BAB 7

1K 174 7
                                    

Malam digantikan dengan pagi. Seorang gadis baru saja membuka matanya dan melihat ke sekeliling tuangan kamar ini. Dirinya memusatkan perhatian pada tubuhnya. Tidak ada luka dan pakaiannya masih utuh. Dia mencari seseorang tapi orang yg ia cari ternyata tidak ada di kamar ini. Gadis ini menghembuskan nafas lega

"Semalam kau bilang tidak akan tidur tapi nyatanya kau tidur sangat pulas. Apa kasurku begitu nyaman untukmu nona?"

Sebuah suara mengagetkannya. Sial.. Baru saja Becky bernafas lega namun pada akhirnya orang menyebalkan ini ternyata baru keluar dari kamar mandi

"Aku mau pulang"

Becky beranjak dari kasur dan berniat ingin keluar dari kamar ini. Namun, belum juga tangannya memegang handle pintu, Freen sudah lebih dulu menarik tubuhnya hingga kini berada di pelukan wanita menyebalkan ini

"Kita bisa sarapan dulu"

"Tidak. Aku harus segera pulang"

"Kenapa kau sangat keras kepala? Aku akan mengantarmu pulang setelah kita sarapan"

"Aku tidak membutuhkanmu untuk mengantarku. Aku bisa pulang sendiri"

Kesabaran Freen yg setipis tisu pagi ini membuatnya tidak ingin berdebat dengan Becky dan memilih untuk menyeret Becky keluar kamar menuju meja makan kemudian Freen langsung menghempaskan tubuh Becky ke kursi dan menahannya saat Becky berniat untuk berdiri kembali

Freen menarik kursi yg ada di sebelah gadis itu. Menempatkannya dengan jarak sangat dekat, jadi sewaktu waktu Becky bergerak Freen bisa mengantisipasinya

"Makan dan jangan banyak bicara"

"Kau pasti menaruh racun di makanan ini kan?"

"Selain keras kepala dan cerewet kau juga suka sekali menuduh orang yg tidak²"

Dengan perasaan dongkol mau tidak mau Becky menyantap makanan yg sudah ada di depannya itu. Sialnya perut Becky juga tidak bisa diajak kompromi dan malah berteriak meminta makan. Tidak ada obrolan selama mereka makan karna dua wanita ini sibuk dengan makanan di piring masing²


Seperti perkataannya tadi, Freen benar² mengantar Becky pulang ke rumah. Dengan setelan kemejanya, ia turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Becky. Hal tersebut membuat gadis itu terkesima sesaat dengan perlakuan manis yg Freen berikan. Namun Becky buru² tersadar dan malah mengingat tentang sikap Freen yg menyebalkan

"Becky, ibu sangat mengkhawatirkan mu nak"

Ibunya langsung memeluk Becky begitu melihat anaknya pulang. Setelah itu pandangan ibu beralih pada seseorang yg datang bersama anaknya ini. Beliau langsung mengenali siapa wanita ini

"Astaga nona Freen. Terimakasih sudah banyak membantu keluarga kami"

"Ibu? Apa maksud ibu mengatakan seperti itu?"

Becky dibuat heran kenapa ibunya bisa mengenal wanita ini. Sebenarnya tidak salah jika ibunya tau siapa Freen tapi ucapan ibu barusan yg membuat Becky berfikir. Apa yg sudah Freen lakukan yg dimaksud oleh ibunya tadi

"Kau tau nak. Kemarin siang saat para rentenir itu datang kemari dan membuat keributan, nona Freen datang dan melunasi semua hutang kita. Awalnya ibu menolak karna ibu tidak ingin kembali berhutang, namun nona Freen mengatakan jika kamu sudah bekerja keras dan uang yg ia keluarkan semuanya atas kerja kerasmu dan bukanlah hutang jadi mau tidak mau ibu menerimanya. Kau harus berterimakasih pada nona Freen nak. Karna jika bukan karenanya kita pasti sudah diusir dari rumah ini"

Apa yg baru saja Becky dengar membuatnya tidak percaya. Seorang Freen ternyata sudah melunasi hutang²nya padahal nominal itu tidak sedikit menurutnya. Tetapi Becky juga tidak mau percaya dengan wanita ini begitu saja. Becky merasa jika apa yg Freen lakukan pasti ada udang dibalik batu. Dan juga, Freen mengunakan namanya di depan ibunya padahal Becky sendiri baru bertemu dengannya, bagaimana bisa Freen membohongi ibunya dengan kata² manis itu

"Ibu tidak perlu bicara seperti itu. Ini semua atas kerja keras anak ibu. Berjuang bekerja siang malam untuk melunasi hutang dan membantu perekonomian sehari². Ibu harus bangga mempunyai anak yg kuat seperti Becky"

Di ruang tamu, dua wanita ini tengah duduk santai. Tidak. Lebih tepatnya Freen yg duduk tenang di kursi kayu ini sementara Becky terus mengamatinya dengan tatapan menyelidik

"Apa yg kau lakukan pada ibuku? Kenapa membohonginya dengan menggunakan namaku? Apa yg sebenarnya kau rencanakan?"

"Aku tidak merencanakan apapun. Yg ku katakan memang benar itu uang atas kerja kerasmu"

"Omong kosong apa yg kau ucapkan? Kau melunasi hutangku tapi sama saja kau membuatku berhutang padamu. Kau benar² manusia licik dan kejam"

"Sebenarnya aku tidak menganggap itu sebagai hutang. Tapi jika kau menganggapnya begitu, maka kau bisa bekerja denagnku untuk membayarnya"

"Benar seperti dugaanku. Kau memang melakukan ini hanya untuk menjebak ku"

Dari arah lain datang ibu Becky membawa nampan yg berisi minuman untuk tamunya ini. Lagi² ibu mengucapkan terimakasih dan terus memuji kebaikan Freen. Citra wanita ini di publik memang sangat baik dengan kesuksesannya dan juga tentang betapa baiknya dia dengan membantu berdonasi untuk orang² yg membutuhkan.

Becky yg mendengar itu seakan ingin muntah karna sebenarnya wanita ini tidak sebaik seperti apa yg orang² ketahui. Coba saja jika ibunya dan semua orang tau sikap asli Freen yg suka membunuh, mungkin ibu akan menyesal karna telah menyanjungnya

"Becky akan bekerja dengan saya bu dan mungkin akan jarang pulang karna mengingat tentang kesibukan saya yg harus bepergian untuk urusan bisnis. Tapi ibu tidak perlu khawatir, saya akan menjaga dan memperlakukan Becky dengan baik"

Wanita ini benar² tidak bisa di tebak. Bagaimana bisa ia mengatakan pada ibu Becky padahal sebelumnya tidak ada kesepakatan apapun dan dia malah seenaknya membuat keputusan seperti ini

"Oh tidak masalah nona. Terimakasih sudah mempekerjakan anak ibu"

"Becky nak, bekerjalah dengan baik pada nona Freen. Kau harus sopan dan jangan sampai mengecewakannya. Kau harus tau, tidak sembarang orang yg bisa bekerja dengan nona Freen dan kau beruntung karna bisa bekerja dengannya. Ibu harap kau tidak melakukan kesalahan yg membuat nona Freen malu"

"Tapi ibu, Becky-"

"Saya percaya dengan kemampuan Becky bu. Dia pasti tidak akan mengecewakan saya. Bukan begitu Becky?" Freen mengatakan itu dengan tersenyum. Namun Becky tau itu bukanlah senyuman ramah melainkan senyuman mematikan yg tidak bisa Becky tolak. Dan akhirnya Becky hanya bisa mengangguk sembari tersenyum kecut

"Untuk urusan kuliah, ibu juga tidak perlu khawatir. Saya sudah membayar semua biaya sampai kelulusan. Jadi Becky hanya perlu belajar saja tanpa memikirkan tentang biaya. Dan saya harap dia bisa lulus dengan nilai yg memuaskan agar bisa membanggakan ibu"

"Astaga nona. Nona tidak perlu melakukan itu. Ibu tidak tau lagi harus bagaimana mengucapkan terimakasih pada nona Freen. Dengan melunasi hutang kami saja ibu sudah sangat bersyukur. Ibu benar² berterimakasih. Semoga hidup nona Freen selalu bahagia dan diberi kesehatan. Nona adalah orang yg baik. Semoga Tuhan selalu melindungi nona Freen"































Jangan lupa vote ya guys. Enjoyy :)

ASTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang