CHAPTER 24

34 11 1
                                    

Nampak raut wajah gembira yang dapat Marlo dan Arya pancarkan dari balik penutup wajah yang mereka kena kan. Di ujung sana, terdapat Yuhwa, laki-laki yang selalu mereka khawatir kan keadaan nya, kini tengah beraktifitas membuat benda permintaan Halazia.

Yuhwa yang juga telah mengetahui keberadaan teman-temannya, diam-diam mencuri pandang lurus ke depan tak lupa memberikan senyum gembira karena akhirnya Ia kembali melihat teman-temannya—Marlo dan Arya—walaupun hanya mereka berdua yang saat ini berada di satu tempat dengan Yuhwa.

Harras yang sudah kembali menjadi partner kerja nya Yuhwa, tahu kalau dua penjaga di depan sana adalah teman-teman Yuhwa. Harras hanya tersenyum simpul sebagai tanda sambutan.

Arya dan Marlo melihat itu. Mereka pun tahu perihal Harras. Namun di saat kebahagiaan itu tengah mereka salurkan dari jarak jauh, dengan sangat tiba-tiba Marlo mendekatkan dirinya dan berbisik kepada Arya.

"Ar, lo sadar gak sih Gail dari tadi gak balik-balik?"

"Masih liat situasi kali. Udah ah lo diem aja kagak usah cari gara-gara."

"Yeee gak nyari perkara gue mah. Cuma... Agak dag dig dug aja njir udah 10 menit dia gak balik."

"Nih ya gue kasih tau. Di saat kayak gini, pasti Gail lagi mikirin strategi. Makanya lama banget belom balik kesini."

"Kampret lo mah. Terlalu positif pikiran lo. Bagus sih, cuma kalo lagi begini kan gak bisa selalu berpikiran positif begitu."

"Terus mau lo apa Marlo?" Tanya Arya. Gemas sekali dia dengan laki-laki di sebelahnya.

"Ayo keluar. Kita cari Gail."

"Barengan? Kalo ketauan gimana coy?"

"Tadi kita masuk sini barengan ketauan gak? Enggak kan? Ah kalo lama gue aja deh yang keluar susul Gail."

Belum sempat menyanggah, Marlo sudah lebih dulu pergi meninggalkan Arya dengan langkah cepat. Arya berdecak. Mau tidak mau Ia harus segera menyusul Marlo. Arya harus tetap berada di sisi Marlo kalau Gail sedang tidak ada. Berjaga-jaga saja jika anak itu tidak sengaja berbuat ulah.

Di satu sisi, Marlo yang tengah bergegas mencari keberadaan Gail itu langsung bertabrakan dengan penjaga lain. Beruntung karena penjaga itu adalah Gail karena Ia langsung memanggil nama Marlo.

"Apa? Kenapa? Lo habis dari mana anjir?"

"Marlo... Tolong gue, ayo selamatin Ibu sama adek gue. Disini juga ada Ibu nya Esa. Gue udah janji sama Esa juga buat bawa Ibu nya pulang."

"Oy tenang dulu, Gail."

"Kenapa nih? Ada apaan?" Tanya Arya yang baru saja tiba bersama dengan Marlo dan Gail.

"Arya, Marlo.. Kita harus tolong Ibu dan adek gue sama Ibu nya Esa."

"Ya.. Ya iya Il emang kita juga bakal nyelamatin yang lain juga. Gak mungkin cuma nyelamatin 2 atau 3 orang doang. Tenang Il," ujar Arya seraya menenangkan yang lebih tua dengan mengusap pelan bahunya.

"Gak bisa. Kita harus bawa mereka balik sekarang."

"Il udah! Jangan egois. Inget tujuan utama kita Il. Kita bakal nyelamatin semuanya. Jangan mentang-mentang itu keluarga lo atau itu keluarga dari orang yang udah lo janjiin bakal lo selamatin, lo mau seenaknya langsung bawa mereka balik lebih dulu," kata Marlo seraya menatap manik mata Gail dalam. Disana, hanya ada raut panik dan ketakutan.

Entah ada apa dengan Gail.

"Iya Marlo bener, Il. Kita gak boleh gegabah. Lagian kalo lo bawa mereka keluar sekarang percuma. Lo juga gak bakal bisa balik karena gak ada portal penghubung," sahut Arya.

[✓] ARRIBA : DISTRUCTION OF THE CITY & THE BLUE BIRDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang