BAB 13

1.2K 170 12
                                    

Pagi yg tidak terlalu cerah menyapa seorang wanita yg masih tidur dengan nyenyak nya di atas ranjang. Waktu masih menunjukkan pukul 07.00 dan biasanya dia sudah rapi dengan pakaiannya. Tapi lihatlah, wanita ini sepertinya masih betah dan enggan untuk beranjak dari tempat tidur. Bahkan sedari tadi ia tidak mendengar ketukan² di pintu, atau memang di sengaja untuk mengabaikannya

Pintu itu akhirnya terbuka dan terlihat seorang wanita muncul dari balik pintu tersebut. Dia adalah Becky

"Miss ini sudah saatnya anda bangun" ucap Becky dengan lembut. Tapi wanita yg masih ada di atas ranjang itu sama sekali tidak menunjukkan pergerakan sedikitpun

Baru saja Becky mengulurkan tangan berniat untuk membangunkan Freen, tapi ia malah di tarik dan berujung terbaring di pelukan wanita itu

"Biarkan begini sebentar" Dengan suara ciri khas orang bangun tidur, Freen mempererat pelukannya

"Miss apa yg anda lakukan? Bagaimana jika ada orang yg melihat kita seperti ini dan salah paham?"

"Tidak akan ada orang yg akan salah paham"

"Aku suka aroma tubuhmu"

Entah mengapa setelah Freen mengatakan kalimat itu membuat pipi Becky terasa panas. Semakin hari Becky semakin suka jika mendengar kata² manis keluar dari mulut Freen seperti ini

"Anda harus segera mandi miss. Hari ini anda cukup memiliki banyak pekerjaan

"Beri aku satu ciuman"

"Miss?"

"Aku tidak akan melepaskanmu jika tidak di beri ciuman"

"Baiklah. Tapi setelah itu anda harus segera bersiap"

Wanita yg masih dengan setia memeluk Becky hanya menganggukkan kepalanya. Segera Becky memutar tubuhnya hingga menghadap Freen. Wajah keduanya sangat dekat dan sebuah senyuman manis tercetak di wajah rupawan Freen

Dengan ragu² Becky akhirnya memberanikan diri untuk memajukan wajahnya perlahan hingga kedua bibir itu saling menempel. Freen mengambil alih permainan, memperdalam ciuman itu dengan meletakkan tangannya di tengkuk Becky. Mereka berdua hanyut dalam ciuman yg hangat namun sangat intens itu

-------

Saat ini adalah waktu senggang yg dimanfaatkan oleh Nam dan Heng untuk mengintrogasi Becky. Kebetulan Freen sedang banyak dokumen yg harus di kerjakan jadi ini kesempatan emas untuk memburu berbagai pertanyaan pada Becky

"Jelaskan pada kami, apa hubunganmu dengan Freen sudah berkembang?"

"Apa maksud phi Nam?"

"Bec, tidak perlu malu kita sudah melihat dengan mata kepala sendiri saat waktu itu"

Nam dan Heng tersenyum jahil sedangkan Becky tidak tau harus menjawab apa. Ia bingung bagaimana mendeskripsikannya. Dirinya dan Freen memang sudah berciuman, tapi jika ditanya soal hubungan mereka berdua tidak memiliki hubungan apapun selain boss dan karyawan. Freen juga tidak mengatakan atau melakukan hal yg semestinya dilakukan jika meminta seseorang untuk menjadi kekasihnya jadi Becky tidak tau hubungan macam apa antara dia dan Freen sekarang

"Aku tau kau pasti masih ragu dan malu². Tapi tenanglah kita bisa menjaga rahasia"

"Benar yg di katakan Heng. Jadi apa kau sudah melakukannya dengan miss Freen?"

"Me..melakukan apa? Kami tidak melakukan apapun"

"Baiklah. Mungkin kau belum siap untuk memberitahu kami. Tidak masalah"

Pembahasan pun berhenti disini, mereka juga mulai melakukan pekerjaan mereka masing². Begitu juga dengan Becky, ia langsung bergegas menuju ruangan Freen

Saat memasuki ruangan itu Becky bisa melihat jika Freen sedang sangat serius dengan dokumen² yg ada di atas mejanya. Dua kancing yg dibiarkan terbuka serta lengan kemeja yg digulung hingga siku membuat aura ketampanan Freen terlihat begitu indah di mata Becky. Hal itu juga membuat Becky sedikit terpaku melihatnya

"Ada apa?"

Suara Freen yg begitu lembut membuyarkan Becky dari lamunannya. Ia segera mendekat dan mengatakan jadwal selanjutnya yg harus di kerjakan oleh Freen

Bukannya mendengarkan apa yg Becky sampaikan, Freen justru bangkit dari kursinya dan berjalan kemudian bersandar di mejanya yg kini tubuhnya berada tepat di depan Becky. Kakinya disilangkan sedangkan tangannya bertumpu pada pinggiran meja kerjanya itu

Becky sendiri yg melihat Freen berpose seperti itu tepat di depannya dibuat menjadi tidak fokus dan sedikit gelagapan. Hal itu membuat Freen menyunggingkan senyuman manis lalu menarik Becky hingga menempel padanya. Tangan Freen memeluk pinggang ramping Becky mengusapnya pelan dengan ibu jarinya membuat pemilik tubuh ini menjadi sedikit tegang

"Bisakah aku mendapat ciuman lagi?"

Ucapan Freen yg terdengar frontal itu membuat Becky reflek menggelengkan kepala serta menutup mulutnya dengan tangannya. Freen terkekeh melihat reaksi Becky seperti itu

"Tapi kau sangat menikmati jika aku menciummu kan?"

"Miss, bisakah anda tidak seperti ini? Kita sedang ada di kantor"

"Memang kenapa? Ini kantorku, ini ruanganku jadi kenapa aku tidak boleh melakukan apa yg aku mau?"

Freen mulai mendekatkan wajahnya hingga akhirnya bibirnya dan bibir Becky bertemu. Ia mulai melumat dan bergerak dengan lembut untuk memberikan kenyamanan untuk Becky

Tangannya yg berada di punggung Becky, memeluknya dengan erat serta memberikan usapan kecil dengan ibu jarinya. Sedangkan tangan Becky sudah mengalung sempurna di leher Freen. Walaupun harus sedikit berjinjit karna tubuhnya yg lebih kecil dari tubuh Freen, tapi itu bukan masalah besar

Di saat kedua manusia ini sedang larut dalam ciuman, Heng masuk ke ruangan begitu saja tanpa mengetuk pintu. Hal itu membuat Becky langsung mendorong tubuh Freen saat mengetahui Heng berada di depan pintu dengan wajah paniknya

"Maafkan saya miss. Saya tidak bermaksud lancang namun ada hal yg harus saya sampaikan pada anda dan ini sangat penting"

Freen memandang Heng dengan tatapan tajam yg menusuk. Sedangkan Becky, ia hanya bergerak kikuk karna merasa malu sudah terpergoki oleh orang lain saat berciuman dengan Freen

"Ada apa?" Nada bicara Freen sangat dingin dan itu membuat Heng sedikit takut.

"Miss, bisakah Becky tidak ikut dengan pembicaraan ini? Saya yakin anda tidak ingin membuat Becky mendengarkan ini"

"Siapa kau yg berani memerintahkan?"

"Tidak apa. Aku akan keluar saja" Becky memberikan usapan di lengan Freen dan senyum manis sebelum ia akhirnya meninggalkan ruangan tersebut

Dengan langkah tegasnya, Freen kembali ke kursi kerjanya. Melipat kedua tangannya di dada dan masih menatap Heng dengan tatapan mematikan. Dan akhirnya Heng memberitahu tentang hal yg ia maksud tadi. Freen tampak mengeraskan rahangnya tanda emosi

"Tidak ada yg boleh menyentuh milikku"

Sementara itu di meja kerjanya, Nam menghampiri Becky yg baru saja menjatuhkan dirinya di kursi. Wajah Nam tampak cemas dan Becky menyadari hal itu

"Ada apa phi Nam?"

"Aku rasa kau harus mulai hati² sekarang Bec"

"Memang kenapa? Apa ada sesuatu yg terjadi?"

"Aku hanya berharap itu tidak akan pernah terjadi atau miss Freen akan menjadi gila"

Dahi Becky berkerut karna bingung dan tidak mengerti apa yg dimaksud oleh Nam. Awalnya ia ingin bertanya lebih lanjut tapi Nam langsung memeluknya dengan erat sembari mengusap punggung Becky. Sedangkan Becky yg masih tidak mengerti tentang semua ini hanya bisa membalas pelukan Nam tersebut

"Aku sudah menganggap mu sebagai adikku sendiri"

"Dan aku tidak ingin terjadi apa² padamu Bec" Nam berucap dalam hatinya

































Jangan lupa vote dan komen guys :)

ASTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang