Pagi ini Becky mendapat kabar tentang ibunya yg harus di larikan ke rumah sakit dan perlu penanganan. Ibu Becky harus segera di operasi jika tidak bisa membahayakan keselamatannya
Tanpa berpikir panjang sesampainya Becky di rumah sakit, ia menyetujui apa yg dokter katakan untuk mengoperasi ibunya. Namun dokter itu mengatakan jika Becky harus mengurus administrasi lebih dulu baru bisa di lakukan penanganan
Freen yg ikut serta dan mendengar ucapan dokter itu hampir saja ia tidak bisa mengontrol emosinya. Freen segera meminta Nam untuk mengurus semua biaya yg di perlukan agar ibu Becky bisa segera di operasi
Melihat Becky yg sangat panik karna kondisi ibunya membuat Freen membawa wanita itu ke dalam pelukannya untuk sekedar memberikan ketenangan
Becky yg tidak punya tenaga untuk menolak dan melawan pun hanya bisa menerima perlakuan Freen. Yg ia pikirkan hanyalah keselamatan ibunya. Becky juga sangat bersyukur karna Freen, ibunya bisa segera mendapatkan penanganan. Dan sepertinya Becky harus membuang egonya terlebih dahulu demi ibunya
"Tenanglah, ibumu pasti akan baik² saja" Freen mengucapkan itu sembari masih memeluk tubuh mungil milik Becky. Dan entah Freen sadar atau tidak tapi bibir itu mencium pucuk kepala wanita yg ada di pelukannya
Tentu saja Becky menyadari apa yg Freen lakukan barusan. Namun entah mengapa tubuhnya seakan tidak menolak dengan perlakuan Freen itu. Becky juga merasa nyaman saat berada di pelukan wanita yg menurutnya menyebalkan ini
Jam demi jam berlalu namun lampu di ruang operasi itu belum berganti warna. Di dalam sana para dokter masih berusaha untuk melakukan yg terbaik untuk menyelamatkan nyawa seseorang
Dua orang wanita masih duduk di depan ruangan itu. Salah satu wanita itu masih mendekap wanita yg satunya, wanita yg terus memanjatkan doa untuk keselamatan ibunya
"Kenapa lama sekali?"
"Sabarlah. Dokter sedang berusaha"
"Ibu akan selamat kan? Operasinya akan berhasil kan?"
"Itu pasti"
Pintu terbuka dan seorang dokter keluar. Mengabarkan jika operasi berjalan dengan lancar. Kondisi pasien juga stabil dan hanya menunggu waktu untuk memindahkannya ke ruang inap
Beban yg ada di pundak Becky seketika sirna. Ia berucap syukur dan bernafas lega karna operasi yg di jalani ibunya berjalan sesuai yg di harapkan. Ucapan terimakasih tak lupa dirinya ucapkan pada dokter yg telah berjasa, juga kepada Freen orang yg memperlancar semuanya. Jika bukan karna Freen yg membantu membayar administrasi, mungkin ibunya tidak akan bisa segera di tangani
"Terimakasih banyak miss. Mulai sekarang saya akan bekerja dengan baik pada anda. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih" ucap Becky membungkukkan badannya di depan Freen
"Ada apa denganmu? Kenapa kau jadi formal seperti ini padaku?" ucap Freen yg heran karna Becky memanggilnya dengan sebutan "miss"
"Saya bekerja dengan anda jadi sudah sewajarnya saya hormat pada anda. Dan juga saya minta maaf atas sikap saya kemarin yg tidak sopa. Saya tidak akan mengulanginya dan akan bekerja dengan baik"
Dua orang yg berdiri tak jauh dari tempat Freen dan Becky tampak saling menatap seperti memberi isyarat jika apa yg mereka pikirkan sama
"Sepertinya harimau betina sudah mulai tunduk" bisik Heng
"Sstt.. Biarkan saja, miss Freen akan lebih mudah bertindak jika mangsanya sudah luluh begitu" balas Nam
-------
Ibu Becky kini sudah di pindahkan ke kamar inap. Semuanya normal dan hanya tinggal menunggu sadar saja. Kamar ini adalah kamar VVIP yg tentu saja memiliki fasilitas lengkap dan harganya pun tentu tidak murah. Freen yg menyiapkan kamar ini untuk ibu Becky. Walaupun awalnya Becky meminta kamar inap yg biasa saja tapi apapun yg sudah menjadi keputusan dari seorang Freen tidak ada satupun yg bisa membantahnya
Sebenarnya hari ini jadwal Freen cukup padat. Bertemu dengan beberapa client dan beberapa pekerjaan lainnya. Namun Becky diperintahkan untuk menjaga ibunya saja di rumah sakit, sedangkan pekerjaannya di serahkan pada Nam dan juga Heng
"Ada apa miss? Anda terlihat sangat gelisah" tanya Nam
"Tidak apa" balas Freen singkat
"Kau tidak bisa berbohong padaku miss. Aku tau kau mengkhawatirkan gadis itu"
"Aku tidak peduli dengannya"
"Mulut dan hatimu berkata berbeda. Jika kau memang menginginkannya jadikan dia milikmu. Untuk apa malah diam seperti itu. Miss Freen yg aku kenal bukan orang lemah seperti ini"
"Ucapkan sekali lagi? Kau bilang apa? Sepertinya kau sudah bosan Hidup Nam"
"Aku berkata benar. Jika kau tidak bisa memilikinya dengan lembut, gunakan cara kasar seperti yg biasa kau lakukan jika kau menginginkan sesuatu"
"Yg di katakan Nam memang benar miss. Aku rasa memang anda harus menggunakan cara kasar agar gadis itu menjadi milikmu" ujar Heng
"Kalian berdua akan segera menemui ajal kalian sebentar lagi"
Freen turun dari mobilnya dan langsung masuk ke dalam kantornya diikuti oleh Nam dan juga Heng. Mereka memasuki lift khusus untuk menuju ruangan Freen
Kembali ke rumah sakit
Gadis muda berparas bule itu masih dengan setia menunggu ibunya yg masih terbaring di atas ranjang rumah sakit. Sudah beberapa jam semenjak selesai operasi tadi, namun ibunya belum juga sadar. Tapi hal itu tidak membuat Becky putus asa, apalagi dokter bilang jika semuanya normal dan hanya menunggu waktu saja
"Ibu, apa ibu tidak ingin bangun dan melihatku? Kenapa ibu suka sekali tidur?" Becky mengusap lembut tangan ibunya berharap sang ibu akan segera bangun
Tak berselang lama, Becky melihat ibunya menggerakkan jari²nya. Ia segera memanggil dokter untuk memeriksa keadaan ibunya
"Kondisi ibu nona semuanya baik. Tapi mungkin masih butuh beberapa hari lagi untuk kami memeriksa setelah operasi kemarin. Jika bisa pulih lebih cepat lebih baik dan boleh pulang nantinya"
"Baiklah. Terimakasih dok"
Becky kembali menghampiri ibunya. Senyuman yg masih lemah itu tampak di wajah ibu ketika melihat putrinya.
Mobil berisikan 3 orang di dalam nya ini sedang berjalan membelah kota yg cukup ramai di sore hari
Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya, Freen meminta Nam dan juga Heng untuk menemaninya kembali ke rumah sakit. Bukan merasa khawatir atau apa, namun Freen hanya ingin melihat keadaan ibu Becky. Tidak, sebenarnya itu hanya alasannya saja. Baik Nam dan Heng sudah tau jika boss nya ini ingin bertemu dengan Becky
Seharian ini Freen tampak tidak terlalu bersemangat dan sering melamun. Walaupun raganya ada di kantor tapi pikiran dan jiwa Freen seperti ada di tempat lain
Mungkin Becky gadis yg di klaim adalah milik Freen itu sudah mengambil seluruh atensi wanita yg dulu sangat gila kerja itu. Sekarang tidak adanya Becky di sampingnya, seperti terasa ada yg kurang dan hampa
"Kita beli makanan dulu"ucap Freen tampa mengalihkan pandangannya
"Apa yg ingin anda beli miss?"
"Apa saja untuk Becky. Aku tidak ingin dia mati"
"Ah baiklah miss"
Jangan lupa komen dan vote ya guys :)
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTER
FanfictionHidup di lingkungan kekerasan dan pembunuhan sedari kecil membuat seorang Freen Olivia Anderson tumbuh menjadi pribadi yg kejam dan tanpa ampun. Hingga dia akhirnya tidak sengaja bertemu dengan seorang gadis yg langsung mencuri perhatiannya.