BAB 19

1.2K 150 5
                                    

Operasi yg dijalani Freen berjalan dengan lancar. Dua peluru yg mengenai bahu bagian belakangnya dapat diangkat tanpa mempengaruhi organ dalamnya. Hanya saja mungkin nanti lengan kanannya akan sedikit terganggu dan susah untuk di gerakkan. Namun itu tidak akan memakan waktu yg lama, jadi tidak akan menganggu aktivitas Freen untuk kedepannya. Sekarang tinggal menunggu Freen untuk sadar saja dan juga dia sudah dipindahkan ke ruang inap VIP

Semua orang yg menunggu terutama Becky sangat bersyukur semua berjalan dengan baik. Setidaknya mendengar kabar tersebut dari dokter membuat Becky bisa sedikit bernafas lega. Kekhawatiran yg ada di kepalanya tidak terjadi

Dengan setia Becky menunggu serta tangannya menggenggam tangan Freen yg masih tak kunjung sadar. Becky tidak ingin menangis lagi, tapi saat melihat tubuh Freen yg terbaring di atas ranjang rumah sakit itu membuat air matanya mengalir dengan sendirinya tanpa bisa ia kontrol

Pintu ruangan itu terbuka memperlihatkan Nam yg datang dengan membawa beberapa kantong paper bag berisi makanan.

Becky yg tidak ingin meninggalkan Freen sendirian, ditambah lagi para wartawan yg masih berkumpul di luar rumah sakit membuat Nam dan juga Heng bolak balik untuk mengantarkan Ibu Becky pulang. Juga untuk mengambil beberapa pakaian yg di perlukan untuk Freen dan juga Becky selama di rumah sakit ini

"Makanlah dulu Bec. Aku sudah membelikan makanan yg mungkin kamu suka"

"Terimakasih phi Nam. Dan maaf karna sudah merepotkan mu dan phi Heng"

"Hey tidak perlu mengatakan itu. Sudah, ini kau makan lah dulu biar aku yg menjaga miss Freen"

"Phi Nam tidak makan?"

"Tadi saat mengantarkan ibu, kami sekalian makan dan membelikanmu makanan itu"

Dengan berat hati Becky melepaskan genggamannya untuk menuju sofa yg ada di sudut ruangan ini. Di sana sudah ada beberapa macam makanan yg sudah Nam siapkan untuknya makan

"Apa di luar masih banyak awak media phi?"

"Sangat banyak. Malah lebih dari sebelumnya. Aku jadi bingung karna mereka selalu tau saat aku mau keluar dan mengejar ku untuk tau bagaimana keadaan Freen"

Becky menyuapkan makanan itu ke dalam mulutnya. Dia ingin buru² menyelesaikan makannya ini agar bisa kembali duduk di samping ranjang tersebut. Entah bagaimana menjelaskannya, mamun rasanya Becky ingin selalu ada di samping Freen setiap detik

Seorang wanita cantik dengan lekuk tubuh yg menawan sedang mencoba bernegosiasi dengan pihak keamanan yg berjaga di rumah sakit. Wanita itu terus mengatakan jika dirinya adalah salah satu anggota keluarga dari pasien yg akan ia temui.

Tidak sembarang orang bisa menjenguk pasien tersebut karna pihak keamanan sudah di beri daftar siapa saja yg boleh dan tidak boleh untuk datang berkunjung

"Maaf nona tapi anda bukan orang yg termasuk dalam daftar besuk"

"Tapi saya adalah kerabatnya pak. Bagaimana saya tidak bisa masuk padahal saya kenal dengannya"

"Maaf nona. Kami punya peraturan yg tidak bisa di langgar"

Wanita ini masih terus melakukan segala cara agar bisa masuk. Ia juga dengan berani menawarkan sejumlah uang untuk pihak keamanan ini. Namun sayangnya segala upaya dari wanita ini tidak membuahkan hasil karna jawaban yg ia terima tetap sama. Dia tidak diijinkan untuk masuk

Dari sudut arah yg berbeda, wanita itu melihat seseorang yg di kenalinya. Dia tersenyum lalu menghampiri orang tersebut, berharap agar bisa mendapatkan kemudahan dari orang ini

Baru saja wanita ini mengangkat tangan untuk menyapa seseorang tersebut. Namun respon yg ia dapatkan tidak sesuai harapan. Orang itu berpura pura tidak melihatnya dan berlalu begitu saja. Wanita ini ingin mengejar orang tersebut untuk meminta bantuan, tapi dengan cepat pihak keamanan mengusirnya dengan cara yg halus

Dengan perasaan kesal karna tidak berhasil menjalankan apa yg sudah di rencanakan, wanita itu memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit. Dia perlu memikirkan cara lain agar bisa bertemu dengan orang yg ingin temui

Sementara itu, Heng yg baru saja memasuki ruangan inap VIP itu terlihat Becky masih dengan setia duduk menunggu di samping Freen dengan tangannya menggenggam tangan orang yg sudah masuk ke dalam hatinya tersebut

Di sana juga ada Nam yg tengah sibuk dengan laptop di pangkuannya. Selama Freen terbaring, Nam lah yg menghandle semua pekerjaan di bantu oleh Heng sebagai orang kepercayaannya

"Aku tadi melihat nona Viona ada di loby dan sepertinya ingin menemui miss Freen" ucap Heng yg kini duduk di samping Nam

Ucapan Heng tersebut berhasil menarik atensi Becky. Wanita itu menoleh menatap Heng seolah ingin tau lebih lanjut tentang cerita ini

"Lalu? Kau mengijinkannya?" Nam bertanya sembari menatap lelaki di sampingnya itu dengan tatapan tajam

"Tentu saja tidak. Aku bahkan berpura pura tidak melihatnya dan berjalan melewatinya begitu saja"

"Kenapa phi Heng tidak membiarkan nona Viona untuk menemui phi Freen?"

"Bec, kau tidak salah bertanya? Kami tidak akan membiarkannya menemui miss Freen karna di-" ucapan Heng terputus karna tangan Nam membungkam mulutnya dengan segera

"Karna kami tidak ingin dia menganggu miss Freen istirahat" ujar Nam

Dengan masih kebingungannya, Becky hanya menganggukkan kepalanya menanggapi apa yg di sampaikan oleh Nam. Lagi pula, Becky juga merasa canggung dan tidak suka melihat tatapan wanita itu saat menatap Freen. Seperti ada getaran tersendiri saat Viona menatap pujaan hatinya itu

"Sudah hampir 2 hari setelah miss Freen operasi, tapi dia belum menandakan akan segera sadar" Becky berucap dengan wajah sendu menatap Freen yg terbaring

Hatinya merasa sedih dan juga Becky merindukan suara berat wanita itu. Becky merindukan aroma tubuh Freen saat dia memeluknya. Becky merindukan segala sesuatu tentang Freen. Ia terus berdoa dalam hatinya agar Freen dapat segera sadar

"Apa tidurmu sangat nyenyak phi? Apa kau memimpikan sesuatu yg sangat indah sehingga kau tidak ingin bangun dan melihatku?"

"Bangunlah phi Freen. Aku sangat merindukanmu"

Nam yg berdiri di belakang Becky berusaha untuk menenangkannya dengan memberikan usapan lembut di bahu wanita itu. Nam dan Heng juga merasakan kesedihan saat melihat Becky begitu terpukul dengan kemalangan yg menimpa Freen

"Dokter bilang tidak ada masalah Bec, jadi kita tunggu saja dulu sampai miss Freen sadar. Mungkin dia memang harus istirahat sejenak karna selama ini dia sudah terlalu bekerja keras tanpa mengenal lelah. Kau jangan bersedih lagi ya, nanti dia juga sedih jika melihatmu seperti ini"

"Benar Bec. Mungkin ini salah satu cara Tuhan untuk membuat miss Freen istirahat dari segala pekerjaannya. Jangan terlalu banyak berfikir buruk yaa, kita tunggu saja"

Seorang dokter dengan suster memasuki ruangan ini untuk mengecek bagaimana perkembangan keadaan Freen. Dokter tersebut mengatakan jika semuanya aman. Obat bius yg di pakai pun sudah habis, harusnya setelah ini Freen bisa sadar kembali

Semua yg ada di ruangan ini hanya bisa menunggu kesadaran Freen. Walaupun dokter mengatakan jika tidak ada yg kerusakan yg parah, tapi semua juga bergantung pada kondisi tubuh pasien itu sendiri. Dokter pun tidak bisa memaksakan untuk membuat pasien itu sadar bukan?
































Halloooo guys. Aku ngrasa kek part ini agak berantakan. Maafin yaa 🙏 Tapi semoga masih nyambung dan bisa kalian nikmati.
Jangan lupa tinggalin vote dan komen kalian :)

ASTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang