Part: 25√

1.2K 120 6
                                    

Kenny ragu-ragu untuk memainkan alat perekamnya. Dia belum siap, ia tidak tahu harus bereaksi bagaimana jika tahu ibunya tidak berbohong.

Apa yang akan ia lakukan jika kakaknya yang berbohong dan ibunya selalu benar?

Ini semakin gila.

"Kenny, kamu baik-baik saja?" tanya gurunya cemas, pak Suno.

"Y-ya, Pak." jawab Kenny segera menyembunyikan alat perekamnya didalam tasnya.

"Jika kamu punya masalah, kamu tidak perlu terlalu memikirkannya. Kamu tidak boleh stres saat ini, kamu ada ujian yang akan datang dan itu mungkin mempengaruhi nilaimu." kata pak Suno tersenyum sambil mengacak-acak rambutnya.

"A-aku mengerti, Pak. Terima-kasih." ucap Kenny menghela napas.

"Pergilah ke kafe xxx, ini jam makan siangmu." ucap pak Suno. Kenny pun pergi dan ia meninggalkan kelas.

Sunoh menghubungi seseorang melalui teleponnya.

"Dia belum mendengarkan alat perekam itu." ucap pak Sono sambil melihat Kenny berjalan pergi.

"Bagus, apakah kamu sudah membuangnya?"

"Belum Tuan, Kenny memegangnya dari tadi. Tapi aku pikir, kali ini aku bisa membuangnya." katanya.

"Pastikan ini selesai dengan cepat, aku akan membayarmu sesuai janjiku."

"Terima-kasih, Tuan Leon." kata pak Suno tersenyum rakus.

Leon tersenyum mematikan ponselnya setelah percakapan itu.



Pak Suno tersenyum pada para siswa sambil berjalan ke dalam area ruang ganti pria. Tangannya di sakunya berjalan menuju loker Kenny. Pak Suno sudah berdiri didepan loker Kenny, mengamati sekeliling memastikan semua orang meninggalkan area tersebut.

Setelah semua orang pergi, dia mengeluarkan tangannya dari sakunya yang bersarung tangan karet untuk memastikan tidak ada sidik jari yang tertinggal dan mengambil replika mata loker Kenny. Pak Suno membuka loker dan melihat alat perekam. Dia menyeringai, mengambilnya dan menggantinya dengan replika.

Pak Suno menutup lokernya, dan meninggalkan tempat itu seolah ia tidak melakukan sesuatu yang mencurigakan. Dia melemparkan alat perekam itu ke tempat sampah dan membakarnya.

Pak Suno mengambil foto lalu dikirim ke Leon. Dia menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan ia bisa merasakan uang akan ada ditangannya.



Laki-laki berambut mint itu, Kenny, pergi ke ruang ganti untuk mengambil tasnya. Dia melihat alat perekam pena, dia menghela nafas mengambilnya. Dia tak lagi ragu-ragu sekarang untuk memainkannya alat itu dan ia tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

Putar:👇
Aku rindu mama dan papa yang dulu, kalau boleh aku ingat mama tidak pergi dari sisiku, tapi itu adalah takdikku, aku tidak bisa berbuat apa-apa dan...mama Lona juga baik padaku.

"Aish, kenapa aku harus percaya padanya? Mama selama ini mempermainkanku." kata Kenny pelan dan sedih medengar suara kakaknya sambil menggelengkan kepalanya tidak percara ibunya bisa mempermainkannya seperti ini.

Kenny mengambil tasnya, memasukkan pena perekam ke dalam tasnya dan mengunci lokernya. Dia meninggalkan Universitas dan melihat kakaknya menunggu didalam mobil.

"Kak!" serunya melambaikan tangannya dan berlari menuju mobil kakaknya.

"Masuklah, aku akan membeli apapun yang kamu mau." kata Leon tersenyum.
Kenny pun masuk ke dalam mobil.

"Kemana kamu mau pergi?" tanya Leon menyalakan mesin mobil.

"Ayo pergi ke kedai kopi-susu." kata Kenny bertepuk tangan dengan penuh semangat.

"Tentu ayo." Leon tersenyum sambil mengacak-acak rambut Kenny dan pergi.



Mereka sampai di kedai kopi-susu, Leon keluar terlebih dahulu dan membukakan pintu mobil untuk Kenny. Laki-laki berambut mint itu menerima uluran tangan Leon.

"Kita sudah sampai." kata Leon.

"Aku pergi dulu!" seru Kenny terkikik sambil berlari masuk ke dalam kedai.

Leon hanya tersenyum mengikuti pemuda itu didalam kedai.

"Duduklah disini, aku akan memesankannya untuk kita." ucapnya sambil menarik kursi untuk Kenny. Kenny duduk dan memberitahukan pesanannya pada kakaknya.

Leon meninggalkannya pergi ke konter untuk memesan.

Sementara laki-laki berambut mint itu sedang menunggunya, dan teleponnya berdering, ia melihat pesan dari ibunya.

Mama: 👇
Apakah kamu sudah mendengarkannya? Jika ya, Ken bebas untuk kembali ke sini. Aku akan menunggumu sayang.

Kenny: 👇
Jangan mengerjaiku, mah. Jangan tunggu aku, aku tidak akan kembali padamu.

Mama: 👇
Apa? Apa yang kamu bicarakan?
Apakah kamu sudah mendengarkannya?

Kenny: 👇
Jangan chat atau telepon aku lagi, mah. Kak pasti akan marah karena hal ini. Aku tidak ingin membuat pertengkaran besar di antara kalian berdua. Jadi tolong, berhenti melakukan ini.

Lalu di blokir:  Ya/Tidak.

Kenny memblokirnya beberapa saat sehingga kakaknya tidak melihat apapun. Nah, itulah yang dia pikirkan, saat Leon menunggu di jalan, ia juga bisa membaca pesan dari Kenny dan Lona.

Entah bagaimana, panggilan, chat, dan pesan Kenny tersambung ke ponsel Leon. Dia menyeringai ketika Kenny menghalangi wanita tua itu.

"Selanjutnya." kata Leon bergerak maju untuk mengambil pesanan.



-TBC-

OBSESSI KAKAK TIRI (BXB)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang