CHAPTER 4

65 18 0
                                    

Tombol volume pada sebuah radio terus di putar oleh Yuhwa untuk menaikan suara. Zaman sekarang, orang yang masih suka mendengarkan radio itu sudah jarang. Mereka lebih suka mendengarkan berita melalui radio digital ataupun acara berita yang di siarkan di tv. Tapi entah kenapa kebiasaan Yuhwa mendengarkan berita di radio masih tertanam sampai sekarang.

Ia baru saja menyelesaikan tugasnya. Jadi Ia bisa bersantai. Lain halnya dengan Yusa, justru laki-laki itu masih saja berkutat di depan layar laptop.

Ya. Saat ini Yuhwa tengah berada di rumah Yusa untuk mampir sejenak.

"Istirahat dulu kali." Peringat Yuhwa.

Yusa yang mendengar apa yang baru saja Yuhwa ucapkan langsung membalikan tubuhnya secara perlahan, "Sejak kapan lo mulai peduli sama orang? Seems like... It's not you, Cavelo Yuhwa Sagara."

"Gak tau. Lagi pengen sok baik aja."

"Sialan."

"Ngomong-ngomong, Aiden sama Marlo jadi kesini?" Tanya Yuhwa, mengingat kalau kedua temannya itu akan datang menyusul.

Yusa menaikan sebelah alisnya, "Tadi pagi baru berangkat. Paling nyampe besok."

Yuhwa terdiam dan kembali lanjut mendengarkan siaran radio. Di tengah-tengah aktifitasnya, Yuhwa mengingat sesuatu yang ingin Ia bahas dengan Yusa.

"Sa."

"Hm?"

"Gimana jadinya kalo horizon beneran muncul di dunia kita?" Tanya Yuhwa yang sontak membuat Yusa terdiam.

"Maksudnya?"

"Ya... Lo tau horizon kan? Portal dunia parallel itu lho."

"Bukan-bukan. Maksud gue, lo tau dari mana soal horizon? Dunia parallel aja lo gak percaya," Yusa berucap keheranan.

"Searching lah pe'a. Gue emang gak percaya, tapi apa salah nya iseng nyari tau?"

"Tahu tuh di beli, di makan. Bukan di cari."

"Sa gue lagi serius bisa-bisanya lo malah bercanda. Bocah sialan emang," misuh Yuhwa. Sang pelaku hanya tertawa puas melihat reaksi temannya itu.

"Tadi pertanyaan nya apa? Gimana kalo horizon beneran muncul di dunia kita? Jawabannya ya ... Gak gimana-gimana. Cuman lubang hitam doang."

"Asli? Gitu doang tanggapan lo?"

Yusa mengernyit, "Ya... Terus gue harus nanggepin kayak gimana lagi?"

"Kalo ternyata dari horizon itu keluar sesuatu yang nyebabin kota Arriba dalam bahaya gimana? Bukan cuma kota ini aja, tapi seluruh kota, satu negara."

"Tunggu bentar. Konteks lo bahas beginian tuh apa? Gue tau pasti lo lagi nyari tau sesuatu," tebak Yusa.

"Jawab aja dulu."

Yusa berdecak kesal, "Kalo kota ini atau bahkan negara kita bisa di selamatkan, kenapa harus diem? Ya jelas gue bakal bantu. Tentunya dengan cara apapun ya. Kalo yang muncul makhluk berbahaya udah pasti gue bakal ikut andil buat bahas taktik ngelawan itu makhluk," jawab lelaki itu pada akhirnya.

Yuhwa mengangguk. "Terus, dari yang lo tau soal horizon, biasanya horizon itu muncul nya dimana?"

"Jujur kalo yang udah pernah gue alamin itu pas waktu gue liat negri di atas langit. Yang pernah gue ceritain ke Aiden pertama kali kalo gak salah. Tapi kalo soal munculnya horizon, karena belom pernah ngalamin sendiri jadi berdasarkan yang gue liat dari game, movie atau cerita itu muncul secara tiba-tiba dan munculnya gak nentu," ujar Yusa menjelaskan.

Beberapa tahun lalu, sewaktu Yusa baru memasuki hari ketiga bekerja di perusahaan nya, Ia memang sempat mengalami kejadian langka. Posisinya waktu dia dan salah satu temannya berpisah ketika keluar dari pusat perbelanjaan.

Yusa mendongak ke atas, berniat untuk memeriksa kondisi langit. Bisa saja di tengah jalan turun hujan karena saat itu Yusa memang sedang ingin pergi keluar dengan berjalan kaki. Dan letak dari pusat perbelanjaan ke rumah Yusa juga cukup jauh.

Tapi ketika Yusa menatap langit, betapa terkejutnya saat Ia menemukan pemandangan yang tidak biasa. Di langit itu, Yusa dapat melihat ada kota lain yang berada di atas sana. Memang tidak bisa terlalu detail untuk melihat aktifitas yang di lakukan oleh orang-orang di sana. Tapi Yusa yakin kalau itu adalah dunia parallel, kebalikan dari dunia manusia. Karena bangunan yang Ia lihat saat itu memang benar-benar persis seperti bangunan yang berada di sekitar Yusa.

"Ah tapi palingan gue udah cerita begini lo tetep kagak bakalan percaya kan, Hwa?"

Yang di tuding terkekeh kecil, "Tau aja."

"Emang dah. Percuma gue jawabin orang yang emang dari awal gak percaya sama beginian."

"Dih? Ngambek lo?" Yusa tidak menjawab. Ia hanya berlalu pergi begitu saja. "Woy mau kemana Sa?"

"Berak."

"HAHAHAHA SIALAN LO."


⋆ ࣪⎙  » A᥅᥅ιზα : ‹ ᭡

[✓] ARRIBA : DISTRUCTION OF THE CITY & THE BLUE BIRDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang