Zee, Aurora, dan Leo berhambur memeluk Bianca. Mereka sengaja datang jauh-jauh untuk menghadiri acara pernikahan Bianca dan Alina. Tentu saja mereka tak mungkin tak datang, walau jarak mereka jauh sekalipun. Bianca pasti akan merajuk jika mereka benar-benar tak datang.
"Dokter, titip Bianca ya. Dia pasti bakal nyusahin dokter banget nantinya. Karena saya akan jauh sama dia, saya mengandalkan dokter untuk jaga Bianca." ucap Zee saat bersalaman dengan Alina. "Boleh gue peluk dokter Alina?" ijin Zee pada Bianca.
Bianca menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
"Maaf ya dokter atas semua yang sudah terjadi. Happy wedding. Semoga setelah menikah kalian gak akan pernah ribut lagi." sambung Zee.
"Makasih, Zee," ucap Alina sambil tersenyum. Walau rasanya banyak sekali momen buruk yang terjadi antar Zee dan dirinya, tapi Alina tahu Zee melakukan itu karena ia hanya ingin yang terbaik untuk Bianca. Terlepas dari momen-momen buruk yang telah terjadi pun, Alina sudah memaafkan semua itu.
"Cepet nyusul, Le. Gue udah nikah, Zee juga dikit lagi nikah, lo kapan?" ejek Bianca pada Leo.
"Hah, sombong ya lo sekarang. Gini aja lo nyuruh gue cepet nikah. Dulu lo bilang, gak usah cepet-cepet nikah, Le, nikah mah gak seenak keliatannya."
"Hahaha, itu kan dulu. Ternyata pas gue udah ngerasain sendiri, gue nyesel kenapa gue sama Alina baru nikah sekarang. Coba kalo kita ketemu dari orok, langsung gue nikahin Alina."
"Orok lo berdua aja gak barengan. Lo baru lahir, Alina udah sekolah."
"Ya gapapa, gue kan jadi bisa diurusin sama Alina dari kecil,"
"Jangan mau, dokter. Orok nya dia nyusahin." ejek Zee.
"Enggak kan, Al? Aku anak baik kan?" tanya Bianca pada Alina butuh validasi.
Alina tersenyum sambil membelai rambut Bianca. "Iya, dia anak baik,"
"Ah! Tai! Udah ah, gue mau makan dulu. Laper gue liat lo berdua." ucap Leo yang langsung beranjak pergi.
"Yaudah gue temenin temen lo dulu ya, kasian dia jones,"
"Temenin dah, takutnya nanti dia gangguin istri orang,"
"Makanya, bahaya kan,"
ucap Bianca dan Zee secara berganti seraya terkekeh. Setelahnya Zee bersama Aurora pun pergi menyusuli Leo.
Setelah kepergian teman-teman Bianca, tak lama Aurel datang bersama dengan Miel dan juga Alisha.
"Rel, makasih ya udah mau jagain Miel sama Alisha," ucap Bianca langsung saat Aurel berada di hadapannya.
"Santai aja, kak. Mereka juga gak nakal kok, pinter."
"Makasih ya, Rel," kini gantian Alina yang berterima kasih pada Aurel karena merasa sudah benar-benar merepotkannya.
"Kalian makasih mulu, orang aku gak ngapa-ngapain. Udah, nih Miel mau ngomong nih sama kakak,"
Miel yang semula berdiri di belakang Aurel pun berganti berdiri di hadapan Bianca.
Bianca mensejajarkan tingginya dengan Miel. "Kenapa, boy? Is everything okay? Ada yang memberatkan hati kamu?" tanya Bianca penuh perhatian saat Miel tampak sedih.
Tiba-tiba saja Miel memeluk Bianca erat. "Happy wedding, kak. Kakak jaga mommy dengan baik ya, jangan sakitin mommy kayak daddy," isak Miel.
Alina yang melihat itu pun tersenyum hangat. Alina tahu betul selembut apa hati anak laki-lakinya itu, Miel selalu tak suka jika melihat Alina bersedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
my love single mother √
General Fictionjatuh cinta dengan single mother? tentu itu adalah sesuatu hal yang biasa saja, tak ada yang salah dari mencintai single mother. namun, bagaimana jadinya jika seorang perempuan yang mencintai seorang single mother tersebut?