27. Masa lalu Wiena

0 0 0
                                    

Setelah perbincangan singkat dengan ayahnya, Wiena menatap sendu kearah langit langit rumah dengan cat abu abu itu. Ia menghembuskan nafas kasar setelah mengingat apa yang telah dilaluinya selama ini.

"Harusnya dulu gw dengerin ayah........

Ia menjeda kalimatnya " Misi mungkin juga bakal lancar walau gw ngga nikah sama Damian " Mukanya tertekuk dengan begitu sempurna di wajah tirusnya.

Pikirannya menjalar semakin kedalam dan membawanya ke ingatan masa lalu dimana semuanya bermula untuknya.

Mei 2020

Ace yang baru saja melaksanakan wisuda kelulusannya di Akademi Kepolisian. Salah satu dari sekian ribu rencana yang telah ia persiapkan sejak lama. Dibantu oleh Davindra, sahabat dari Baron muneer dan putrinya yakni Wiena.

Malam di bulan Mei ini tampak seperti malam - malam yang telah dilewati oleh Wiena bersama Ace dan kepribadian gandanya.  Bedanya, malam ini  adalah hari dimana Wiena mengusulkan sebuah rencana yang mengubah hidupnya.

"  Aku sudah memikirkannya matang matang paman, aku yakin akan berhasil" Ucap Ace muda dengan penuh semangat.

" Aku bantu apa?  Aku ngga mau jadi beban doang" Wiena yang duduk di sofa merah maroon itu tampak merengek meminta bagian dalam misi. Ia melempar  gumpalan kertas yang berceceran dilantai tepat mengenai wajah Ace.

" Lo mantau aja Na, toh lo juga cewe" Ucap Ace sembari memunguti gumpalan kertas yang berceceran di lantai.

Wiena yang mendengar ucapan Ace barusan membuatnya kesal. Ia lantas menatap sendu ke arah Davindra, ayahnya yang duduk di kursi kayu dekat Ace berdiri. Peka terhdap tatapan sang putri, Davindra pun meletakkan cangkir teh yang berada di tangannya di meja.

"Wiena, ayah tau kamu itu anak yang tangguh, tapi ayah tidak mau kamu terluka" Ucap Davindra dengan suara dan sorot mata yang teduh, tak seperti wajahnya yang garang seperti biasanya.

Ck

Leora berdecak kesal mendengar respon ayahnya yang tak sesuai harapannya.

" Bener tuh, lo cewek na dan gw ngga mau kehilangan lo" Ungkap Ace sambil mengusap kasar rambut Wiena hingga membuatnya berantakan. Pria itu tampak puas melihat wajah Wiena yang terlihat sangat kesal padanya.

Ace pun beranjak dari sofa serta kembali memunguti kertas yang berantakan. Sungguh pria itu telah membuang buang lusinan kertas untuk membangun rencana yang akan melibatkan banyak darah.

Wiena yang memiliki unek unek sebelumnya pun menarik napasnya dalam dalam untuk menyiapkan mentalnya untuk mengungkapkan gagasannya.

" Aku punya ide, dan aku harap kalian mau nerima " Ucapan Wiena itu menarik pandangan setiap orang untuk melihat kearah wanita itu.  Eiena menarik kurva keatas yang tampak sangat jelas di wajahnya yang masih tembam itu.

" Janji ngga marah ya" Wanita itu mengangkat jari kelingkingnya walaupun tidak ada seorangpun dari ke2 pria itu yang berinisiatif menautkan jari kelingkingnya.
Ace yang tadi memandang kearah Wiena pun mengalihkan pandangannya dan kembali memunguti kertas di lantai.

" Aku ingin menikah dengan Damian"

Pffftt

Damian terkejut hingga menyemburkan air teh yang baru saja ia minum. Ace yang mendengar ucapan Wiena barusan pun hanya melirik dari ekor matanya, berharap bukan Wiena yang mengucapkan hal itu.

" APA KAMU GILA??! " Bentakan itu terlontar begitu saja dari mulut pria setengah abad itu.

" Engga, Wiena serius. Kalo dipikir pikir kan lebih gampang kalo nyerang dari dalam" Ucap Wiena dengan tarikan kurva lebar dengan mata yang turut tersenyum.

UNPACkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang