04 ; My Sweet Hero

27.6K 1.2K 40
                                    

__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


__________

“Buahahaha! Bro, liat bro! Gue upload ke medsos bakal viral ini!”

“Anjing, kunti bogel kecebur kolam. Mana pake kacamata pula. Viralin, cok.”

“Apa kabar ya si Lumi nanti kalo videonya kesebar sampe trending? Hahaha!”

Tawa jenaka mengudara, tiga cowok sohiban yang salah satunya berdarah Chinese itu asik menonton video berdurasi tiga menit. Jian, Negra, Abim, duduk berkumpul di sofa putih dengan ponsel Jian sebagai objek tontonan.

Beda dengan ketiga rekannya, pemuda berkemeja hitam pemilik mata runcing hanya bersandar sembari menyesap gelas anggur. Sesekali dia melirik, video yang ditonton orang di sisinya adalah hasil kejadian lucu baru terjadi.

Siapa lagi kalau bukan Lumi, si culun pakai kostum kuntilanak yang tercebur ke kolam. Ralat, maksudnya diceburkan Shireen ke kolam. Alhasil, kejadiannya terekam, mungkin akan trending dengan judul Kunti Kecebur Kolam.

Membayangkannya saja, Karlo tertawa geli.

“Ganteng, kok ketawa-ketawa sendiri, sih? Ajak gue, dong.”

“Ck,” decak Karlo. Bergeser sedikit ketika Shireen sang bintang utama di pesta ulang tahun ini duduk di sisinya.

“Karl, gimana hiburannya tadi? Pasti seru, kan? Hehe.”

“Kurang budget, huh?” sindir Karlo menyesap kembali jus anggur.

“Ih, itu tuh spesial tau! Pesta mana coba yang bisa nyeburin kunti ke kolam,” rengek Shireen, menduselkan kepala di lengan kekar Karlo.

“Gue tau, kok, lo suka pas si nerd dipermaluin kayak tadi. Dan khusus malam ini, pertunjukan itu surprise buat lo. Suka gak? Sekarang gue udah bisa jadi pacar lo, kan?” celoteh Shireen.

“Ngimpi.” Karlo menepis sentuhan Shireen, tangan beruratnya menarik sejumput rambut coklat gadis itu.

“Akhh! Sakit, Karl!”

“Ini peringatan. Sekali lagi lo berani nyentuh Lumi, gue gak jamin lo bakal aman,” bisik Karlo, Shireen bergidik merinding.

“T-tapi bukannya lo sering ngebully Lum—”

“Cuma gue yang berhak nyakitin dia. Lo dan semua orang di sini, jangan pernah sekali-kali ngambil hak gue itu. Berani?”

“Akhhh! Oke-oke, fine! Gue ngerti! Lepasin rambut gue, plis!” rintih Shireen diselingi desahan ngilu akibat jambakan Karlo.

SinisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang