Part: 09√

2.7K 170 14
                                    

Kenny, masih dilorong kelasnya dekat toilet, ia belum mau pergi ke kelasnya. Dia sedang menunggu pacarnya keluar dari toilet.

"Siapa itu? Aku belum pernah melihat atau mendengar tentang dia."

"Apakah dia guru baru kita?"

"Tidak mungkin, aku tidak pernah mendengar tentang guru yang mau di ganti."

"Sial, dia terlihat sangat seksi."

"Astaga, dia tampan sekali."

Kenny semakin penasaran, ia tidak ingin melihat tapi rasa penasarannya seperti mau membunuhnya.

Kenny mengintip karena beberapa siswa yang lebih tinggi darinya menghalangi pandangannya. Kenny menyipitkan matanya untuk melihat guru pendatang baru itu dengan jelas. Matanya terbelalak melihat pria familiar yang terlihat begitu tampan di depan mata semua orang termasuk dia.

Leon sedang berjalan di lorong kelas dengan para siswa memandangnya dengan takjub. Dia terlihat terlalu tampan dengan pakaiannya.

"Kaka!" Seru Kenny meminta perhatiannya.

"Oh, hei. " Leon tersenyum melihatnya. Laki-laki cantik itu berjalan didepannya, tampak bingung.

"Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Kenny dengan rasa ingin tahu.

"Ups, aku lupa memberitahumu, aku akan menjadi guru disini untuk kelas olahragamu." Jawab Leon sambil menunjukkan ID-nya.

"Benarkah? Apakah itu berarti pak tua itu bukan guruku lagi?" Tanya Kenny, matanya berkilauan karena senang.

"Iya, kenapa? Apa kamu ada masalah dengan gurumu yang sebelumnya?" Tanya Leon sambil membelai pipi Kenny.

"Ya-- tidak apa-apa kak, aku senang kamu menjadi guruku. Pasti menyenangkan." Kenny terkikik.

"Akan kuwujudkan, sekarang, pergilah ke kelasmu. Sampai jumpa lagi sayang." Balas Leon sambil mengecup kening Kenny.

"Sampai jumpa juga, kak!" Kenny tersenyum dan pergi.

Para siswa tampak kaget melihat betapa dekatnya Kenny dengan pria berwajah baru itu. Leon menyeringai, dia tahu kenapa Kenny senang saat guru olahraga sebelumnya pergi.



"Kenny, kudengar kakamu guru baru disini? Apakah itu benar?" Tanya Billy saat mereka berada di dalam kelas dan duduk bersebelahan.

"Ya, aku sangat senang dia ada disini. Aku yakin dia akan melindungiku." Ucap Kenny tersenyum.

"Aku disini juga, aku bisa melakukan hal itu." Kenny bisa merasakan kecemburuan dalam nada bicara Billy.

"Ya, kamu benar, tetapi kamu gagal melindungiku ketika mantan guru olahraga melecehkanku." Balas Kenny.

"Itu karena dia guru kita, aku tidak bisa berbuat apa-apa padanya. Dia pasti akan mengusirku jika aku menyakitinya." Ucap Billy beralasan.

"Ya, terserah." Balas Kenny menghela nafas. Billy hendak mengatakan sesuatu tapi guru mereka datang dan memulai pelajaran hari ini.



Leon berada diruang fakultas.

Beberapa guru pria yang tidak begitu baik sedang menatapnya karena ketampanannya tetapi ada beberapa dari mereka yang memelototinya.

"Hai, pak Alveron." Ucap seorang wanita, Leon pun menatapnya, wanita itu adalah seorang pelajar dan Leon melihat bagaimana dia menjadi bingung sambil menggerakkan jari-jarinya.

Wanita itu mengenakan kemeja putih, atasan kardigan hitam, dan rok pinggang tinggi bergaris merah yang dipadukan dengan sepatu kets putih.

"Iya, ada yang bisa ku bantu?" Jawab Leon dengan senyum terpampang diwajahnya.

"Aku Myna, dan aku ingin memberikan ini padamu." Kata Myna malu-malu dan mengulurkan tangannya dengan amplop merah jambu yang dihias indah yang pastinya berisi surat pengakuannya yang menjijikkan didalam suratnya.

"Kamu tidak harus melakukan ini, tapi terima-kasih untuk ini." Balas Leon dan mengambilnya.

Gadis ini menjadi siswa ke-5 yang datang ke fakultas hanya untuk menyatakan perasaannya.

"N-ngomong-ngomong, bolehkah aku bertanya apakah kamu ada waktu hari ini? A-aku hanya perlu meminta sesuatu darimu." Kata gadis itu sambil menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

Leon hendak menjawab tapi tiba-tiba...

"Kaka!" Seru satu-satunya suara yang ingin dia dengar. Leon lalu menoleh ke belakang Myna dan melihat adiknya mengenakan seragam olahraga, celana jogging hitam, dan kaos putih.

"Ya, sayang?" Jawab Leon, berdiri dari tempat duduknya dan pergi ke depan Kenny.

"Sudah waktunya, kelasmu dimulai sekarang. Kami menunggumu tapi kaka tidak datang. Aku kesini untuk memberitahumu." Kata Kenny.

"Oh iya, maafkan aku. Aku pergi sekarang, aku ambil sesuatu dulu." Balas Leon sambil mengacak-acak rambut Kenny.

"Baiklah." Ucap Kenny tersenyum
lalu duduk dikursi Leon.

Leon pun pergi ke suatu tempat keluar dari fakultas untuk mendapatkan sesuatu.

"Apakah kamu yang memberikan ini pada kakaku?" Tanya Kenny sambil menunjuk amplop itu pada gadis tadi.

"Iya, tidak ada apa-apa, jangan membacanya." Jawabnya dengan gagap.

"Apa maksudmu aku tidak bisa membacanya? Kau tahu, kaka biarkan aku melakukan apapun yang aku mau pada barang-barangnya." Kata Kenny nyengir.

"Ini bukan untukmu jadi jangan menyentuhnya. Aku hanya ingin dia membacanya." Ucap Myna memutar bola matanya.

"Oke." Ucap Kenny mendesah.

"Ayo kita pergi sekarang." Kata Leon baru datang dengan memakai jersey karena pelajarannya tentang basket.

Kenny berdiri tapi sebelum mereka pergi, dia mengambil amplop itu dan melemparkannya ke tempat sampah tepat didepan Myna dan Leon yang terkejut.

"Ayolah, kak." Ucap Kenny sambil memegangi lengan kiri Leon, tersenyum ke arah gadis itu dengan menggodanya.

Mereka meninggalkan gadis itu yang tertegun dengan apa yang baru saja terjadi.

Kenny dan Leon tiba di gimnasium. Dan para siswi menatap guru baru mereka.

"Pak Leon terlihat sangat seksi!" Salah satu siswa berteriak, dan Leon tersenyum.

"Terima-kasih, dan murit-murit mari kita mulai pelajar dasar-dasar bola basket, seperti memasukkan bola dan menembak bola masuk. Setelah itu, aku akan menguji kemampuan kalian, mengerti?" Ucap Leon sambil berdiri didepan para siswa.

"Ya pak." Mereka meresponsnya
dan memulai pelajaran mereka.

"Jun, kamu bisa mulainya." Kata Leon.

Jun berdiri di garis lemparan bebas dan Leon mengoper bola kepadanya. Saat Junsuk melempar bola, dia gagal masuk ke gawang.

"Postur tubuhmu harus benar. Ini akan menjadi bagian dari nilaimu." Tegur Leon. Berikutnya Daer, begitu pula Jun, dia juga gagal masuk.

"Jangan anggap ini sebagai lelucon. Jika kamu gagal lagi, kamu akan gagal dalam mata pelajaranku. Jangan hanya mendengarkan, pastikan untuk belajar juga." Tegur Leon hingga membuat Daer mengusap tengkuknya.

"Yang berikutnya!" Panggil Leon kesal.

Kenny berdiri di garis lemparan bebas dengan Leon memperhatikan didepannya.

"Ayo mulai." Ucap Leon dan Kenny berjingkat sambil melempar bola ke gawang. Namun, dia juga gagal sementara para siswa khawatir tentang bagaimana reaksi Leon karena ini adalah yang ketiganya berturut-turut gagal.

"Tidak apa-apa cantik, kamu melakukannya dengan baik. Kamu bisa mencobanya lagi, hmm."

Leon tersenyum sambil mengacak-acak rambut Kenny karena laki-laki itu sedang cemberut kerena gagal.

Kenny hanya menganggukkan kepalanya, Billy menontonnya dengan rasa cemburu yang terlihat jelas diwajahnya.

Sementara itu, para siswa berbisik-bisik tentang betapa biasnya guru baru mereka.



-TBC-

Haha, bagimana nih guru
baru pilih kasih😅

OBSESSI KAKAK TIRI (BXB)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang