Part: 14√

2.2K 175 18
                                    

Lona merasa terganggu karena Marilyn tidak menjawab panggilannya sedari tadi. Dia hendak menemuinya tapi Marilyn tidak muncul ditempat pertemuan mereka sekarang.

"Kenapa lama sekali sih?" Lona menggerutu, menunggu 2 jam di restoran, duduk dikursi memakai topi untuk menyembunyikan identitasnya.

"Maaf Bu, apakah anda akan memesannya? Tempat ini bukan ruang tunggu." Kata seorang pelayan berbahu lebar dan tampan tiba-tiba datang.

"Maaf, tunggu sebentar dia pasti akan datang ke sini jadi aku tidak akan lama-lama." Kata Lona tersenyum tapi kesal.

"Manajer kami menyuruh untuk mengusir orang yang menggunakan restoran ini sebagai ruang tunggu tanpa memesan apapun. Jadi jika anda tidak ingin memesan, silakan tinggalkan tempat ini." Kata pelayan itu tersenyum sambil mengedipkan matanya, agak menggodanya.

"Ah baiklah, satu es americano dan kue coklat." Kata Lona perintahnya sambil mendesah kesal.

Pelayan bernama Rey itu pun menulisnya dan meninggalkan Lona sendirian.



Sementara itu, ditempat yang gelap dan menakutkan. Seorang gadis yang dipukuli diikat dikursi, ia ketakutan karena nafasnya yang gemetar tapi dia masih sadar.

"Baiklah, baiklah, katakan saja padaku apa yang kamu katakan pada Kenny?" Ucap Leon sambil duduk dimeja dan memainkan rokoknya.

"S-sudah kubilang, a-aku tidak mengerti apa yang k-kamu bicarakan." Kata gadis itu terengah-engah.

"Aku yakin kamu tahu apa yang aku bicarakan. Kalau aku jadi kamu, lebih baik aku buka mulut sekarang sebelum lidahku terpotong." Balas laki-laki itu sambil menempelkan rokoknya ke asbak disisi kanannya.

"P-potong saja lidahku. Aku tidak akan memberitahumu apapun." Kata gadis yang bernama Marilyn itu menyeringai dan memelototinya.

Marilyn tersentak ketika Leon meraih rahangnya, mengencangkan cengkeramannya dipipinya.

"Apa menurutmu aku tidak bisa melakukan itu? Jangan coba aku, aku hanya menyelamatkan nyawamu hari ini." Ucap Leon tegas sambil menekan belati dibibirnya Marilyn.

"A-apa yang ingin aku katakan padamu? K-kamu sudah tahu siapa bosku. K-kenapa kamu tidak bertanya padanya saja?" Kata Marilyn menyeringai tidak memedulikan belati itu dibibirnya.

"Aku akan membunuhnya, tapi aku hanya perlu klarifikasi dari anjingnya sepertimu. Aku dapat membayarmu dua atau tiga kali lipat dari pembayarannya padamu." Ucap Leon sambil menjauhkan wajahnya dan berbalik.

"Apapun yang sudah kukatakan pada adikmu, aku yakin dia sudah menyadari kebenarannya." Kata Marilyn terkekeh.

"Ah, aku memahamimu sekarang. Kamu telah mencuci otaknya dengan sangat baik. Namun, aku tidak akan membiarkan hal ini berlalu begitu saja. Kamu membuatku kesal hari ini." Kata Leon tiba-tiba berbalik dan menembak keningnya gadis itu dan...MT.

Lalu Leon mendengar teleponnya berdering, dia mengambilnya dari meja dan membacanya sms.

__Kim__
Kemarilah, adikmu ada diluar rumah kita.



"Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Leon keluar dari mobilnya dan melihat laki-laki cantik itu berdiri diluar rumahnya. Kenny tidak menjawab, tapi menggerakkan jari-jarinya.

"Bagaimana kamu bisa tahu tempat ini?" Tanya Leon sambil berdiri di depan Kenny.

"Dari pacarmu. Mita, memberitahuku tempat ini." Balas laki-laki cantik itu sambil menggigit bibir bawahnya.

Leon menyibakkan rambutnya ke belakang dan menggenggam tangan Kenny.

"Ayo pergi, aku akan mengantarmu pulang ke rumah." Kata Leon tapi pemuda cantik itu melepaskan tangannya.

"Aku tidak mau-- aku ingin tinggal bersamamu sebentar." Kata Kenny bersikeras mau tinggal.

"Apakah kamu tahu apa yang kamu lakukan? Mereka akan mencarimu." Balas Leon mengerang.

"Mereka tidak akan mencariku, mereka sibuk berdebat." Kata Kenny terisak sambil menyeka air matanya dengan jari-jarinya. Leon menggerutu pelan.

"Lalu apa yang ingin kamu lakukan disini? Apakah kamu jadi pemberontak sekarang?" Tanya Leon. Lalu pemuda cantik itu mendekatinya dan memeluknya erat seolah hidupnya bergantung pada Leon.

"B-biarkan aku tinggal bersamamu, kak. Aku akan melakukan apapun yang kamu mau, aku tidak akan merepotkanmu." Kata Kenny mendengus lemah.

"Ah sial, terserah tapi setelah ini jangan kembali kesini lagi, paham?" Tanya Leon menghela nafas kalah dan memegang lengan kanan Kenny.

Kenny menganggukkan kepalanya dan Leon menyeretnya ke dalam rumah, ia melihat 5 orang didalam yang sedang melakukan urusan mereka sendiri.

"Jangan pedulikan mereka." Kata Leon dan mereka naik ke atas.

Leon membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalam dan Kenny mengikutinya. Lalu Kenny duduk ditempat tidur kakaknya, mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Sementara Leon sedang mengerjakan sesuatu dilemarinya.

"Pergi dan ganti bajumu, lalu kamu bisa pergi tidur." Katanya dan melemparkan piyama itu pada Kenny.

"J-jangan tinggalkan aku sendirian disini, kak." Ucap Kenny sambil memegang tangan kakaknya.

"Ya, aku tidak akan pergi." Desah Leon menarik tangannya dan berbaring ditempat tidur.

Laki-laki cantik itu menghela nafas mengetahui bahwa kakaknya masih marah padanya, lalu ia berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi.

Leon sedang melihat ponselnya, ngobrol dengan teman-temannya agar tidak mengganggunya sebentar agar sang adik merasa nyaman. Dia tidak terkejut ketika Kenny merangkak ke atasnya dan berbaring didadanya.

"Kamu tidak memakai celana itu." Kata Leon tapi matanya masih terfokus pada teleponnya.

"Celana itu terlalu besar untukku, kak. Bahkan baju ini pun besar dan aku tidak masalah dengan itu." Jawab Kenny sambil memainkan kerah baju Leon.

Kenny mendongak ke arahnya,
tapi Leon bahkan tidak melihatnya.

"Berbaringlah dengan benar di tempat tidur, kita akan tidur sekarang." Kata Leon meletakkan ponselnya di atas meja berlaci.

"Tidak, aku nyaman disini." Kata Kenny bersikeras dan memeluknya erat-erat.

"Kenny..."

Tapi laki-laki cantik itu mendekatkan wajahnya ke lekukan leher Leon dan mengabaikannya. Leon hanya menghela nafas kekalahan membiarkan pemuda cantik itu berbaring di atasnya.

"Selamat malam kak, aku mencintaimu." Gumam Kenny. Namun, Kenny belum mendengar respon apapun dari kakaknya, ia bisa merasakan Leon sedang membelai punggungnya. Kenny hanya menggigit bibir bawahnya untuk menahan air mata yang akan jatuh.



-TBC-

Apa kabar hati kalian yang
sudah baca part ini?😁

OBSESSI KAKAK TIRI (BXB)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang