CHAPTER 18

47 10 1
                                    

Harras terkejut dengan apa yang telah Yuhwa jelaskan dari awal sampai akhir. Bahkan Yuhwa juga telah menceritakan perihal mimpinya tentang Yusa kepada Harras. Karena Yuhwa percaya, kalau Harras adalah orang yang sebenarnya ingin keluar dari kurungan neraka ini. Mana ada orang waras yang ingin menjadi budak di dunia seperti ini? Di dunia sendiri saja banyak yang masih sadar diri kalau mereka tidak ingin di perbudak.

"Enggak. Lo sama temen-temen lo gak bakalan bisa lakuin ini Hwa. Kalian semua gak bisa nyelamatin kita gitu aja."

"Kenapa enggak? Kita udah bikin rencananya. Niat kita baik, mau nyelamatin kalian semua yang ada disini buat balik ke kota Arriba."

Harras terus menggelengkan kepala. "Lo dan yang lain cuma masuk ke dalem perangkap tikus. Apa-apaan manfaatin Horizon punya ketua buat menyelinap ke dunia ini dengan tujuan mau nyelamatin orang-orang disini? Gak bakal bisa. Lo semua justru malah sengaja nyerahin diri ke mereka. Udah ah gue gak mau ikut-ikutan," ucap lelaki bercelak mata itu.

Yuhwa yang tahu bahwa Harras hendak keluar, langsung menahan pergerakan laki-laki tersebut dengan cara menghadang pintu kamar dengan tubuhnya.

"L-lo... Ngapain sih? Gak usah nyeremin gitu deh udah kayak mau bunuh gue tau gak!" Sentak Harras.

"Bodoh!" Seru Yuhwa seraya menyentil dahi Harras. "Gak usah munafik, Ras. Gue tau lo juga mau keluar kan dari sini? Pasti banyak di antara kalian yang coba buat kabur tapi gak bisa karena akses dari sini ke kota Arriba cuma bisa lewat portal. Lagian gue tanya ya sekarang, emang disini lo di bayar?"

Harras bungkam seketika.

"Emang disini hidup lo bakal di jamin enak? Kalo gue boleh bilang, lo itu cuma budak nya dia. Budak gak sama kayak penduduk asli. Mungkin hidup kalian masih di tanggung sama dia karena kalo enggak kalian gak bakal bisa kerja sampe di titik ini. Tapi pasti tanggungan kalian sama penduduk asli pasti beda."

Harras tahu. Ia sama sekali tidak pernah mendapatkan uang sepeser pun selama bekerja di dunia parallel. Bahkan cerita dari orang yang Ia sangat dekat—Bara namanya. Ia sudah lama bekerja di dunia parallel sejak 5 tahun lalu dan sekarang sudah naik pangkat. Ia di tugaskan untuk membuat pedang rangkap yang mana ketika tombol kecil pada pedang itu di tekan, maka akan keluar mata pedang lainnya yang jauh lebih tajam dengan bentuk berbeda—dan Bara juga berkata kalau selama 5 tahun ini Ia tidak pernah di bayar.

"Kenapa diem? Apa yang gue omongin barusan bener kan, Ras?" Tanya Yuhwa mendesak Harras.

"Hwa berhenti untuk mojokin gue. Gue juga punya alesan kenapa gue nolak kayak gini. Lo gak pernah denger asal-usul soal kota Arriba? Siapapun yang nolak atau bahkan ngelanggar aturan ketua, dia bakal mati. Gue gak bakal mau mati sia-sia," kata Harras dengan nada sedikit bergetar.

"Iya gue udah tau ceritanya. Ras, kalo lo mau tau, mau lo diem di tempat, nolak dia, ngikut perintah dia buat kesini dan di jadiin budak terus di kasih embel-embel hidup bakal terjamin karena dunia parallel emang canggih banget lo bakalan tetep mati."

"Maksud lo?"

"Dia licik, Ras. Lo percaya sama orang licik kayak gitu? Yakin bakal tanggung jawab ngidupin kalian disini? Ras sadar bangsat! Otak lo udah di cuci apa ya sama omongan dia?" Kesal Yuhwa karena Harras masih tidak mau memercayai nya.

"Ras gue mohon ikut gabung sama rencana kita. Kalian masih bisa selamat," Yuhwa rela sampai harus memohon pada laki-laki bercelak mata di depannya ini demi bisa menyelesaikan rencana secepat mungkin. Halazia sudah terlalu berbahaya.

Harras yang sebelumnya masih terdiam di tempat kini mulai kembali bergerak. Dengan perasaan campur aduk, Harras menarik tubuh Yuhwa dengan kasar dan mendorong nya sampai Yuhwa hampir terjatuh ke lantai.

[✓] ARRIBA : DISTRUCTION OF THE CITY & THE BLUE BIRDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang