Sudah satu Minggu langit dan bintang mengikuti ujian kelulusan. Tepat pada hari ini mereka akan merayakan wisuda sekaligus hari ulangtahun mereka yang sama-sama di peringati pada tanggal hari dan bulan yang sama.Namun sayang seperti biasa keberadaan bintang memang tidak pernah dan tidak akan pernah di anggap ada oleh kedua orangtuanya.
Semua orang tengah berkumpul di dalam sebuah gedung, banyak siswa/i dan orang tua dari berbagai kalangan, begitupun dengan ayah bintang dan langit yang memang satu-satunya orang yang paling kaya di sekolah itu, mereka adalah orang pertama yang menyumbangkan sebagian hartanya untuk sekolah XXXX.
Pengumuman kelulusan pun telah di mulai, sekarang adalah bagian dari kelas langit dan bintang.
"Sekarang kita beralih ke kelas XIIA untuk peringkat ke tiga di raih oleh Bintang Cakrawala" semua orang bertepuk tangan.
"Hah, malu-maluin udah lulus juga masih aja peringkat tiga" ucap Anna.
"Dan untuk peringkat kedua di raih oleh "Jingga Putri Senjani"
"Dan untuk peringkat pertama tak lain dan tak bukan adalah Langit Bumintara putra dari pak Rey Darmawangsa dah ibu Anna Darmawangsa, beri tepuk tangan yang meriah, saya persilahkan untuk siswa dan juga wali murid untuk maju ke depan dan memberikan sepatah dua patah nya, begitu juga untuk ibu Anna dan bapak rey untuk bersedia memberikan sambutannya" ucap MC.
Mereka bertiga maju, begitu juga dengan orang tua jingga, langit dan bintang. Namun sayang Rey dan Anna hanya menemani langit tidak dengan bintang, bintang hanya berdiri sendiri tanpa di dampingi orang tuanya. Ayah jingga yang melihat lalu berdiri di belakang bintang, bintang yang melihat itu tampak bengong menatap ayah jingga.
"Udah gak apa-apa, biar saya di belakang kamu, tuh ambil mendali kamu"ucap ayah jingga.
Jingga yang melihat perlakuan ayahnya hanya bisa tersenyum "syukurlah ayah peka dan mengerti" batin jingga.
"Tuhan harusnya ayah atau ibu yang berada di belakang ku saat ini, bukan ayah dari orang lain, apa kalian selalu itu untuk mengakui aku sebagai anak kalian?"batin bintang.
Pelukan yang di berikan Rey dan Anna pada langit sangat tulus, terlihat dalam mimik muka mereka bahwa mereka sangat bangga terhadap langit.
"Kapan pelukan itu aku dapatkan, apa aku harus mati dulu supaya kalia peluk, atau bahkan setelah aku matipun kalian enggan untuk memeluk ku dan menganggap ku sebagai anak kalian?" Batin bintang.
"Nak, dimana ayah dan ibumu?" Tanya ayah jingga pada bintang.
Bintang akhirnya mengeluarkan buku dari saku bajunya dan menulis "ayah dan ibu saya berada di samping istri bapak" Tulis bintang.
Ayah jingga merasa kaget karena ternyata bintang tidak bisa bicara, lalu ayah jingga melirik ke arah Rey dan Anna.
"Apa mereka adalah orang tua mu?"
Tanya ayah jingga.Bintang mengangguk kan kepala dan tersenyum.
"Astaga, kasian sekali anak ini, orang tua macam apa mereka itu" batin ayah jingga.
Mereka akhirnya turun hanya Rey dan Anna yang tidak turun karena akan memberikan sambutan
"Terimakasih atas kesempatan nya, oh ya saya sangat bangga pada anak saya langit dia begitu hebat, dan terimakasih juga untuk sekolah dan guru yang telah membantu langit dala hal pembelajaran" ucap Rey.
"Begitupun dengan saya, saya sangat bangga terhadap anak saya, apalagi sekarang dia sedang berulang tahun yang ke 19 tahun"
Disaat Anna sedang berbicara ada seorang perempuan yang bertanya
"Bu Anna bukankah kalian mempunyai dua anak? Dimana dia?"
Ucap seorang perempuan.Anna dan Rey saling bertatapan lalu Anna menjawab "oh, ya tetapi dia sudah tidak ada, dia meninggal beberapa tahun lalu" ucap Anna dengan santai.
Deg, hati bintang sangat sakit dan terisis mendengar ucapan Anna tadi
"Mah, bintang gak nyangka mamah bilang kaya gitu" batin bintang.Langit yang mendengar itu semua tampak emosi dia ingin menghampiri Rey dan Anna namun bintang menahan nya dalam bahasa isyarat nya dia berkata "tidak apa-apa , aku baik-baik saja" Bintang lalu pergi meninggalkan ruangan dan berlari keluar.
Jingga dan langit langsung mengikuti bintang. Namun tidak menemukannya.
Bintang berlari dan dia tak kuasa menahan tangis, dia meluapkan semua rasa sakitnya yang telah lama ia pendam, dia berlari sambil menangis di temani oleh derasnya hujan hari itu. Langit di atas pun ikut menangisi takdir bintang yang begitu sakit.
"Ternyata mereka berdua menganggap aku sudah mati, tuhan kenapa aku harus menerima semua takdir ini? Apa salahku tuhan?"
~Bintang bumintara~
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang dan Lukanya
Teen Fiction"Hujan tak pernah tahu untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh." ~Bintang Cakrawala~ hallo guys, aku Yuli,, kali ini aku menulis sebuah cerita wattpad yang bertemakan BINTANG DAN LUKANYA cerita ini berisikan seorang anak le...