Sudah satu bulan sejak transplantasi ginjal itu dilalui oleh Ace dan kini hubungannya dengan wanita reporter itu kian dekat namun tidak dengan hubungan Ace dengan Delio, sahabat sekaligus rekannya di kepolisian. Sejak identitasnya sebagai Gemini terbongkar, Ace sudah tidak pernah bertemu dengan pria itu. Kekosongan juga mulai menghampiri dirinya.
Rumah besar di tengah kota itu, kini kembali sepi dan suram tanpa adanya Delio. Padahal sudah lama Ace hidup di rumah besar itu sendiri, namun mengapa kali ini rasanya beda? Seperti ada yang hilang.
Ace mengacak acak kesal rambutnya, di balkon rumah itu semilir angin malam menemani pria itu dengan segala pertanyaan di kepalanya. Ia melihat bayangan dirinya di kaca pintu balkon.
" Jangan bilang manusia itu sudah membuatmu berubah?" " Bayangan itu seolah berbicara padanya.
" Gw udah muak ngilangin nyawa orang "
" Bukannya kau sendiri yang ingin menghabisi mereka?
Ayolah hanya karena tikus itu kau jadi berubah "" DIAM!!! " Ace menghantam keras kaca didepannya hingga pecah. Malam yang semula hening itu pecah begitu saja setelah pria itu menghantam kaca itu.
Ace terduduk lesu di lantai balkon yang dingin. Angin malam yang dingin itu menusuk permukaan kulit yang dihiasi oleh tonjolan urat. Ia meringkukkan tubuhnya diantara lipatan kakinya.
Kenapa harus Ace ya Tuhan? Ace pengin kaya orang orang yang lain, bisa sama orang tuanya tanpa harus mikirin tentang balas dendam, tapi....
Kalau bukan Ace, siapa lagi yang bakal nyari keadilan buat Ace?
☠️☠️☠️☠️☠️
" Ini bau apa ya? " Pak Wiryo menjepit hidungnya sambil mengibas ngibaskan tangan berharap aroma busuk itu segera pergi.
Anggota polisi bernama Devan memutarbalikkan kursinya
" Mungkin tikus mati kaya kemarin pak "Memang ,beberapa hari lalu di kolong meja pojok ditemukan bangkai tikus disana.
" Apa kita perlu membeli pengharum ruangan pak? " Tanya Devan menawarkan.
" Sepertinya kita harus kerja bakti minggu ini, baunya sepertinya akan memburuk jika diberi pengharum ruangan" Jawab pak Wiryo sambil terus mengibas kibaskan tangannya.
" Oya, polisi muda itu tidak berangkat lagi ya? "
Devan menaikkan sebelah alisnya " Polisi muda? Maksudnya Ace? Dia sakit pak "
" Mengapa tidak izin?? Dan dimana Delio? " Tanya Pak Wiryo sambil memandangi sekitar hingga matanya tertuju pada dua kursi yang kosong.
" Dia entah kenapa selalu alfa pak"
Braak
Suara benda terjatuh terdengar dan mengheningkan seisi ruangan. Pak Wiryo bersama beberapa orang lainnya menghampiri sumber suara. Pencarian suara itu membawa semua orang ke bangunan penjara dimana Davindra bekerja. Ya, kantor polisi tempat Ace dan Delio bekerja bersebelahan dengan penjara.
Davindra yang tengah menyeduh teh di ruangannya pun terkejut ketika Davindra bersama anak buahnya datang di penjara itu.
" Tumben kau datang kemari!? " Davindra tampak tak suka dengan keberadaan ketua polisi itu di daerahnya." Kau tak suka aku kemari? " Wiryo berjalan menyusuri lorong penjara itu bersama beberapa orang lain yang menyusuri daerah lain di sudut penjara yang cahayanya remang remang.
Wiryo menghentikan langkahnya ketika menemukan sel dari Ratna tampak hening dan tercium bau busuk dari sana.
" Buka sel ini " Suruh Wiryo pada Davindra yang tengah duduk di bangku pinggir ruangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNPACk
General FictionKorupsi, adalah hal yang lumrah terjadi di dunia politik. Tuan Damian Altero, ketua partai besar sekaligus calon wali kota di ibu kota.Merupakan anggota dari Han Corporate yang diketuai ketua Handero atau yang akrab di panggil ketua Han yang mem...