Kini Bianca dan juga Alina tengah duduk berdua di ruang tamu di rumah Alina sambil menonton tv dengan Alina yang bersandar di tubuh Bianca. Miel tengah tidur siang saat ini, nampaknya kelelahan karena pergi bersekolah tadi. Jadilah kini Bianca hanya berdua saja dengan Alina mengobrol sambil menonton tv.
Dengan jarak yang dekat seperti ini Bianca dapat mencium wangi harum rambut Alina, sesekali pun Bianca mencium kepala Alina. Yang Bianca tak tahu Alina menyadarinya atau tidak. Intinya ia terus melakukan itu atas dasar tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan.
Alina menolehkan wajahnya untuk menatap Bianca. "Bi, nanti malam aku mau ketemuan sama Nathan,"
"Good. Semoga ada itikad baik dari dia ya," ucap Bianca sambil mengusap surai rambut Alina.
"Kamu gak mau ikut?"
"Aku nanti sore ada kerjaan, Al, gak tau selesainya kapan. Aku gapapa kalo dia gak mau minta maaf ke aku, asal hubungan kamu dengan dia bisa membaik."
"Tapi aku males ketemu dia,"
"Jangan males dong, Al. Biar gimana juga kan kalian pernah saling mencintai hingga terciptalah Miel," ejek Bianca yang dihadiahkan toyoran di kepalanya dari Alina yang hanya Bianca balas dengan tawanya. "Kamu ketemuan dimana?" tanya Bianca setelah puas tertawa meledek Alina.
"Di cafe yang waktu itu kamu manggung,"
"Ohh,"
Setelahnya keduanya pun tak lagi berbicara. Alina fokus menonton tv, sedang Bianca memainkan ponselnya menghubungi seseorang.
Alvn
Vin
Ya
Hari ini lo di cafe xxx kan?
Iya
Gue minta tolong boleh
Mintol apaan?
Temen gue yang cewek waktu itu ngobrol sama gue
tolong awasin dia ya, malam ini dia mau ke sanaAurora?
Bukan, yang satunya
Coba kirim fotonya, gue lupa mukanya
send a picture
Ohh, oke aman
Alina namanya
Kabarin ya Vin kalo ada apa-apaAman
Setelah selesai menghubungi Alvin, Bianca pun kembali menyimpan ponselnya. Kembali menikmati kebersamaannya dengan Alina.
~~~
Malamnya Bianca kini tengah berkutat dengan monitornya, jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, namun pekerjaannya belum juga selesai.
Ting!
Bunyi notifikasi pesan masuk dari ponsel Bianca, tak mengindahkan notifikasi tersebut Bianca malah terus fokus pada pekerjaannya. Ayolah, dirinya sudah sangat lelah, ia hanya ingin segera menyelesaikan pekerjaannya sekarang.
Ting!
Ting!
Ting!Notifikasi chat masuk dari ponsel Bianca terus berbunyi, namun lagi-lagi Bianca tak mengindahkannya.
I wanna be yours ~
Wanna be yours ~Hingga nada dering tanda telpon masuk dari ponsel Bianca pun akhirnya berbunyi, barulah Bianca mengambil ponselnya yang sedari tadi ia abaikan di atas meja tersebut lalu segera mengangkat panggilan telpon tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
my love single mother √
General Fictionjatuh cinta dengan single mother? tentu itu adalah sesuatu hal yang biasa saja, tak ada yang salah dari mencintai single mother. namun, bagaimana jadinya jika seorang perempuan yang mencintai seorang single mother tersebut?