17 ; Lost Control

27.9K 1.1K 59
                                    

🍷🍷🍷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🍷🍷🍷

“S-sakit ... berhenti ... aku mohon ... kamu jahat, Karl .... ”

“Aku mau pergi. Tolong, jangan anggap aku sebatas boneka. Aku manusia, Karl. Bukan benda mati yang dimainkan sepanjang waktu.”

“Itu bukan cinta, tapi obsesi!”

“Kamu iblis!”

Deg!

Sepasang netra Karlo terbuka, tubuhnya spontan duduk tegap bak tersengat listrik. Napasnya tak beraturan, dibarengi degup jantung yang memompa cepat.

Dia bermimpi, Lumi berlari meninggalkannya seorang di ruangan gelap.

“Gak ... gue bukan iblis. Gue gak jahat. Jangan benci gue, Lumi. Jangan tinggalin gue di sini sendirian!”

“Argghh!”

Karlo meraung keras, perasaan kalut mulai menggelapkan nuraninya. Dia kembali terbaring putus asa, dengan kubangan darah berceceran di lantai kamar.

Kondisi ruangan nuansa hitam itu sangat kacau. Puing-puing kaca berserakan, dinding sedikit retak bekas hantaman barang, setidaknya itulah kegilaan Karlo pasca Lumi kabur dari rumah.

Entahlah gadis itu tinggal di mana sekarang. Hidup atau mati, Karlo tidak dapat kabar. Hanya mimpi-mimpi aneh yang terus menerornya seperti tadi.

“Hah ... sial,” gumamnya, meringis perih tatkala mencabut kepingan kaca yang menancap di pipi.

Karlo meneliti sekitar, kamarnya benar-benar bau anyir darah. Mungkin, dengan keadaan ini Karlo bisa dijebloskan ke Rumah Sakit Jiwa.

Membayangkannya saja, dia tertawa puas.

“Haha, gila. Gue beneran gila, haha. Lumi ... liat yang lo perbuat ke gue. Tanggung jawab lo, sialan!”

“ARGGHH! LUMI!!!”

Tidak peduli seberapa nyeri tenggorokan, Karlo berteriak sekencang-kencangnya sembari menjambak rambut depresi.

Dia meringkuk, tangan terulur ke depan berharap menggapai punggung Lumi yang menjauh. Delusinya semakin parah.

Karlo menggeleng getir, punggung cantik itu sudah tenggelam dalam matanya. Nahas, tak sedetik pun Lumi berbalik menatapnya.

Tawa sumbang pun mengudara. Karlo tersadar, bahwa dia terjebak dalam delusi.

~~•~~

SinisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang