16 ; Sunday Morning

24K 1.2K 83
                                    


🍷🍷🍷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🍷🍷🍷

Karlo:
Pulang lo bngst.
Oh berani main kabur?
Lo pikir gue tolol hah?
Pulang sekarang atau gue seret dari sana.

Karlo:
Argghh sialan!
Lumi!
Gue patahin kaki lo nanti.

Karlo:
Sembunyi di mana lo?!

“Hah, lagi-lagi,” gumam Lumi bosan, membaca chat berderet yang masuk dari Karlo.

Semenjak Lumi kabur tadi malam, Karlo terus-terusan memborbardir dengan chat dan telepon.

Sayangnya, satu pun tidak dijawab Lumi. Ia masih ingin menghindar dan bebas, enggan terjerat dalam kendali Karlo. Sudah cukup Lumi tersiksa dengan dikurung di kamar mandi selama dua hari.

Beruntung, Karlo tidak tahu letak rumah Gael. Untuk sesaat Lumi dapat leluasa bergerak.

“Hufthh, oke. Abaikan soal Karlo, aku harus fokus belajar merawat diri!”

Di kamar bercat biru itu, tubuh Lumi terbalut handuk putih sebatas paha. Jika penasaran seperti apa badannya, tidak kurus tidak juga gendut. Bisa dibilang, tubuhnya tipikal berisi dan mungil.

Tanpa berniat memakai baju, Lumi langsung melihat-lihat alat kecantikan dan skincare di atas meja rias. Katanya, itu milik Kak Ghaby, Kakak sulung Gael.

Atas seizin Gael, Lumi diperbolehkan untuk menggunakannya.

Kalau belajar mempercantik diri mulai sekarang, mungkin Lumi tidak akan dibully lagi.

“Ini foundation, concealer, loose powder, maskara, liptint ... semuanya lengkap. Skincare ada micellar water, facial wash, pelembab, sunscreen ... aduh, kenapa banyak, ya?”

Lumi menggaruk tengkuknya, pusing sendiri. Ia membaca satu-persatu merek produk.

Ternyata menjadi cantik harus banyak usaha.

“Pakenya yang mana dulu, ya? Tapi Gael bilang bakal ngajarin. Aku tagih aja nanti, deh.”

Ceklek!

“Mi, udah bangun? Buruan turun, gue udah siapin sarapan— ”

“Gael?!” jerit Lumi tersentak, Gael mendadak membuka kamarnya.

Cowok itu membeku di pintu, mata tak berkedip memerhatikan Lumi. Mulutnya ternganga, meneliti dari atas sampai bawah. Sembari teguk ludah.

SinisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang