Sastra menatap layar CCTV dengan dahi mengernyit. Gambar di monitor terlihat kabur, bersemut, dan gelap di bagian penting. CCTV itu milik seorang warga yang tinggal tak jauh dari tempat kejadian. Namun sayangnya, sistem pengawasan itu sedang bermasalah malam itu. Gambar pelaku nyaris tak terlihat.
"Disetting seperti bunuh diri... tapi..." gumam Sastra sambil menatap dalam.
Matanya lalu tertuju pada sebuah mobil tua yang terparkir tidak jauh dari TKP. Ia mendekat, mencoba mencocokkan plat nomor dan model mobil yang sempat disebutkan saksi.
"Aku ingin tahu... dia benar-benar bunuh diri, atau dibunuh," ucap Sastra pelan, nyaris seperti sedang bicara pada bayangan dirinya sendiri.
☠️☠️☠️☠️
Sementara itu, di tempat lain, Ratna tengah berbicara di telepon, suaranya terdengar sinis dan arogan.
"Iya, aku tahu. Handero itu sebenarnya sangat mudah ditaklukkan. Dia sudah bau tanah, kau tahu?"
"Maksudmu?"tanya suara di ujung telepon.
"Maksudku, bisa saja aku membunuhnya setelah aku mengambil alih perusahaannya."
"Kau ingin membunuhnya?! Itu ide gila, kau sadar itu? Kau tak ingin membalas budi?"
Ratna terkekeh, dingin.
"Aku akan berpura-pura ramah padanya untuk sementara waktu. Setelah itu... biar dia mati. Aku muak dengan wajah tuanya."
"Uang yang kau pakai... hanya untuk menyalon? Dasar wanita."
"Aku tidak sebodoh itu, tahu? Menurutmu bagaimana aku bisa naik sampai ke posisi ini? Uanglah jawabannya. Bukankah kau juga wanita?"
" Bukankah kau hampir mati terakhir bertemu dengan ketua Han? "
Hening sesaat, Ratna tidak menjawab pertanyaan itu.
"Maaf... baiklah, kita sudahi perbincangan ini."
Telepon dimatikan, tangan Ratna bergetar hebat. Kilasan kilasan mengerikan muncul di benaknya.
Tanpa disadari Ratna, percakapan itu direkam-oleh orang yang sangat tidak ia sangka.
☠️☠️☠️☠️
Sastra kembali ke mobil misterius di dekat TKP. Ia berhasil mengambil rekaman dasbor dari kamera tersembunyi. Detik-detik sebelum Agler ditemukan tewas tertangkap sebagian di sana. Ada percakapan-suara pelaku terdengar samar namun cukup jelas.
"...napi itu... kau ada disana bukan? "
Agler menjawab dengan suara panik dan terbata-bata.
"Dia... dia tahu tentang kami... tentang Zodiac..."
Sastra menelan ludah. Tangannya mengepal. "Zodiac..." katanya pelan.
Ia tahu rekaman ini berbahaya. Maka ia menyimpannya di tempat aman dan membawanya ke seseorang.
☠️☠️☠️☠️
Di dermaga yang sepi, tempat pertemuan rahasia...
"Dia bukan anggota Zodiac!!" seru Oscar sambil menghantam tiang kayu dengan tongkatnya.
"Menurut kalian, siapa napi yang dimaksud pria itu?" tanya Ratna sambil menyalakan rokoknya.
"Apa kalian takut? Jika dia mengacau, tinggal bereskan saja. Apa susahnya?" ucap Sastra dengan nada dingin, nyaris seperti menantang.
Oscar melirik tajam. "Aku tak ingin mengotori tanganku lagi. Kau saja yang bereskan."
"Gemini? Dia adalah gangguan. Jangan biarkan dia hidup lebih lama,"ujar Ratna dengan mata menyala penuh amarah.
"Apakah dia yang membunuh Damian?"tanyanya kemudian.
"Tidak," jawab Sastra. "Kasus Damian itu terlalu rapi. Ini... terlalu sembrono."
Sastra menoleh ke Oscar.
"Tato itu... sudah kau hapus?"
Oscar menggeleng. "Masih membekas. Tak bisa dihilangkan sepenuhnya."
☠️☠️☠️☠️
Laporan autopsi keluar. Agler dipastikan mati karena luka tikaman. Namun, bagian paling mengerikan adalah bekas luka di leher-kulitnya dikelupas dengan sengaja, nyaris seperti simbol.
Tim penyelidik dikerahkan. Ace dan Delio, dua agen muda yang penasaran, menemukan tas di tong sampah cukup jauh dari TKP. Di dalamnya, mereka menemukan sebuah ponsel tua yang merekam kejadian malam itu.
"Gemini? Apa dia anggota Zodiac?"tanya Ace sambil memperbesar video di layar ponsel.
"Gue baru dengar rasi itu. Setau gue, nama itu nggak ada di daftar anggota Zodiac yang pernah kita tangani,"** jawab Delio, masih mengacak-acak isi tong sampah.
"Kenapa ponsel ini ngerekam? Jangan-jangan dia udah tahu kalau bakal mati malam itu..."
Delio mengangkat alis, lalu menunjukkan cuplikan video lain.
"Kayaknya dia udah sinting. Liat aja nih..."
Di video, Agler menari-nari aneh, memegang foto sebuah artefak kuno dan setangkai bunga kenanga yang layu.
Ace terdiam"Kenanga... artefak... Zodiac... Apa hubungannya semua ini?"
To be continued...
**

KAMU SEDANG MEMBACA
UNPACk
General FictionKorupsi, adalah hal yang lumrah terjadi di dunia politik. Tuan Damian Altero, ketua partai besar sekaligus calon wali kota di ibu kota.Merupakan anggota dari Han Corporate yang diketuai ketua Handero atau yang akrab di panggil ketua Han yang mem...