Part: 02√

5.7K 314 3
                                    

Leon memandangi wajah Kenny. Dia membelai pipinya dengan penuh cinta yang terlihat jelas di matanya. Dia merindukan wajah adiknya, sudah lama sekali ia tidak melihat wajah cantik itu. Leon bahkan tidak heran kenapa ia terobsesi dengan kecantikan adiknya ini.

"Cantik." Gumam Leon sambil menekankan ibu jarinya pada bibir bawah si cantik.

Saat ini mereka berdua sedang berbaring di tempat tidur Kenny. Dan Kenny sedang tidur sambil mengeluarkan dengkuran lembut yang menurut Leon itu menggemaskan. Kenny dipeluk dalam selimut lembut dan sedikit menempel pada Leon yang juga berada di bawah selimut.

Leon mengumpat pelan saat seseorang mengetuk pintu, mengganggunya dalam mengapresiasi keindahan yang tersaji dihadapannya. Leon meninggalkan tempat tidur dengan tenang, berusaha untuk tidak membangunkan sang adik. Dia mencapai pintu dan membukanya, memperlihatkan ibu tirinya yang dengan canggung berdiri didepannya.

"Hei, Leon." Ucap Lona memulai dengan santai, mencoba meredakan suasana. Leon hanya beraguk sebagai jawabannya.

"Kenny masih tidur?" Tanya Lona dengan kecanggungan yang terlihat jelas di sekitar suasana mereka.

"Iya, mah. Kenapa?" Balas Leon biasa aja.

"Oh, baiklah. Apakah kamu akan tidur disini atau kamu ingin tidur di kamarmu?" Tanya Lona berharap Leon tidak menginap dikamar Kenny karena Lona masih menganggapnya aneh.

"Tidak. Aku akan tidur disini." Kata Leon sambil memberikan senyum palsu terbaiknya yang tidak luput dari perhatian Lona.

Lona menyeringai dalam hati karena ia tahu betul betapa bagusnya akting Leon.

"Kamu yakin? Ayahmu sudah membersihkan kamarmu agar kamu bisa tidur tenang, kamu tahu adikmu kalau sudah tidur tidak bisa diam. Aku yakin kamu tidak akan bisa merasakan kedamaian saat tidur dengannya." Ucap Lona memcoba sebaik mungkin.

"Tidak apa-apa, lagipula kami dulu pernah tidur bersama. Jadi aku tidak masalah tidur dengannya." Desak Leon.

"Yah, bukankah itu aneh bagimu? Dia sudah dewasa sekarang, dia mungkin akan merasa tidak nyaman saat tidur denganmu. Aku hanya mengatakan, lebih baik kalian berdua pisah tempat tidur." Kata Lona.

"Aku yakin dia tidak akan merasa risih denganku, dan dia tidak ingin aku meninggalkannya. Dia takut semuanya hanya mimpinya saja." Balas Leon menutupinnya.

"Baiklah. Jika kamu ingin makan sesuatu, kamu bisa turun ke bawah." Kata Lona sambil tersenyum manis atau manis palsunya.

"Baiklah, mah." Jawab Leon seadanya.

"Tidur nyenyak sayang. Selamat malam." Ucapnya dan dengan itu, Lona pergi.



Naluri keibuannnya Lona membentaknya dan ia tahu ada sesuatu yang tidak beres. Lona pergi ke kantor Joon yang ada dirumah, suaminya dan tanpa ragu-ragu, dia membanting pintu hingga terbuka.

Joon dikejutkan oleh tindakan tiba-tiba sang istri sambil menatap istrinya dengan wajah kagetnya, bingung, dan khawatir.

"Kenapa? Apa ada yang salah?" Tanya Joon yang masih kaget.

"Joon, aku merasa Leon belum benar-benar berubah. Aku bisa merasakannya." Kata Lona, jelas dalam kesusahan.

"Apa maksudmu?" Tanya Joon lagi.

"Kita harus memisahkan mereka lagi. Kamu harus memisahkannya!" Gerutu Lona.

"Lona sayangku, apa yang kamu bicarakan?" Joon hanya bisa mengerutkan kening.

"Joon, dari cara dia memandang anakku, aku sudah bisa merasakannya. Leon masih terobsesi dengan anakku!" Balas Lona sambil mengertakkan giginya.

"Sayang, ini sudah 7 tahun!" Seru Joon.

"Tapi Leon masih terobsesi! Apakah menurutmu itu adalah sesuatu yang mudah untuk diperbaiki? Dia terobsesi dengan putraku sejak dulu. Joon, mau tak mau aku khawatir tentang putraku. Bagaimana jika dia menyakiti Kenny?" Tanya Lona tidak bisa menahan air mata yang keluar dari matanya.

Joon segera berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah istrinya dengan lembut memegang tangan kirinya. Dia membelainya Lona dengan memeluknya.

"Sudahlah sayangku, tidak apa-apa. Aku mengerti. Kita akan mengamati mereka, oke? Dan jika instingmu benar maka kita akan-- akan berusaha semaksimal mungkin untuk memisahkan mereka berdua lagi, oke? Dan Leon tidak akan menyakiti Kenny. Dia tidak mampu menyakiti anak kita tapi Leon bisa menyakiti orang-orang di sekitarnya." Ucapnya Joon dengan lembut.

"Baiklah, baiklah. Kita tinggal memisahkan Leon dari Kenny kita." Gumam Lona pelan, masih berusaha untuk tenang.

Sementara itu, ada seseorang melihat mereka berdua...

"Dan siapa yang mengira melakukan itu adalah ide yang bagus?" Leon memutar matanya memikirkan gagasan bodoh orang tuanya untuk memisahkan dia dari adik kesayangannya.

Orang tuanya cukup bodoh hingga lupa mengunci pintunya, kesempatan baginya untuk mendengarkan percakapan pasangan tersebut.

"Yah, tentu saja, orang tuaku tersayang." Ucapnya sinis namun ekspresi kesalnya segera digantikan oleh seringai sinis.

"Ck. Ck. Sejak saat itu, kalian telah menjadi masalah besar bagiku, haruskah aku menyingkirkanmu sekarang?" Leon tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya.

"Dunia akan lebih baik lagi bilang kalian berdua tak ada!"



Laki-laki cantik itu terbangun oleh beban yang ditempatkan di atas pinggangnya. Wajahnya menempel didada keras saudara tirinya karena hanya tangannya yang memberi jarak di antara keduanya.

Kenny dengan hati-hati melepas pelukan saudara tirinya dan memulai rutinitas paginya. Saat dia selesai, Leon sudah meninggalkan tempat tidurnya.

"Mungkin kaka sudah ada di bawah." Pikir Kenny.

Tak lama kemudian, Kenny sudah dalam perjalanan menuju ruang makan, dan mendengar obrolan saat ia mendekati meja makan.

Awalnya Kenny bingung saat mendengar suara asing dari seorang wanita. Dia terus berjalan dan dihadapkan pada orang tuanya yang sedang mengobrol dengan seorang wanita dengan lengan kakaknya di sekelilingnya.

"Oh, Kenny sayangku." Lona adalah orang pertama yang memperhatikan Kenny.

Yang lain juga menyambutnya dengan baik. Kenny duduk dikursinya yang biasa dan tersenyum ramah pada wanita itu, tatapan Leon tak luput dari perhatiannya.

"Selamat pagi, bolehkah aku bertanya siapa dia?" Keingintahuan tercampur dalam suara Kenny tapi senyumnya tetap terlihat di wajahnya.

"Aku Mita, Lili Mita." Ucap wanita itu atau biasa kita panggil Mita, tersenyum ke arah Kenny.

"Pacarku." Kata Leon sambil menyeringai dalam hati, berpikir kalau Kenny mungkin akan cemburu.

"Hah?" Kenny kaget saat ruangan menjadi sunyi senyap. Leon menyeringai karena rencananya berhasil.



-TBC-

OBSESSI KAKAK TIRI (BXB)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang