BAB 20

972 145 19
                                    

Keesokan harinya, Freen belum juga sadar namun Becky masih dengan setia menunggu di sampingnya. Gadis itu secara telaten dan penuh kelembutan memandikan Freen dengan mengelap bagian wajah, leher hingga kedua tangan wanita yg masih terbaring itu.

"Kenapa kau belum bangun juga phi? Aku sangat merindukanmu"

"Aku juga sangat merindukanmu sayang"

Becky terkejut bukan main kala Freen membuka mulutnya mengatakan hal itu. Baru setelahnya Freen membuka kedua matanya sembari tersenyum manis ke arah gadisnya. Becky menitihkan air matanya dan memeluk tubuh itu untuk meluapkan rasa bahagianya

Freen juga membalas pelukan hangat Becky. Walaupun ia merasakan sedikit nyeri karna tanpa sengaja Becky menekan luka bekas operasinya, Freen tetap diam dan membiarkan mereka dalam posisi ini untuk sementara waktu. Untung saja Becky menyadari hal itu dan melepaskan pelukannya

"Maaf phi. Apa sakit?"

"Tidak apa sayang. Aku sangat merindukanmu"

"Jika kau merindukanku, kenapa kau baru bangun? Kau tidak tau aku selalu menunggumu bangun. Aku takut terjadi hal buruk padamu. Kenapa kau melakukan ini hingga kau terluka seperti ini?"

Bukannya merasa bersalah, Freen justru terkekeh mendengar ocehan Becky. Jika bisa, ingin rasanya Freen langsung mencium bibir gadis itu yg menjadi favoritnya. Tapi apalah daya, dia belum bisa banyak bergerak dan hanya bisa berbaring saja

"Kenapa kau tertawa? Kau senang melihatku seperti ini?"

"Iya aku suka melihatmu mengoceh seperti ini. Kau terlihat sangat menggemaskan sayang"

Mendengar ucapan Freen itu membuat Becky memalingkan wajahnya. Ia merasa malu karna Freen memujinya menggemaskan. Namun Becky berusaha untuk menutupi tingkahnya agar Freen tidak melihatnya

"Aku butuh pelukan lagi. Kemari dan peluk aku"

Tanpa membuang waktu, Becky segera naik ke atas ranjang itu dan berbaring sembari memeluk wanita itu dengan hati². Mereka berpelukan diatas ranjang rumah sakit ini. Tidak ada orang lain disini, hanya mereka berdua menikmati moment hangat ini

Tapi, baru beberapa menit mereka bermesraan. Pintu itu terbuka memperlihatkan Nam, Heng dan juga Ibu Becky. Mereka yg melihat dua sejoli  hanya bisa terbengong bengong. Sedangkan orang yg dipergoki itu, Becky langsung melepaskan pelukannya dan meloncat dari tempat tidur. Ia merasa malu karna ketahuan bermesraan dengan Freen

"Apa sebaiknya kita datang nanti saja bu?" Ucap Nam sembari melirik ke arah dalam ruangan itu

"Sepertinya kita datang di saat yg tidak tepat" celetuk Heng

"Nak Freen sudah lama bangun?"

"Belum bu. Phi Freen belum lama bangun"

"Belum lama bangun tapi sudah peluk²an di atas ranjang. Bagaimana jika sudah bangun sejak lama pasti sudah-"

Nam menggantung ucapannya sembari tersenyum meledek ke arah dua sejoli itu. Terlihat wajah Becky sangat merah karna merasa malu, sedangkan Freen dia hanya biasa saja mendengar cetelukan dari Nam

"Kau selalu saja menganggu Becky" ucap Freen dengan nada dinginnya pada Nam

"Cih ku kira saat sedang sakit kau akan jauh lebih ramah tapi ternyata sama saja"

"Apa urusan kantor berjalan baik?"

"Semua aman terkendali miss. Anda tidak perlu khawatir"

"Phi Freen. Kau harus banyak² istirahat. Biar phi Nam dan phi Heng saja yg memikirkan tentang pekerjaan di kantor"

"Baiklah. Jika kau yg meminta aku tidak akan melawannya"

Pagi berganti dengan petang. Matahari baru saja turun dan langit terlihat mulai gelap. Dari ranjang tempatnya berada, Freen menatap ke arah jendela besar yg ada di kamar ini. Entah apa yg dia pikirkan, namun dia terlihat termenung

Becky baru saja keluar dari kamar mandi setelah menyelesaikan mandinya. Becky melihat Freen yg diam saja sembari menatap ke luar jendela pun menghampirinya. Mengusap bahu wanita itu yg membuatnya langsung menoleh dengan tersenyum dan Becky juga membalas senyuman itu

"Apa yg sedang phi Freen pikirkan?"

"Aku sedang memikirkan tema apa yg cocok untuk pernikahan kita"

"Phi Freen!"

Wajah Becky memerah karna ucapan Freen barusan. Bisa²nya wanita ini mengatakan tentang pernikahan dengan begitu gampangnya, padahal dia belum melamar Becky sekalipun

"Sekarang saatnya phi Freen mandi"

"Bagaimana caranya aku mandi?" Freen berucap dengan menggerakkan bagian bahunya yg terluka

"Aku akan memanggil perawat" 

"Kau ingin orang lain melihat tubuhku?"

Baru saja Becky ingin melangkahkan kakinya untuk memanggil perawat tapi ucapan Freen langsung menghentikannya. Benar juga, tidak mungkin Becky rela membiarkan orang lain melihat tubuh kekasihnya itu. Bahkan dia saja belum pernah melihatnya

"Kenapa tidak kau saja yg memandikanku?"

"A..apa?"

Untuk beberapa saat otak Becky seakan tidak bekerja namun sesaat kemudian ia tersadar dan baru menyadari apa yg di ucapkan oleh Freen. Becky cukup kebingungan untuk menjawab permintaan itu

Rasa gugup menyelimuti dirinya. Jantungnya berdebar tak karuan sementara kepalanya penuh dengan ini itu. Memikirkan kemungkinan² yg terjadi saat dia nanti memandikan Freen. 

"Tidak apa Bec. Kau hanya perlu membasuh tubuhnya saja. Tidak akan terjadi apa²"  Dalam kebingungannya ia harus tetap berfikir positif

Keduanya kini sudah ada di dalam kamar mandi dengan Freen duduk di closet sedangkan Becky dari tadi hanya diam berdiri di depannya. Freen tersenyum kecil melihat Becky yg tidak tau harus melakukan apa. Ekspresi bingungnya sangat lucu di mata Freen

Freen mengangkat tangannya memberikan kode untuk Becky membukakan pakaian atasnya. Becky yg paham pun mendekatinya dan mulai melepaskan satu persatu kancing baju pasien yg Freen kenakan. Walaupun seluruh tubuhnya tegang tapi Becky berusaha untuk bersikap santai di depan Freen

Seluruh kancing itu akhirnya berhasil terlepas. Becky menyibakkan baju itu hingga terlihatlah tubuh atletis Freen dengan sport bra warna hitam. Matanya melihat dengan jelas bagaimana indah tubuh itu terbentuk. Dan karna tidak ingin melihat tubuh Freen itu Becky memalingkan wajahnya

"Aku tidak mungkin mandi dengan masih menggunakan celana sayang"

"Hah?"

"Kau juga harus melepaskan celanaku aggar kau bisa memandikanku"

"Phi Freen bisa melepasnya sendiri"

"Sayang punggungku sakit. Aku tidak bisa banyak bergerak"

Becky menghembuskan nafasnya pasrah. Dengan perasaan ragu, ia mulai menurunkan celana itu. Becky berusaha untuk melihat ke arah lain karna ia tau betul apa yg akan dia lihat ketika menatap ke depan dan itu bukanlah hal yg mudah untuknya

Baju dan celana pasien yg Freen kenakan sudah terlepas dan hanya tinggal sport bra dan juga boxer. Becky bersusah payah mengendalikan dirinya saat melihat Freen seperti ini. Demi Tuhan, Becky di buat terpesona dengan bentuk tubuh ini yg tercetak hampir sempurna. Apalagi terlihat pula gundukan yg sedikit menonjol di balik boxer itu

"Kenapa kau melihat ke arah sana terus sejak tadi? Ada apa sayang?"

"Ti..tidak tidak apa²"

Sebuah ide jahil muncul di kepala Freen. Ia menarik tangan Becky yg membuat gadis itu kini berada di pangkuannya. Becky ingin berusaha untuk bangkit kembali namun Freen menahannya agar tetap duduk
































Dududududuuuu....
Gantung dulu ahhh 🤭
Kira² apa ya yg bakal terjadi selanjutnya? 🤔
Jangan lupa komen dan vote guys :)

ASTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang