CHAPTER 14

43 12 0
                                    

pagi ini double update karena aku baru inget hari senin cuma update sekali🙏🏻
__




Alanta tiba tepat waktu pada saat Tania memberi tahu bahwa ada tanda-tanda aneh dimana tempat Ia dan beberapa penduduk lain bersembunyi. Sungguh sangat kebetulan karena Tania pikir tanda-tanda kemunculan portal itu akan berada di tempat lain.

"Tania, portal nya udah muncul?" Tanya Alanta sambil ikut berjongkok disebelah gadis itu.

"Belum kak. Baru kayak ada pusaran doang disana," jawab Tania seraya menunjuk ke arah dimana pusaran portal berada.

Saat tengah menunggu kehadiran Halazia, betapa terkejutnya mereka saat petir menggelegar dan kilat saling menyambar. Angin mulai bertiup sangat kencang membuat beberapa penduduk beserta Alanta dan teman-temannya yang sedang bersembunyi panik.

"Ini kenapa? Apa akan ada badai?" Tanya salah seorang penduduk yang berjongkok di paling pojok semak-semak. Tidak perlu khawatir karena semak-semak yang mereka jadikan sebagai tempat persembunyian cukup memiliki daun kecil yang bertumpuk-tumpuk dan juga cukup tinggi.

"Hei anak muda, apa yang akan terjadi dengan kota kami?" Tanya yang lainnya dengan nada bergemetar.

"Kita juga gak tau pak, bu..." Jawab Alanta.

"Jangan-jangan Hal—"

"Pe'a! Jangan nyebut namanya nanti dia malah pindah haluan kesini!" Desis Sandreas namun masih dapat di dengar bahwa dia baru saja menyentak Marlo.

"Maaf lupa. Tadi gue mau bilang jangan-jangan dia marah," ucap Marlo dengan spekulasinya.

"Kenapa bisa lo mikir kalo dia marah?" Tanya Aiden.

"Ya.. Nebak aja. Barangkali Yuhwa mancing diluar skenario terus bikin dia jadi marah."

Apa yang Marlo katakan tidak benar tidak pula salah. Namun Aiden dan yang lain tidak ingin melanjutkan perdebatan tatkala mereka semua mulai tertegun dengan pusaran portal yang sebelumnya mengecil lama kelamaan menjadi semakin besar dan terus membesar.

Tepat pada saat portal terbuka sempurna, sosok serba hitam muncul. Tapi yang membuat mereka terkejut adalah, sosok itu tidak muncul hanya satu, melainkan ada banyak.

"Gila... Ternyata sosok yang selama ini kita panggil dia harusnya kita panggil mereka," bisik Arya.

Mereka memastikan bahwa sosok-sosok itu harus pergi jauh terlebih dahulu. Kalau tidak, mereka bisa tertangkap basah.

"Sekarang kita harus masuk. Bentar lagi portalnya bakal ketutup," kata Gail yang melihat bahwa pusaran portal mulai kembali menyusut.

"Kak."

Gail menoleh saat Tania menahan lengan laki-laki itu yang hendak keluar dari tempat persembunyian setelah Sandreas.

"Hati-hati ya."

Gail tersenyum dan mengangguk mengisyaratkan bahwa Ia akan kembali dengan selamat dan akan membawa yang lain pulang bersama teman-temannya. Setelah itu, Gail langsung keluar dari balik semak-semak, lalu bergabung bersama Aiden, Alanta, Marlo, Sandreas dan Arya.

"Pegangan." Semua menoleh ke arah Marlo. "G-Gue takut sampe sana kita kepisah," lanjutnya. Mereka setuju lalu mulai berpegangan. Kemudian, satu persatu mulai memasuki portal tersebut.

Sedetik kemudian, portal itu langsung tertutup dan mereka berenam hilang dibalik gelapnya pintu menuju dunia Halazia—dunia parallel.

⋆ ࣪⎙  » A᥅᥅ιზα : ‹ ᭡

[✓] ARRIBA : DISTRUCTION OF THE CITY & THE BLUE BIRDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang