"Hari itu, hubungan kita merenggang. Sesuai perkiraan kita, LDR memang gak cocok untuk kita,"
Flashback on.
Setelah seharian di klinik Alina pun kini tengah bersiap untuk pulang.
Sudah sedari kemarin hubungan Alina dengan Bianca merenggang karena masalah-masalah kecil yang terus berdatangan. Dan sudah dari kemarin Alina dan Bianca tak saling bertukar kabar.
"Dokter, ada yang cari dokter," ucap salah satu asisten dokter yang datang memberitahu Alina ke dalam ruangannya.
"Suruh masuk," perintah Alina.
Setelah mendapatkan ijin dari Alina, tak lama seseorang pun masuk ke dalam ruangan Alina.
"Hay, Alina," sapa seseorang yang baru saja memasuki ruangan Alina.
"Adrian," terkejut Alina saat melihat yang datang mendatanginya adalah Adrian.
Karena merasa antusias, Adrian pun hendak memeluk Alina, namun Alina menghindar.
"Kamu udah balik, udah selesai kerjanya?" tanya Alina mengalihkan perhatian.
"Belum, aku kesini cuma liburan. Kontrak aku diperpanjang, dan aku ambil cuti sementara untuk liburan."
Dari situ, Adrian selama beberapa hari terus menemui Alina dan mengajak Alina untuk pulang bersamanya. Alina ingin menolak, tapi ia merasa tak enak. Apalagi Adrian hanya sementara disini, bukan untuk waktu yang lama. Jadi Alina berpikir hanya untuk menghargai Adrian untuk sementara waktu, apalagi Adrian sudah susah payah datang menghampirinya.
Hingga kejadian itu terjadi, dimana Alina yang pulang bersama Adrian dan ternyata Bianca sudah berada di rumah Alina, tanpa sepengetahuan Alina. Kehadiran Bianca itupun benar-benar membuat Alina terkejut.
Perkelahian pun terjadi. Perkelahian yang tak Alina harapkan, namun tak dapat Alina hindari.
Setelah bertengkar dengan Bianca, Alina pun langsung memasuki kamarnya.
Prangg
Alina mendengar suara suatu benda terjatuh dan pecah dari lantai bawah. Tak lama dari itu, Alina dapat mendengar suara rintihan Bianca. Alina ingin menghampirinya, namun Alina sudah terlanjur emosi dengan Bianca yang tadi bertindak gegabah.
Belum lagi tadi Bianca mengatainya, seolah Alina adalah wanita murahan. Ia benar-benar marah dengan Bianca sekarang. Padahal Alina hanya pulang bersama Adrian, itu pun hanya pulang bersama, tak ada yang lebih dari itu. Alina selalu menolak tawaran Adrian yang mengajaknya untuk makan diluar terlebih dahulu.
Hanya tadi saja akhirnya Alina menerima tawaran Adrian untuk makan diluar. Karena kebetulan tadi mesin mobil Adrian mengalami kendala, jadilah Alina menerima tawaran Adrian untuk makan diluar sambil menunggu mobil Adrian diperbaiki.
Tapi ternyata itu memakan waktu yang lama, kondisi bengkel yang ramai dan kekurangan pekerja, terpaksa membuat Alina mau tak mau harus menunggu lama. Padahal jika disuruh pilih Alina juga ingin pulang cepat dan segera beristirahat di kamarnya.
Berbeda dengan Alina yang tampak lelah dan hanya menanggapi Adrian sekenanya. Adrian justru tampak menikmati waktu yang ada bersama Alina dan terlihat selalu antusias untuk mencari topik obrolan dengan Alina. Adrian terus mengajak mengobrol Alina, hingga tak terasa waktu pun terus berjalan. Hingga tengah malam.
Keesokan harinya setelah pulang dari klinik yang baru selesai malam hari karena banyaknya pasien, Alina pun menyempatkan diri untuk pergi ke hotel dimana Adrian menginap selama ia liburan.
Alina menghampiri Adrian bermaksud meminta maaf atas perbuatan Bianca kemarin, dan menjelaskan kondisi yang ada.
Setelah selesai Alina meminta maaf dan menjelaskan hubungannya dengan Bianca, Alina pun menemani Adrian untuk sementara waktu, karena kini Adrian sedang sakit. Usai menerima pukulan dari Bianca kemarin, sekitar mata Adrian lebam. Itu lah mengapa Alina jadi harus menemani Adrian, karena merasa tak enak sekaligus merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
my love single mother √
General Fictionjatuh cinta dengan single mother? tentu itu adalah sesuatu hal yang biasa saja, tak ada yang salah dari mencintai single mother. namun, bagaimana jadinya jika seorang perempuan yang mencintai seorang single mother tersebut?