11. Cinta

191 10 2
                                    

Langit dan jingga terus mencari bintang, mereka memutuskan untuk berpencar. Di antara derasnya hujan bintang duduk termenung sendiri disebuah danau

"Kenapa? Kenapa takdir ku seperti ini tuhan? Ucap nya sambil menangis.

Tak lama setelah itu jingga melihat bintang dan langsung menghampirinya.

"Bintang" Teriak Jingga.

Bintang melirik kebelakang dia melihat jingga tengah berlari menghampirinya. Jingga langsung memeluk bintang sambil menangis dia berkata.

"Bintang, gak apa-apa kamu jangan sedih ada aku disini, jangan nangis ya kamu harus kuat" ucap jingga.

Ada sedikit rasa bahagia juga lega dalam hati bintang, pasalnya ia tidak pernah dianggap bahkan di cari oleh siapapun keberadaan nya, berbeda dengan jingga.

Bintang menatap jingga lalu berkata dengan bahasa isyarat nya.
"Maaf telah mengusahakan mu, kenapa kamu mencari ku jingga? Sekarang sedang hujan"

"Aku sangat menghawatirkan dirimu bintang" ucap jingga.

"Apa, jingga menghawatirkan diriku?" Ucap bintang dalam hati.

"Ayo kita kembali kesana, langit mengkhawatirkan dirimu bintang, dia tadi mencari dirimu" ucap jingga.

"Dimana dia sekarang?" Tanya langit dengan bahasa isyarat nya.

"Mungkin dia mencari mu ke tempat lain bintang, yasudah ayo kita kembali tak apa jika kau tidak ingin kembali ke tempat tadi, kita bisa pergi ketempat lain dan mencari langit" balas jingga.

Saat jingga dan bintang hendak berdiri tiba-tiba jingga tersandung dan langsung terjatuh menimpa bintang

Seketika waktu seakan berhenti, mereka berdua merasakan getaran cinta, jingga seakan di buat nyaman oleh keadaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seketika waktu seakan berhenti, mereka berdua merasakan getaran cinta, jingga seakan di buat nyaman oleh keadaan.

Mereka berdua merasa canggung, taklama setelah itu langit datang, dia melihat jingga tengah berada di pelukan bintang, ada rasa cemburu didalam hati langit namun dia hanya bisa diam karena dia tahu bahwa jingga bukanlah siapa-siapa.

*****

"Bintang maafin aku, aku gak sengaja tadi"ucap jingga.

"It's oke jingga" balas bintang.

"Njirr,,malu banget gue, tapi kenapa ya gue nyaman banget berada dipelukan bintang, apa jangan-jangan gue suka ya sama dia" batin jingga.

*****
Langit akhirnya memilih untuk menghampiri mereka berdua.

"Kak bintang, Lo gpp kan?" Tanya langit.

"Iya gue gak apa-apa, thanks ya udah cari gue, maaf kalau gue nyusahin Lo" balas langit dengan bahasa isyarat nya.

"Maafin gue ya kak, maafin papa sama mama juga, gue bakalan bicara sama mereka Lo tenang aja ya" ucap langit.

"Gausah Lang, gue gak apa-apa gue udah biasa kok di giniin gak apa-apa"
Balas bintang.

"Sepertinya berat banget ya jadi bintang, gue jadi kasian sama dia" batin jingga.

Akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing.

*** Saat di rumah***

Sesampainya bintang dan langit dirumah Rey dan Anna tengah menunggu mereka berdua, Anna yang khawatir akan keadaan langit langsung menghampiri dan memeluk langit.

"Sayang, anak mami kamu gak apa-apa kan, yatuhan kamu sampai basah kuyup kaya gini" ucap nya dan langsung melirik bintang.

"Ini semua gara-gara kamu ya, dasar anak tidak tau diri sudah tidak bisa bicara nyusahin lagi, nyesel mamah lahirin kamu kedunia ini, andai aja kamu beneran mati" ucap Anna.

Deg, hati bintang kembali teriris sakit kali ini lebih sakit dari sebelumnya sampai bintang tidak bisa menahan air mata yang sedari lama ingin keluar.

"Se benci itukah mama padaku mah? Padahal aku hanya ingin dicintai layaknya mama mencintai langit sebagai putra mama" batin bintang.

Mendengar itu semua Langit langsung berbicara "mah, apa yang sudah mamah katakan hah? Apa pantas seorang ibu berbicara seperti itu? Apa pantas seorang ibu membeda-bedakan putra-putrinya? Mah aku kaya gini itu gara-gara mamah, kalau aja mamh gak bicara seperti tadi saat di tempat wisuda aku tidak akan seperti ini, wajar jika kak bintang merasakan sakit hati karena dia punya hati, tidak seperti mama dan papah yang tidak memiliki hati, langit benar-benar kecewa mah, pah sama kalian, orang tua macam apa kalian ini?" Ucap langit.

"Langit Bumintara, jangan kurang ajar kamu sama orang tua, jangan cuma gara-gara anak pembawa sial ini kamu berani ngelawan ucapan mama sama papah" ucap sang ayah Rey.

"Maaf mah pah, bukannya langit ingin melawan, hanya saja perlakuan kalian sudah melampaui batas, ingat kak bintang juga anak kalian, darah daging kalian, dan dia adalah kakak ku, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti nya termasuk mamah dan papah, maaf mah pah sekali lagi" langit langsung pergi membawa bintang meninggalkan ayah ibu mereka.

"Gara-gara anak itu, langit jadi mulai melawan sama kita pah" ucap Anna.

"Benar mah, kita harus memisahkan mereka berdua apapun caranya" ucap Rey.

"Mamah punya ide pah, kita kirim aja bintang ke luar negeri biar dia kuliah disana gimana?" Ucap Anna.

"Boleh juga sih mam, tapi papah ogah banget biayain dia selama disana " ucap Rey.

"Kita titipin aja dia ke yayasan dan kita bilang kalau dia anak yatim piatu mamah punya kenalan soalnya " ucap Anna.

"Nah kalau itu boleh di bicarakan " sahut Rey .

*****
Didalam kamar Bintang terus saja merenung, dia terus memikirkan ucapan orang tuanya. Dia tidak percaya ternyata kehadirannya memang tidak pernah di harapkan oleh kedua orangtuanya.

"Kak, Lo mau mandi duluan?" Tanya langit.

Bintang hanya terdiam tanpa merespon ucapan sang adik yang tengah bertanya kepadanya.

"Kak bintang, kak hallo" panggil langit kembali. Namun bukannya menjawab bintang malah pergi meninggalkan langit.

"Kak bintang, kak Lo mau kemana hey?" Teriak Langit

Langit terus mengikuti bintang, dia menarik tangan bintang "hey, kak Lo mau kemana? " Tanya langit sekali lagi.

Bintang mengepaskan pegangan tangan dari langit lalu dia berbicara dengan bahasa isyarat nya.

"Langit, jangan ikutin gue Lo balik aja ke kamar, gue mau ketemu seseorang "
Ucap bintang.

"No kak, Lo bakalan di marahin habis-habisan sama papah kalau dia tau, gue ikut aja yah biar kita dimarahin nya berdua" Sahut Langit.

"Nggak usah langit, justru kalau Lo ikut mamah sama papah bakalan marah besar, Lo di sini aja ya gue gabakalan lama-lama kok" Balas bintang lalu pergi.

Bintang sengaja pergi meninggalkan rumah, dia ingin bertemu dengan jingga, karena hanya jingga lah yang dapat dia ajak bicara soal masalah di dalam keluarga nya. Entahlah bintang sebelumnya tidak pernah bercerita tentang perasaan dan masalahnya kepada siapapun bahkan kepada langit sang adik, namun kali ini entah mengapa dia sangat nyaman dan percaya kepada jingga, padahal mereka baru saja kenal.

Bintang dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang