Apa yg baru saja keluar dari mulut Becky membuat Freen tersenyum senang di sela aktifitasnya yg masih menjelajahi leher Becky. Freen memberikan beberapa tanda yg tidak terlalu nampak di sana
"Aku sangat menyukai apa yg baru saja kau katakan sayang. Itu terdengar seksi di telingaku"
Freen berbisik dengan suara seraknya tepat di telinga Becky. Menjilati dan menggigit pelan daun telinga itu yg membuat gadis yg ada di bawahnya ini semakin bergerak tak karuan
Tangannya yg semula hanya diam saja, kini ia arahkan untuk bermain di dada milik Becky. Mencoba membuka kancing baju itu dengan satu tangannya. Namun baru dua kancing yg terlepas, tangan Freen di cekal oleh Becky yg langsung membuatnya menghentikan aktivitasnya dan menatap wajah gadisnya ini
"Aku malu"
"Baiklah"
Walaupun lagi lagi ia merasa kecewa, namun Freen juga tidak akan memaksa Becky jika gadis itu memang belum siap. Freen yg ingin kembali mencium bibir ranum itu tetapi aksinya harus terhenti karna ponselnya berdering
Awalnya Freen ingin mengabaikan saja panggilan itu dan melanjutkan apa yg ia lakukan tadi bersama Becky. Tapi, entah kenapa ia malah bangkit dari atas tubuh mungil itu dan meraih ponselnya
Freen berdecak kesal saat melihat nama yg ada di layar itu. Namun setelahnya saat ia akhirnya menjawab panggilan itu, atensinya menjadi sepenuhnya mendengarkan apa yg orang dalam panggilan itu sampaikan padanya
"Aku harus ke ruang kerja"
Dengan lembut Freen berpamitan serta mengusap pucuk kepala Becky sebelum ia keluar meninggalkan Becky di kamarnya ini
Selepas Freen menghilang dari balik pintu itu, Becky merasakan perasaan yg tidak senang. Karna lagi² dia menolak apa yg akan Freen lakukan. Tadi pun Becky melihat dengan jelas ada kekecewaan di mata Freen saat ia tidak membiarkan tangan Freen membuka kancing bajunya
"Apa yg harus aku lakukan sekarang?"
Sebelum beranjak dari ranjang, Becky terlebih dahulu memperbaiki penampilannya. Mengancingkan kembali dan merapikan pakaiannya yg tadi berantakan karna ulah Freen
Dia berjalan keluar dari kamar itu dan kebetulan melewati ruang kerja Freen yg pintunya tidak tertutup. Becky bisa melihat jika Freen sangat fokus dengan tab yg ada di depannya, sambil tetap berbicara entah dengan siapa yg ada di ponselnya. Becky memperhatikan wanita itu secara diam² tanpa di sadari ternyata ibu ada di belakangnya.
"Sedang apa kau disini?"
"Ibu mengagetkanku saja"
Sementara itu Freen yg tadinya fokus dengan pekerjaannya, tiba² mendengar suara dari arah luar. Freen melihat ibu dan Becky yg ada di depan ruang kerjanya. Ia mematikan panggilan itu dan beranjak dari kursinya. Menghampiri ibu dan anak itu
"Ada apa?"
Suara Freen mengejutkan Becky. Gadis itu merasa bersalah karna telah mengganggu Freen yg sedang bekerja. Di tambah wajah Freen yg terlihat dingin itu membuat Becky semakin merasa jika Freen memang masih kecewa padanya karna kejadian tadi
"Maaf jika mengganggu phi Freen"
"Tidak. Apa perlu sesuatu?"
"Ibu tidak tau nak. Becky tadi sepertinya memperhatikanmu diam²"
Mata Freen melirik ke arah Becky sedangkan gadis itu malah kelabakan karna ibunya seperti menyudutkannya. Becky mengatakan jika tidak ada apa² dan hanya kebetulan saja lewat dan melihat pintu itu terbuka
Setelah itu Becky buru² pergi dari hadapan Freen. Hal itu membuat ibu dan juga Freen tampak memicingkan matanya karna bingung dengan sikap Becky
Malam harinya tepat pukul 7 malam, saat Becky baru keluar dari kamarnya dan berniat untuk turun karna ini sudah makan malam. Gadis itu melirik ke arah kamar Freen berfikir keras untuk memanggil Freen sekalian atau tidak. Pasalnya semenjak kejadian tadi, mereka berdua belum lagi bertemu dan komunikasi. Becky berfikir, Freen sangat sibuk dengan pekerjaannya sementara dia tadi memutuskan untuk tidur siang
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTER
FanfictionHidup di lingkungan kekerasan dan pembunuhan sedari kecil membuat seorang Freen Olivia Anderson tumbuh menjadi pribadi yg kejam dan tanpa ampun. Hingga dia akhirnya tidak sengaja bertemu dengan seorang gadis yg langsung mencuri perhatiannya.