CHAPTER 3

67 16 0
                                    

Sesuai janji, aku up 2x sehari ; Pagi-Malam.
Happy reading guys and don't forget to vote. Thank u!

__

















"Ambilin roti dong, Hwa," pinta Yusa.

Yang di minta berdecak kesal seraya berjalan ke arah meja makan untuk mengambil sebungkus roti yang Yusa minta. Tapi bukannya di berikan langsung, justru roti itu sengaja di lempar oleh Yuhwa.

"Punya kaki dan tangan serba lengkap tuh di gunain," sarkasnya. Yusa tidak peduli dan kembali lanjut menonton. Padahal dirinya sedang menumpang di rumah Yuhwa.

Di satu sisi, Yuhwa kembali ke tempat semula—duduk santai di kursi meja makan. Namun kali ini Ia teringat dengan cerita Arya kemarin. Banyak sekali pertanyaan yang berkecamuk di dalam pikirannya mengenai kota Arriba dan dunia parallel itu. Bahkan Yuhwa juga penasaran siapa "dia" yang di maksud dengan Arya.

Semakin di pikirkan, semakin besar pula rasa penasaran Yuhwa. Karena Yuhwa tidak percaya dengan adanya dunia parallel, Ia sampai berpikir untuk nekat pergi ke sana jika ada alat penghubung yang membuka jalan dari kota Arriba menuju dunia parallel.

"Oi, lo ngapain sih dari tadi diem di situ? Udah kayak orang linglung," tegur Yusa saat menyadari bahwa temannya itu sedari tadi hanya terduduk di kursi meja makan sambil melamun.

"Sibuk banget ngurusin hidup orang lo. Udah bagus gue kasih tumpangan nonton. Kimak," Yuhwa memisuh.

"Lagian lo kayak orang kagak niat hidup anying. Dari pada diem-diem begitu mendingan bahas soal Aiden sama Marlo aja," ajak Yusa.

"Emang kenapa sama mereka?" Tanya Yuhwa seraya menghampiri Yusa, lalu kemudian Ia duduk di sofa empuk berbahan halus.

"Katanya sih mereka lagi kesusahan sama pekerjaan masing-masing. Aiden bilang di kota Paradigm penduduknya agak lain. Terus Marlo ngeluh kalo dia susah cari kendaraan umum di kota Sector 1 hampir setiap hari padahal kendaraan pribadi tuh ada di sana," ujar Yusa menjelaskan.

"Emang belom pada biasa aja kali tinggal di kota yang bukan kota sendiri. Kita di sini juga ngerasa belom terbiasa kan?"

"Ya tapi di kota Arriba penduduknya disiplin terus ya. Lo bisa kan liat sendiri di luar rumah kondisi jalan raya dan tempat lainnya kayak apa? Tertib semua. Sedangkan kota tempat Aiden sama Marlo? Belum tentu kayak kita. Ada-ada aja nasibnya."

Yuhwa menggidikan bahunya. Ia tidak terlalu ingin tahu soal Aiden dan Marlo. Walaupun mereka berdua juga teman terdekat Yuhwa, tapi hal yang terus mengusik pikirannya sampai bikin Yuhwa penasaran setengah mati itu ceritanya Arya.

"Woy lo mau kemana?" Teriak Yusa saat Yuhwa bangun dari posisi duduk dan pergi begitu saja meninggalkan ruang tv.

"Bangke emang. Tuh anak kadang suka ada di dalem imajinasinya sendiri tapi kadang juga nyambung sama dunia nyata. Dasar Yuhwa," gerutu Yusa yang masih saja keheranan melihat tingkah laku Yuhwa.

Pasalnya, Yuhwa memang tipe orang yang kalau ada satu hal yang tengah Ia pikirkan, pasti pikirannya akan terus berkecamuk di satu titik dan tidak peduli dengan masalah lain. Seperti tadi contohnya.

Karena Yusa tidak tahu ingin apa, Ia beranjak dari sofa untuk mengambil piring kecil dan juga cangkir. Makan roti tanpa kopi menurut Yusa kurang lengkap. Jadi Ia buat saja.

Dengan perlahan lelaki berambut setengah hijau neon itu memasukan gula ke dalam cangkir sesuai takaran. Setelah itu baru Ia memasukan bubuk kopi lalu menuangkan air hangat dan setelahnya kopi itu di aduk.

Sembari membuat minuman sebagai teman makannya nanti, Yusa juga sesekali mengecek ponsel karena ada pesan masuk dari Marlo. Anak itu selalu mengeluh kepada Yusa tentang kehidupan di kota Sector 1.

Usai membuat kopi dan meletakan roti di atas piring, Ia kembali ke tempat semula. Yusa duduk dan mulai menyeruput kopi buatannya sambil membalas pesan masuk dari Marlo. Sewaktu sedang menyimak cerita dari temannya itu, pendengaran Yusa menangkap siaran tv yang tanpa Ia sadari siaran itu sudah tidak lagi menayangkan serial drama melainkan sebuah berita.

Berita itulah yang membuat Yusa teralih dan mengabaikan pesan yang masih di kirim dengan Marlo sejenak.


⋆ ࣪⎙  » A᥅᥅ιზα : ‹ ᭡

[✓] ARRIBA : DISTRUCTION OF THE CITY & THE BLUE BIRDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang