Korupsi, adalah hal yang lumrah terjadi di dunia politik. Tuan Damian Altero, ketua partai besar sekaligus calon wali kota di ibu kota.Merupakan anggota dari Han Corporate yang diketuai ketua Handero atau yang akrab di panggil ketua Han yang mem...
“ ayah, ayah Ace bukan penjahat” teriak seorang anak kecil yang melihat sang ayah dibawa oleh para polisi.
Ace terbangun dari mimpi buruknya. Keringat bercucuran disekujur tubuhnya. Ia mengelap seluruh keringatnya itu. Ace menghela nafas berat mengingat mimpi yang selalu ia alami setiap tidur. Ia bergegas bersiap untuk bekerja. Ace menengok ke kamar Delio dan tak ada orang disana. Laptopnya masih menyala dan menampilkan sebuah laporan mengenai kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Gemini. Ace yang menyadari bahwa Delio berada di ruangan rahasia miliknya pun bergegas menuju kesana. Ruangan rahasia itu dapat dibuka dengan mengubah posisi dari sebuah patung tangan. Begitu posisi patung diubah, ruangan rahasia dibalik tembok pun terlihat. Ruangan itu adalah markas dari GEMINI. Delio berdiri didepan foto-foto yang tertempel di dinding.
“ siapa lo sebenernya?” tanya Delio tanpa membalikan badan.
Ace hanya terdiam disana. Delio kembali bertanya” jangan bilang kalo lo ....”
“ terus? Kalo gue emang Gemini kenapa? Lo dah tau semuanya kan?” jawab Ace santai. Ia kemudian duduk di kursinya sambil mengelus sebuah pisau.
“ lo tau semuanya kan Ace? Lo tau tentang orang tua gue kan?! Jawab !!!” bentak Delio dengan penuh emosi.
“ maksud lo Ocean sama Vilia? Mereka hilang kan? Gue nggak tau”
Delio yang geram pun menarik kerah baju Ace dan menghajar muka Ace hingga mulutnya robek. Ace yang tersulut emosi pun juga hendak menikam Delio menggunakan pisau yang ia bawa namun tangannya tertahan. Otaknya ingin sekali menikam dan menghabisi Delio saat itu juga namun hatinya berkata lain.
“ bokap lo yang udah nyulik orang tua gue kan?”
Ace yang mndengar ucapan Delio pun benar-benar tak dapat mengontrol emosinya, tangan mulai mengayunkan pisau dan hendak menghujamkannya pada Delio. Namun serangan dari Ace itu dibalik oleh Delio sehingga tak sengaja mngenai perut Ace. Darah mulai keluar dari luka itu dan membuat Ace tak sadarkan diri. Delio mencoba untuk menekan pendarahan dan segera menelpon ambulance.
Delio menunggu Ace di rumah sakit. Dalam hatinya ia merasa khawatir akan kedaan rekannya itu. Kejadian tadi sangat diluar perkiraannya.
"Kenapa dia harus jadi Gemini? "
Delio berucap pelan sambil memandang kearah rekannya yang terbaring lemas. Tak lama kemudian, Leora datang dengan raut cemas. Segera Leora menemui Delio dan bertanya mengenai keadaan Ace.
"Dia kenapa? Dia dimana sekarang? Kondisinya gimana? " Tanya Leora cemas.
"Dia kena pisau, dia didalem sekarang"
Tanpa pikir panjang, Leora bergegas masuk kedalam ruangan Ace. Ia mengusap pelan rambut Ace.
"Woy bego!! Bangun, ngapain lo disini!? "Ujar Leora berusaha membangunkan Ace yang terbaring lemas.
Dari arah luar Delio beranjak meninggalkan rumah sakit dengan perasaan tak karuan. Dalam keadaan tak karuan itu , ia ditemui oleh Oscar yang mengajaknya bicara di suatu tempat.
☠️☠️☠️☠️☠️☠️
" Kau ingin tau keberadaan Ocean? " Tanya Oscar pada Delio.
"Pak Oscar, dari mana anda tau tentang Ocean? " Tanya Delio penasaran.
Oscar tersenyum licik dan menepuk pelan bahu Delio.
"Dia bawahan ku dulu 13 tahun lalu tepatnya" Mendengar hal itu, Delio sentak memegang tangan Oscar dan memandangi penuh harap.
"Benarkah? Dimana ia sekarang pak? " Tanya Delio.
"Aku tidak akan memberi informasi ini percuma padamu, ada bayaran buatku? " Ucap Oscar.
Delio terdiam, tetapi demi mengetahui keberadaan sang ayah Delio pun menanyakan bayaran yang diminta Oscar.
"Apa bayaran yang Anda minta? "
"Tak banyak, kau pasti tau Gemini bukan? Tak mungkin bila kau tak tau, tangkap dia dan serahkan padaku" Ucap Oscar sambil tersenyum seringai.
Delio sontak terdiam, dalam raganya lantas terjadi pergeludan ego dan hati yang harus memilih sahabat atau keberadaan sang ayah.
"Semakin cepat kau menangkap Gemini, semakin cepat pula kau mengetahui keberadaan Ocean" Ucap Oscar sambil berlalu pergi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Baron Muneer
☠️☠️☠️
Ace terbangun dari pingsannya, dalam keadaan setengah sadar itu matanya mulai memandangi sekitar hingga pandangannya terhenti di pinggir ruangan, seorang wanita tertidur di senderan sofa dalam ruangan itu. Pandangannya mulai berkunang kunang, dan hatinya mulai bergetar, spontan pria itu memegang dahinya yang mulai terasa pusing itu.
"Dasar menjengkelkan" Gumam Ace.
Ia menggeleng cepat dan akhirnya mulai tersadar sepenuhnya.
"Leora? "
Wanita yang semula tertidur itu pun terkaget dan beranjak dari posisi bersandarnya.
" Lo udah bangun? " Tanya Leora sambil mengucek matanya yang masih terasa lengket.
" Gw kenapa? Arrgh" Ace meringis kesakitan sambil memegang perutnya yang diperban.
" Lo ketikam pisau, lo ngapain juga make pisau di deket perut? Aneh bangsat. Lo jangan aneh aneh!! " Ucap Leora yang matanya mulai berair. Sepertinya wanita itu berusaha menahan luapan emosi dan rasa khawatirnya terhadap pria itu.
"Kapan gw make pisau? " Pria itu bertanya dengan alis yang terangkat sebelah. Dia benar benar tak sadar dengan apa yang telah terjadi.
" Lo kenapa sih Ace? Jelas jelas lo ketikam pisau dan lo masuk UGD tadi" Ucap wanita yang beralih posisi dari posisi duduknya.
" Gw tidur Ra dari tadi, bangun bangun gw udah disini, ergh" Pria itu meringis kesakitan dengan tangan yang memegangi keningnya. Pandangannya mulai kabur dan
" Bukan urusan lo, mending lo cabut dari sini" Ucapan itu terlontar dari mulut pria itu. Tatapannya yang semula penuh tanya dan kebingungan berubah menjadi tatapan tajam dan mengerikan.
"Ace? " Panggil Leora berusaha menyadarkan.
Pria itu tidak menggubris panggilan dari Leora. Ia mencabut kasar jarum infus yang menancap di pembuluhnya. Darah mulai keluar dari bekas jarum yang kian lama mulai membasahi telapak tangan pria itu.
Leora yang melihat darah yang keluar dari tangan berurat pria itu pun terkejut dan khawatir.
" Heh bego!! Ngapain lo cabut tuh jarum, bentar gw panggilin dokter dulu" Ucap Leora yang panik disusul dengan langkahnya yang cepat di Koridor.
☠️☠️☠️☠️
" Gw udah manggil dokter " Ucap Leora sambil memutar gagang pintu kamar disusul oleh dokter yang berada tak jauh darinya.
Kosong
Kamar itu kosong, tak ada Ace disana, hanya tetesan darah yang mulai mengering di lantai kamar itu.
" Kemana lagi tu bocah" Ujar Leora sambil menepuk dahinya pelan.