya melaporkan.
"Gue juga gak dapet info," kata Marlo yang baru saja kembali dari arah Barat dimana itu merupakan arah menuju pasar swalayan. Karena Marlo berpikir siapa tahu saja Yusa sempat balik ke arah sana. Tapi hasilnya nihil.
"Anjing. Gue juga gak dapet info," kata Yuhwa. "Aiden mana?" Tanya nya sambil melihat sekitar. Marlo dan Arya juga melakukan hal sama seperti Yuhwa.
"Guys! Come here!" Aiden berseru. Sontak membuat ketiga temannya menoleh dan sempat beradu pandang.
"야! 빨리와! (Woy! Cepetan!)" Teriak Aiden yang tidak sengaja memerintah teman-temannya dengan bahasa korea. Untung mereka paham karena melihat gerakan tangan Aiden.
Rupanya di sana Aiden tengah bersama 3 orang polisi dan 2 anjing pelacak. Dan mereka berada tepat di samping toko bangunan yang sudah tidak berpenghuni.
"Pak.. Apa anjing pelacak ini nemuin Aroma temen kita di sekitar sini?" Tanya Marlo dengan nada cemas.
"Begini nak... Yang kamu bilang tadi benar. Teman kalian yang bernama Yusa memang hilang di sini. Tapi kami tidak tahu kemana jejak selanjutnya karena para anjing pelacak juga nampak kebingungan," sang polisi berujar di sertai gonggongan 2 anjing pelacak yang nampak tidak tenang.
"Tunggu. Mereka bukan kebingungan. Anjing-anjing ini tau sesuatu tapi kita yang gak tau apa maksudnya," koreksi Yuhwa seraya menatap kedua anjing di hadapannya.
Yuhwa sempat mendekat ke arah anjing-anjing pelacak tersebut. Ia mengelus keduanya yang masih terus menggonggong ribut. Yuhwa tidak tahu, tetapi Ia punya firasat kalau Yusa bukan hanya sekedar hilang seperti orang hilang pada umumnya.
"Apa jangan-jangan..."
"Nak, biarkan kami yang melanjutkan proses investigasi ini. Kalian silahkan pulang dan apabila kami telah menemukan teman kalian, kami akan mengabarkan salah satu di antara kalian," kata salah satu polisi yang memberi himbauan.
Mereka pun setuju dan Marlo memberikan nomor teleponnya agar ketika para polisi telah menemukan Yusa, mereka dapat menghubungi nomor Marlo. Usai para polisi meninggalkan ke empat orang yang masih dalam keadaan panik, mereka berbalik arah untuk kembali ke dalam mobil.
Kalau sebelumnya Yuhwa yang menyetir mobil, sekarang Aiden yang mengambil alih kemudi. Ia juga sempat memberi usulan untuk mencari Yusa dengan cara mengelilingi kota Arriba. Semuanya sepakat dan sibuk memperhatikan jalan sebagai bentuk mengawasi kalau-kalau nanti mereka melihat Yusa.
Lain hal dengan Yuhwa. Lelaki berambut hitam legam ini justru malah terdiam sambil memikirkan sesuatu. Di sepanjang perjalanan, mereka sama sekali tidak melihat adanya tanda-tanda mencurigakan atau tanda-tanda keberadaan Yusa. Namun hal itu tidak membuat mereka menyerah. Mereka tetap mencari untuk yang ke sekian kalinya hingga saat Aiden mengitari bundaran, Yuhwa memukul-mukul dashboard seraya mengatakan berhenti kepada Aiden.
Aiden yang melihat itu pun segera menurunkan kecepatan mobil dan menghentikan kendaraan di tepi jalan.
"Kenapa Hwa?" Tanya Aiden usai mobil berhenti.
"Gue dari tadi sempet mikir soal kejanggalan hilangnya Yusa. Tadi anjing pelacak nemuin jejak Yusa di samping toko kosong kan? Terus polisi bilang mereka gak bisa lanjut karena anjing-anjing itu bingung yang padahal anjing-anjing pelacak tau jejak selanjutnya tapi mereka gak bisa nemuin."
Aiden, Marlo dan Arya sama-sama mengangguk dan kembali mendengarkan penjelasan Yuhwa secara seksama.
"Nah. Anjing-anjing tadi tuh gak bisa nemuin jejak berikutnya karena yang mereka cium bukan jejak kaki. Tapi aroma tubuh seseorang," lanjut Yuhwa. Perkataannya justru mendapatkan respon berbeda-beda. Aiden yang mengernyitkan kedua alis, Arya dengan wajah clueless nya dan Marlo dengan otaknya yang tidak jalan.
"Bentar gue kagak konek anjay. Jadi maksudnya Yusa di culik arwah gentayangan— Ah! Sakit bodoh!" Pekik Marlo karena tiba-tiba kepala belakangnya di pukul.
"Lo yang bodoh. Bisa-bisanya mikir Yusa di culik setan," kesal Aiden yang baru saja memukul kepala belakang Marlo.
"Ya habisnya kan kata Yuhwa tadi anjing-anjing pelacak itu nyium jejak kaki sama jejak aroma."
"Tapi gak setan juga dong Marloooo. Please lemotnya jangan di bawa dulu," kata Aiden. Dirinya memang sudah muak kalau melihat tingkah Marlo di situasi genting seperti saat ini.
"Udah deh gak usah ribut. Bentar, biar gue mikir," kata Arya. Tidak pakai lama, baru semenit, Arya langsung terkoneksi dengan pemikiran Yuhwa. Yang awalnya Arya memasang raut wajah serius, kini raut wajah serius itu berubah menjadi tegang dan Arya menjadi panik beribu-ribu kali lipat dari sebelumnya.
Karena, berita Yusa menghilang bukan sekedar berita biasa.
Melainkan....
Hilangnya Yusa di sebabkan oleh sosok yang selama ini telah lama menghilang dari pandangan seluruh penduduk kota Arriba.
Ya... Itu dia.
"Dia dateng. Dia balik lagi ke kota Arriba."
⋆ ࣪⎙ » A᥅᥅ιზα : ‹ ᭡
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] ARRIBA : DISTRUCTION OF THE CITY & THE BLUE BIRD
FantasiKota Arriba kacau akibat ulah dari pemimpin dunia parallel. Namun, siapa sangka kalau semua perbuatan ini di picu bukan karena pemimpin dunia parallel itu saja. _______________________________________ 𝗮𝘁𝘁𝗲𝗻𝘁𝗶𝗼𝗻 𝗮𝗿𝗲𝗮 ⚠️ Harsh words ⚠️Moh...