3. Bisu

240 11 0
                                    

Seperti keluarga pada umumnya mereka akan turun dan makan dan mengobrol bersama di ruang makan keluarga.

Langit dan Bintang turun dari tangga dan berjalan untuk makan bersama kedua orang tuanya. Seperti biasanya langit akan langsung di sambut dan di beri pelukan hangat oleh sang ibu yaitu Anna.

Namun berbeda dengan bintang, bintang sama sekali tidak pernah mendapatkan pelukan bahkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, entahlah bintang pun tidak mengerti. Apakah mungkin karena dia anak yang kurang normal karena tidak bisa berbicara karena bisu, atau karena memang kehadirannya memang tidak di harapkan sama sekali di keluarga ini.

Bintang dan Langit akhirnya duduk untuk makan, bintang dan kedua orang tuanya selalu berbincang seru, mereka selalu asik bertiga sampai melupakan kehadiran bintang di sampingnya. Namun bintang pula sadar tak mungkin mereka bertiga nyaman berbicara dengan orang bisu seperti dia maka dari itu bintang hanya bisa menyimak pembicaraan ketiganya.

Pah, mah, besok aku dan kak bintang kami akan melakukan ujian" Ucap Langit.

Wah bagus doang, kamu harus lebih giat lagi belajar nya biar dapet nilai bagus" sahut sang ayah Rey.

Papah ini gimana sih? Langit kan emang anak yang pandai, dia gak perlu belajar lagi karena tanpa belajar pun langit pasti akan dapet nilai bagus" ucap Anna sambil mengusap lembut rambut langit.

"Kapan aku di perlakukan Special oleh mereka? Kenapa tuhan kasih bintang takdir kaya gini? Bohong kalau bintang gak merasakan iri dan sakit hati setiap kali melihat perlakuan mamah papah yang berbeda kepada bintang dan langit" batin bintang.

"Memang besok kamu ada berapa ujian?" Tanya Rey.

Langit menjawab dengan semangat "besok ujian lisan sama test tulis pah" Jawab Langit.

Tiba-tiba Rey dan Anna saling menatap dan langsung melirik ke arah Bintang yang tengah makan. Bintang memilih tidak mendengarkan percakapan antara ketiganya karena dia tidak ingin merasakan sesak dan sakit karena pembicaraan ayah ibu dan adiknya itu.

"Tes lisan? Lalu bagaimana dengan kamu bintang? Kamu kan tidak bisa bicara?" Tanya Anna pada bintang.

Bintang tersenyum dan menjawab dengan bahasa isyarat "tidak apa-apa mah, mamah jangan khawatir, bintang sudah disediakan penerjemah seorang guru yang bisa bahasa isyarat" Jawab Bintang

"Oh, baguslah jika begitu, setidaknya kau tidak membuat adikmu malu nantinya" Ucap Anna.

Mendengar ucapan sang ibu Bintang merasakan sakit di dada sebelah kirinya, dia ingin sekali berbicara bahwa dia pun tidak ingin seperti ini dan tidak ingin membuat keluarga nya malu.

"Jika bisa memilih bintang juga gamau kaya gini mah, pah, bintang gamau bintang malu" hati bintang

"Namun sayang, takdir bintang tidak se indah orang lain"

Bintang dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang