54.

8K 706 62
                                    

Bughh

Pukulan kencang secara tiba-tiba mendarat di wajah Leo dan juga Zee, yang didapat dari Bianca yang baru saja datang.

Saat Bianca berkata pada Alina bahwa ia mempunyai urusan, ini adalah urusannya. Untuk memukul Zee dan juga Leo guna memberi mereka pelajaran, karena sudah berani-beraninya mereka membohongi dirinya dan juga Alina.

Zee dan Leo sendiri pun kini sudah meringis kesakitan akibat pukulan kencang dari Bianca tadi.

"Sshh, anjing! Apa-apaan si lo!" kesal Zee.

"Gak jelas manusia." tambah Leo.

Bianca tak menghiraukan keluhan ataupun umpatan dari Zee maupun Leo. Tangan Bianca kini justru tergerak untuk mencengkram kerah baju Zee, dengan menatap Zee tajam.

"Lo ngomong apa sama Alina!? Lo kasih info palsu untuk apa, Zee!?" bentak Bianca.

Zee tersenyum meremehkan. "Oh, jadi karena dia lo begini."

Dengan emosi, Bianca pun menghentakkan tangganya yang kini tengah mencengkram kerah baju Zee. "Ini bukan karena dia, Zee! Ini karena diri lo sendiri! Apa gunanya lo bohongin gue dan Alina!? Cara lo terlalu murahan untuk memisahkan gue sama Alina."

Bianca terdiam sejenak sambil menatap Zee tajam, yang dibalas oleh Zee dengan tatapan meremehkan.

"Mulai sekarang, berhenti ikut campur urusan gue!" ucap Bianca setelahnya.

Zee yang tadi memasang wajah seolah tak peduli pun kini mulai memasang wajah datarnya seusai mendengar penuturan dari Bianca tadi.

"Oke kalo itu mau lo." ucap Zee dengan menatap mata Bianca sama tajamnya.

"Dan mulai sekarang, lo juga bukan sahabat gue lagi. Termasuk lo, Le." ucap Bianca sambil melirik Leo sekilas.

"Apaan sih, Bi. Kita bisa omongin baik-baik," lerai Leo menarik lengan Bianca bermaksud untuk mengajaknya berbicara baik-baik. Namun Bianca malah menghempas kasar tangan Leo.

"Kalian mau pake cara baik-baik setelah semua yang kalian lakuin?" tanya Bianca sambil menatap keduanya secara bergantian.

"Biarin, Le. Biarin dia memilih pilihannya." ucap Zee tanpa mengalihkan pandangannya dari Bianca sekalipun. Ada sorot mata kecewa yang terpancar dari mata Zee. Ya, tentu saja ia kecewa dengan kata-kata yang diucapkan oleh Bianca tadi.

"Padahal apa yang kita lakuin kemarin juga untuk dia. Seterah dia kalo dia memang mau pilih janda gak guna itu dari pada kita." sambung Zee.

Bughh

Lagi-lagi pukulan kencang kembali Zee terima dari Bianca.

"Siapa yang lo bilang gak guna!?" bentak Bianca tak terima.

"Hah ... Mulai deh berantem lagi. Kali ini apa yang kalian ributin?" tanya Aurora yang baru saja masuk ke dalam studio Zee dan melihat pemandangan yang tak mengenakkan.

Wajah Aurora pun tampak lelah, dan tak peduli. Karena pemandangan seperti ini sudah biasa ia lihat, jadi ini bukan hal yang baru lagi untuknya.

"Ini berantem beneran, Ra. Bukan bercanda." bisik Leo.

Aurora yang mendengar itu pun tampak tak terkejut, ia masih memasang wajah santainya, sambil menarik Bianca dan juga Zee yang sedang tatap-tatapan dengan diliputi dengan emosi masing-masing.

"Udah, udah. Sekarang kalian duduk." lerai Aurora menarik keduanya untuk duduk. "Kalian berantem soal apa?" tanya Aurora setelah mereka mendudukkan diri mereka diatas sofa yang terdapat di studio Zee.

my love single mother √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang