Dua bulan berlalu dan hubungan FreenBecky berjalan dengan bagaimana semestinya. Semakin hari Becky juga semakin merasa jika dia tidak bisa jauh dari Freen.
Bahkan ketika Freen pergi ke kantor, Becky selalu mengirimkan beberapa pesan terus menerus hanya untuk sekedar mengetahui apa yg sedang di kerjakan. Tentu saja itu tidak menjadi masalah untuk Freen, justru ia sangat senang karna Becky menjadi manja seperti itu padanya
Pagi² sekali tadi Becky menyiapkan semua menu sarapan yg ada di atas meja ini. Walaupun pelayan sudah memperingatkannya, Becky tetap kekeh untuk memasaknya sendiri. Sebenarnya tidak sendiri juga, melainkan ibu ikut membantu dan mengarahkan ini itu
Ibu Becky yg memang sudah tinggal bersama pun merasa bahagia melihat anaknya begitu dicintai oleh seorang Freen. Tidak jarang kedua manusia yg sedang dilanda cinta itu mengumbar kemesraan di depan Ibu. Seperti hal nya saat ini, di meja makan ini dunia serasa milik Freen dan Becky
"Kau juga harus makan sayang jangan hanya menyuapiku"
"Aku akan makan nanti phi"
"Tidak tidak. Kemari biar aku juga menyuapi mu"
Ibu hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Tidak hanya itu, melihat kemesraan anaknya dan Freen ibu menjadi terharu dan tiba² menitihkan air mata. Baru saja beliau ingin menyeka air mata yg membahasi pipinya, Becky menoleh dan melihat ibunya menangis
"Ada apa bu? Kenapa ibu menangis?"
"Apa ibu sakit? Bagian mana yg ibu rasakan sakitnya?"
Baik Freen maupun Becky menjadi khawatir melihat ibu yg seperti itu. Namun ibu menyakinkan keduanya jika dirinya baik² saja. Ibu mengatakan jika ia merasa bersyukur karna Becky memiliki Freen yg begitu mencintainya.
Dengan kehadiran Freen setidaknya sedikit mengurangi beban Becky yg selama ini banting tulang untuk memenuhi kebutuhan sehingga tidak memiliki waktu untuk membahagiakan dirinya sendiri, juga karna Becky tidak pernah merasakan kasih sayang seperti yg Freen berikan selain dari ibunya
"Ibu berharap kalian berdua selalu dilindungi oleh Tuhan agar bisa saling menjaga satu sama lain"
Saat Freen yg hendak pergi ke kantornya, tiba² Becky meminta waktu sebentar untuk bicara berdua. Hal itu membuat Freen sedikit bingung dan bertanya tanya dengan apa yg akan dikatakan oleh Becky. Namun sebisa mungkin Freen berfikir positif, menuruti kemauan gadisnya itu untuk bicara di ruang kerjanya di lantai atas
Mereka berdua sudah ada di ruang kerja milik Freen. Tapi Becky hanya diam saja dan terlihat gelisah. Sikap Becky yg seperti itu membuat Freen mengangkat satu alisnya
"Ada apa sayang?" Freen bertanya dengan nada yg lembut karna Becky tak kunjung bersuara
"Hey, kenapa? Apa ada yg mengganggumu? Atau kau menginginkan sesuatu?" Freen kembali bersuara sembari membelai lembut pipi Becky. Mengangkat dagu itu agar mata mereka berdua saling menatap
"Aku bingung harus memulai darimana" ucap Becky yg masih terlihat gelisah dengan memainkan jarinya² sendiri
"Ada apa?"
"Eum itu. Apa aku boleh menjawab permintaanmu waktu itu?"
"Permintaan yg mana?"
"Tentang menikah denganku"
Mendengar ucapan dari Becky membuat Freen bimbang antara semangat dan juga penasaran sekaligus takut jika apa yg akan Becky ucapkan tidak sesuai dengan apa yg ada di pikirannya. Jadi Freen hanya bisa menampilkan senyumannya sembari menunggu Becky mengatakan apa yg ingin dia katakan
"Apa kau menolak lamaranku? Kau tidak ingin menikah denganku?"
Ucapan Freen itu langsung di balas cepat gelengan kepala oleh Becky. Sebenarnya apa yg Becky ingin sampaikan sudah ada di ujung lidahnya, tapi kenapa begitu sulit untuk kalimat itu keluar dari mulutnya. Becky menarik nafas dalam² sebelum akhirnya ia menyampaikan jawaban untuk Freen
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTER
FanfictionHidup di lingkungan kekerasan dan pembunuhan sedari kecil membuat seorang Freen Olivia Anderson tumbuh menjadi pribadi yg kejam dan tanpa ampun. Hingga dia akhirnya tidak sengaja bertemu dengan seorang gadis yg langsung mencuri perhatiannya.