27 ; Drive You Insane

18.1K 853 102
                                    

__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


__________

19:30 PM

Bibir Lumi gemetar, terlampau gelisah sampai telapak tangannya terasa licin akibat keringat dingin.

Pukul tujuh malam ini, gadis itu berdiri kikuk di teras rumah megah bercat emas, bersama Karlo yang terbalut kemeja hitam di depannya sedang membuka kunci pintu utama.

Berhubung cowok itu diperbolehkan pihak Rumah Sakit untuk pulang malam ini, mau tidak mau Lumi harus tinggal di rumah lama sesuai kesepakatan minggu lalu.

Sekarang statusnya dengan Karlo bukan sebatas teman serumah lagi, melainkan 'pacar'. Sebagai jaminan agar Karlo tidak terjerumus dalam dunia tinju lagi atau arena balap.

Dengan adanya Lumi di sisinya, setidaknya pola hidup Karlo sedikit terkontrol.

“Masuk,” suruh Karlo, membuka pintu rumah.

Lumi mengangguk patuh. “M-makasih.”

Begitu langkahnya melewati ambang pintu, Lumi dibuat makin takut tatkala tubuhnya tiba-tiba diangkat oleh Karlo dan digendong di pundak bak karung beras.

Membuatnya sulit bergerak hingga kepala terasa pusing ketika dibawa berlari menaiki tangga menuju satu kamar.

Teramat geram, Lumi memukul kecil punggung Karlo.

“Karl! Turunin aku!”

“Gak mau.”

“Aku bisa jalan sendiri, kok!”

“Nanti abis di kamar.”

Lumi melotot, terus meronta berusaha lepas.

“Karl! Turunin aku cepat! Badan kamu belum pulih total! Kamu harus istirahat, jangan kayak gini!”

Karlo tertawa renyah, menampar gemas paha Lumi. “Shhtt, jangan banyak protes. Gue gak selemah itu.”

“Tapi kata Dokter kamu harus—”

“Ck, gak usah percaya Dokter. Lo pikir berapa tahun gue terjun di dunia tinju? Luka segini besok juga sembuh. Gue cuma kecolongan pas tanding terakhir.”

“Tapi Karl—”

“Perlu gue peringatin berapa kali, Lumi?” potong Karlo tak ingin menerima protesan si gadis. Dia mendengus jengkel.

SinisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang