30 ; Karl's Favorite

7.1K 417 31
                                    

__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________

19:00 WIB

“Taaraaa! Welcome to my party, Lumi! Seneng banget deh akhirnya lo dateng! Hehe.”

Lumi tersenyum canggung, pegangannya makin kuat pada tali tas kecilnya.

Pukul tujuh malam ini, ia tiba di rumah mewah Cherish, berniat memenuhi undangan pesta ulang tahun cewek itu.

Ketika baru menapak di teras istana bercat putih tersebut, Lumi langsung disambut empat cewek modis pakai gaun luxury. Cherish, Shireen, Camilla, Irish, rasanya Lumi seperti itik di antara para angsa.

Bahkan saat ini, keempat gadis itu menyambut dengan semringah dan pelukan.

“Wow! Baru kali ini gue liat lo lepas kacamata! Cantik tau!” puji Camilla yang pakai gaun coklat.

“M-makasih ... maaf, aku cuma pakai rok sama kaos. Aku nggak punya gaun kayak kalian.”

“Ya gapapa, dong. Urusan baju mah gak penting, atau lo mau shopping bareng kita? Kebetulan gue free time sih besok, pas pulang sekolah aja gimana? Sekalian main ke Timezone abis nge-mall, yuk!” celoteh Irish heboh.

“Wah, ide bagus! Saldo gue juga udah banyak ampir meleduk, ditransfer mulu tiap hari sama Mommy. Yah, itung-itung ngabisin duit besok,” gerutu Shireen sembari membenarkan tatanan rambut ikalnya.

Di sela berjalan memasuki rumah, Cherish mendekap lengan Lumi bersahabat.

Senyumnya tidak pudar sejak tadi, membuat Lumi sedikit nyaman seperti sudah dianggap teman.

“Emm, s-selamat ulang tahun, Cherish. Ini hadiah dari aku. Maaf nggak seberapa, semoga kamu suka.”

Lumi menyodorkan kotak kado kecil motif polkadot. Isinya tidak lain hanya jepit rambut kelinci, karena Lumi sering lihat Cherish pakai jepit rambut sejenis.

“Thanks, ya. Gue gak sabar buka hadiah lo, deh. Isinya apa, nih?” tanya Cherish, meneliti kado mungil dari Lumi.

“Itu nggak mahal, kok. Maaf.”

“Oh, gapapa. Nanti gue simpen.”

“Btw, Cher, hadiah dari kita udah dibuka belum?” tanya Shireen langsung diangguki oleh Camilla dan Irish.

“Udah. Hadiah dari lo tas YSL, hadiah dari Camilla parfum Tom Ford, terus hadiah dari Irish lipstick Dior. Hapal banget gue,” beber Cherish mengibaskan rambut bangga.

“Sorry, terlalu murah gak sih itu? Lain kali gue beliin kunci Porsche, deh,” celetuk Shireen enteng.

“Haha, di next birthday gue aja. Thanks ya girls, dateng ke pesta gue udah cukup banget, kok.”

Mendengar topik yang dibahas empat gadis kaya itu, rasa minder Lumi makin meluap.

Ia hanya bisa gigit bibir, bagaimana jika Cherish kecewa saat tahu hadiahnya jepit rambut kelinci dibanding barang mewah lain?

SinisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang