23 ; The Doll is Gone

15.9K 838 76
                                    

___________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


___________

“Haha ... hahaha ... lagi-lagi lo kabur tanpa izin, Sayang.”

Tawa renyah tersirat kemurkaan itu mengudara. Karlo dengan kulit penuh memar sehabis tanding boxing di ring tinju, kian tersulut emosi ketika membuka pintu kamar Lumi.

Ruangan tersebut kosong melompong, tidak ada pemiliknya. Atensi Karlo terarah pada jendela yang terbuka sejak tadi.

Langkahnya berderap maju, kepala melongok di jendela mengamati area luar. Ah, sial, jadi ini jalan tikus Lumi. Rupanya gadis itu nekat kabur dengan melompat dari lantai atas.

Mati-matian Karlo menyekapnya selama sebulan, kini Lumi hilang tanpa seizinnya.

Muak, dia meninju kaca jendela sekuatnya, hingga beberapa kepingan runcing menyobek tangannya.

PRANG!

“Apa yang kurang dari gue, Lumi? Kenapa lo terus-terusan ngehindarin gue?! Kenapa?!”

“Gue ngerawat lo selama ini, gue ngejaga lo dari dunia luar, tapi ini balasan yang gue terima? Haha ... bangsat.”

Satu tangan Karlo yang terbalut kain kasa mulai mengacak helaian rambut, saking gusar. Dia membuka lemari Lumi di sudut kamar, seluruh pakaian tidak tersisa di dalam.

“Wah, liat ini. Lo udah nguji gue berapa kali, Lumi? Kabur ke mana lagi sekarang?”

DUG!

ARGHH! FUCK! YOU RUN AWAY AGAIN!”

Bersamaan dengan teriakan, Karlo menendang pintu lemari Lumi sekencangnya sampai rusak separuh.

Lalu membanting segala barang di sana ke sembarang arah seolah dunianya telah hancur.

“SIALAN! LO BIKIN GUE GILA LAGI, LUMI!”

“KENAPA?! KENAPA LO TERUS LARI DARI GUE?! APA SEBULAN GUE KURUNG MASIH KURANG, HAH?!

IM FUCKING IN LOVE WITH YOU! SHIT!”

Bak kesetanan, Karlo memungut pecahan beling lalu dia goreskan dari pipi sampai dagu. Merasa belum puas, aksinya berlanjut ke area perut dengan meninju sekuatnya.

Tidak perih atau kesakitan, justru reaksi Karlo tertawa frustrasi di sela meneriaki Lumi.

Dia terlanjur gila. Dia ingin mati. Hidup pun percuma baginya, karena seseorang yang dia ikat di bawah kendalinya berkali-kali pergi.

SinisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang