28 ; Karl's Obsession

10.7K 606 40
                                    

hi💋ada yang masih nunggu?setelah ganti judul, moga masih inget cerita ini (bad possession) wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hi💋
ada yang masih nunggu?
setelah ganti judul, moga masih inget cerita ini (bad possession) wkwk.

happy reading, sweety!

__________


“Turun.”

Begitu dapat perintah, tanpa banyak bicara Lumi lekas turun dari motor dengan tergesa-gesa.

Tapak sepatunya telah mendarat di tanah parkiran, baru sampai di sekolah bersama Karlo meski terlambat satu jam.

Beruntung gerbang depan Grenada belum ditutup, jadi Karlo leluasa memarkirkan motornya di parkiran seperti saat ini.

Mata gelapnya melirik ke arah kiri, mengamati Lumi yang sedang susah-payah melepas helm.

Nyaris tawa Karlo menyembur, sangat seru menonton Lumi yang seperti bocah baru belajar mencopot helm motor.

“Kenapa? Susah dilepasin?” tanya Karlo agak meledek.

“B-bisa, kok! Tunggu sebentar,” jawab Lumi, masih kesulitan melepas pengait helm.

“Mau gue bantu?”

“Nggak! Nggak papa, aku pasti bisa! Aku mau belajar lepasin helm!”

Ah, Karlo baru ingat. Lumi memang tidak pernah naik motor. Makanya pagi ini gadis itu cukup bodoh hanya lepas-pakai helm saja.

“Sini, gue ajarin,” bisik Karlo halus, sukses membuat Lumi tersentak karena pinggangnya ditarik oleh lengan berotot si pria.

“Umm ... K-karl ... kita terlalu deket,” peringat Lumi panik, refleks membuang muka selagi Karlo melepas pengait helm-nya.

Tubuh mereka lumayan menempel di parkiran sepi itu.

“Karl, pinggang aku ... jangan direm— akhh.” Lumi melenguh, tangan Karlo yang melilit pinggangnya seketika meremas pelan.

Karlo tertawa puas, reaksi Lumi sedikit memancing setan kecilnya.

“Jangan ngedesah, gue belum ngelakuin hal gila lain,” bisiknya, akhirnya berhasil melepas helm Lumi.

“Gimana? Sekarang lo paham cara ngelepas helm sendiri kan, Sayang?”

“A-ah ... iya. Makasih, Karl. Lain kali aku—”

“LUMI!!!”

Terkesiap, Lumi mendengar teriakan lantang laki-laki menyebut namanya.

Bersamaan dengan itu, Gael yang berlari dari dalam gedung sekolah tanpa aba-aba langsung mendekap badan Lumi yang mematung kaku.

Cowok itu memeluk Lumi erat, seolah baru dipertemukan setelah lama berpisah.

“Lumi ... akhirnya lo ada di depan mata gue lagi. Jangan ngilang tanpa seizin gue, Mi!”

SinisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang